Tingkat pendidikan responden Analisis Univariat

informasi yang diberikan pasangan berupa pemberian nasehat, pengarahan dan informasi yang diperlukan oleh penderita DM tipe 2 Peterson Bredow, 2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai dukungan pasangan yang didapatkan penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul adalah sebesar 3,3 dengan standar deviasi 0,38. Nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 4. Berdasarkan nilai rata-rata dan disesuaikan dengan skala instrumen pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa responden sering mendapatkan dukungan dari pasangannya. Menurut Sarafino 2006, pasangan yang memberi dukungannya dengan baik dipercaya dapat meningkatkan motivasi penderita DM tipe 2 untuk mengelola penyakitnya. Penelitian ini sejalan dengan study kualitatif yang dilakukan oleh Beverly Wray 2010 di USA dengan jumlah sampel 60 responden. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa dukungan pasangan mempengaruhi program latihan dan manajemen DM tipe 2. Dukungan yang diberikan oleh pasangan dapat meningkatkan keinginan penderita DM tipe 2 untuk mematuhi program latihan dan manajemen DM tipe 2. Peneliti memberikan gambaran skor mean dari masing –masing item pernyataan kuesioner. Skor mean dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing item pernyataan dukungan pasangan. Pada tabel 5.7 menunjukkan item pernyataan “Pasangan saya memberikan doronga n untuk tetap menjaga kesehatan” dan “Pasangan saya melayani dan membantu ketika saya membutuhkan sesuatu. ” Dengan nilai rata-rata 3,777. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan yang diberikan pasangan agar responden tetap menjaga kesehatan serta pasangan yang melayani dan membantu saat responden membutuhkan sesuatu merupakan bentuk dukungan yang paling sering didapatkan oleh responden. I tem pernyataan “Pasangan saya membiarkan saya makan dan minum walaupun itu melanggar aturan. ” dengan nilai rata-rata 2,907 merupakan pernyataan yang memiliki nilai mean terendah. Hal ini menunjukkan bahwa pasangan yang membiarkan responden makan dan minum yang melanggar aturan merupakan bentuk dukungan yang jarang didapatkan oleh responden. Hal ini berarti pasangan mereka jarang membiarkan mereka makan dan minum yang melanggar aturan. Hasil dari penjabaran skor mean untuk setiap item pernyataan kuesioner dukungan pasangan menunjukkan bahwa dukungan pasangan yang didapatkan oleh penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul memiliki nilai yang cukup tinggi.

3. Gambaran Kepatuhan Diet Penderita DM tipe 2

Kepatuhan diet merupakan suatu aturan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan lain yang harus diikuti oleh pasien. Perilaku yang disarankan yaitu berupa pola makan dan ketepatan makan pasien DM. Diet pasien DM harus memperhatikan jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan agar kadar glukosa darahnya tetap terkontrol Novian, 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepatuhan diet pada penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul adalah 2,9 dengan standar deviasi 0,52. Dari hasil wawancara pada 20 orang dari 54 responden didapatkan bahwa penyebab ketidakpatuhan penderita DM tipe 2 terhadap diet adalah karena kurangnya kesadaran dari penderita DM tipe 2 itu sendiri dalam menjalankan diet serta kurangnya dukungan dan perhatian dari keluarga terutama dari pasangan. Selain itu rendahnya pengetahuan penderita DM tipe 2 tentang diet yang harus dijalani karena kurangnya informasi dan pendidikan kesehatan dari tenaga kesehatan khususnya dari perawat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto 2011 tentang hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet penderita DM, hasil penelitian yang dilakukan pada 60 responden di Sumenep menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang rendah karena pengetahuan tentang diet DM sebagian besar responden dalam kategori kurang. Penelitian ini menyebutkan bahwa kepatuhan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, semakin rendahnya pengetahuan tentang diet maka semakin rendah pula kepatuhan penderita DM dalam menjalani diet.