Kadar Vitamin C Apriyantono et al., 1989 Total padatan terlarut Oktaviany, 2002 Kadar Oleoresin Oktaviany, 2002 Rendemen Acceptable Product Oktaviany, 2002

ml HCL 0,02 N yang telah ditetesi indikator mensel sebanyak 3 tetes. Proses destilasi dihentikan apabila volume setelah destilasi telah mencapai dua kali sebelum destilasi. Hasil destilasi tersebut selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,02 N sampai terjadi perubahan warna. Lakukan juga titrasi terhadap blanko. ml titrasi blanko-sampel x N NaOH x 14 x 100 Total N = gram sampel x 1000 Protein = Total N x faktor konversi 6,25

4. Kadar Serat Kasar AOAC, 1999

Sampel seberat 1 gram dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 300 ml kemudian ditambahkan 100 ml H 2 SO 4 0,325 N. Bahan selanjutnya dihidrolisis di dalam autoklaf pada suhu 105 o C selama 15 menit. Bahan didinginkan kemudian ditambahkan 50 ml NaOH 1,25 N, lalu dihidrolisis kembali di dalam autoklaf bersuhu 105 o C selama 15 menit. Bahan disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah dikeringkan dan telah diketahui beratnya. Setelah itu kertas dicuci berturut-turut dengan air panas yang ditambahkan 25 ml H 2 SO 4 0,325 N kemudian dengan air panas yang ditambahkan 25 ml aseton atau alkohol. Residu beserta kertas saring dikeringkan dalam oven bersuhu 110 o C selama ± 1-2 jam. Persentase kadar serat kasar dihitung dengan rumus : Kadar serat = W b a − x 100 Keterangan : a = bobot residu dalam kertas saring gram b = bobot kertas saring kosong gram W = bobot sampel gram

5. Kadar Vitamin C Apriyantono et al., 1989

Sampel sebanyak 10 gram dihancurkan dengan mortar dengan penambahan 100 ml air destilata. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml, ditepatkan sampai tanda tera dengan menambahkan air destilata yang digunakan sebagai pembilas mortar. Sebanyak 25 ml filtrat hasil penyaringan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dititrasi menggunakan Iod 0,01 N dengan penambahan indikator kanji sampai terjadi perubahan warna. Setiap ml Iod 0,01 N sebanding dengan 0,88 mg asam askorbat, sehingga kadar asam askorbat vitamin C dihitung dengan rumus : ml Iod 0,01 N x 0,88 Kadar vitamin C mg = gram sampel Untuk analisis produk akhir digunakan sampel sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 25 ml air destilata.

6. Total padatan terlarut Oktaviany, 2002

Total padatan terlarut diukur dengan menggunakan refraktometer Abbe. Setetes sampel diletakkan pada prisma refraktometer yang sudah distabilkan pada suhu tertentu, lalu dilakukan pembacaan.

7. Kadar Oleoresin Oktaviany, 2002

Sebanyak 5 gram sampel ditempatkan dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 100 ml etanol 95. Setelah ditutup rapat, erlenmeyer beserta isinya digoyang dengan kecepatan 110 putaran per menit pada suhu 40 o C selama 6 jam. Pemisahan padatan dilakukan dengan kertas whatman no. 42 dengan bantuan penghisap vakum. Filtrat hasil penyaringan diuapkan dengan rotary vacum evaporator sehingga didapatkan oleoresin pada labu vakum. Sebelumnya labu vakum ditimbang terlebih dahulu sehingga berat dari oleoresin dapat diketahui.

8. Rendemen

Rendemen dihitung berdasarkan persentase bobot serbuk instan yang dihasilkan terhadap bobot campuran larutan sebelum dikeringkan. Rendeman = b a x 100 Keterangan : a = berat serbuk instan yang dihasilkan b = berat larutan umpan yang masuk kedalam spray dryer

9. Acceptable Product Oktaviany, 2002

Acceptable Product ditentukan dengan mambandingkan berat serbuk instan yang dihasilkan dari pengeringan yang layak untuk dikonsumsi terhadap berat larutan yang masuk kedalam spray dryer.

10. Densitas Kamba Heldman dan Singh, 1988