Rancangan Percobaan dan Analisis Data Steel dan Torrie 1993

HPLC untuk mengetahui kandungan taurin pada sampel. Kandungan taurin dalam 100 gram bahan dapat dihitung dengan rumus : taurin = Keterangan : C = Konsentrasi standar taurin Kondisi alat HPLC saat analisis taurin adalah sebagai berikut : Temperatur : 27 ˚C suhu ruang Jenis kolom HPLC : Pico tag 3,9x150 nm column Kecepatan alir eluen : 1,5 mlmenit Tekanan : 3000 psi Fase gerak : Asetonitril 60 dan buffer natrium asetat 1 M Detektor : UV Panjang gelombang : 272 nm

3.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Steel dan Torrie 1993

Rancangan percobaan yang digunakan untuk menguji pengaruh metode pengolahan terhadap kandungan proksimat dan abu tak larut asam adalah metode rancangan acak lengkap RAL dengan satu faktor dan 4 taraf segar, pengukusan, perebusan, dan perebusan garam. Uji kenormalan galat pada penelitin ini mengunakan uji Kolmogrov Simirnov. Setelah diuji dengan Kolmogrov Simirnov, data dianalisis dengan ANOVA Analysis of Variant menggunakan uji F, sebelum dilakukan uji F terlebih dahulu di uji kenormalan galat. Model rancangannya adalah sebagai berikut: Y ij = μ + τi + ε ij Keterangan : Y ij = Nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j j=1,2 μ = Nilai tengah atau rataan umum pengamatan τi = Pengaruh metode pengolahan pada taraf ke-i i=1,2,3 ε ij = Galat atau sisa pengamatan taraf ke-i dengan ulangan ke-j Hipotesa terhadap hasil pengujian zat gizi kandungan proksimat dan abu tak larut asam keong matah merah pada berbagai metode pengolahan adalah sebagai berikut: H = Metode pengolahan tidak memberikan pengaruh terhadap zat gizi keong matah merah. H 1 = Metode pengolahan memberikan pengaruh terhadap zat gizi keong matah merah. Jika uji F pada ANOVA memberikan pengaruh terhadap zat gizi keong matah merah, maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan rumus sebagai berikut: Duncan = t α2; dbs Keterangan : KTS = Kuadrat tengah sisa dbs = Derajat bebas sisa r = Banyaknya ulangan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Morfometrik dan Rendemen Keong Matah Merah Cerithidea obtusa Keong matah merah yang diperoleh memiliki tubuh yang simetris bilateral, cangkang berbentuk kerucut berwarna hijau kehitaman dengan bercak merah, bentuk kepala jelas serta memiliki mata dan radula. Keong matah merah yang diuji dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Keong matah merah Cerithidea obtusa yang diuji. Pengukuran morfometrik dilakukan dengan mengambil 30 sampel secara acak kemudian ditimbang beratnya serta diukur panjang, lebar dan tebalnya sehingga dihasilkan data seperti pada Lampiran 1. Karakteristik fisik keong matah merah meliputi berat, panjang, lebar, dan tebal disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik fisik keong matah merah Cerithidea obtusa No Parameter Satuan Nilai 1 Panjang cm 3,80 ± 0,29 2 Lebar cm 1,66 ± 0,19 3 Tebal cm 1,49 ± 0,19 4 Berat g 4,23 ± 1,04 Menggunakan sampel 30 ekor keong Keong matah merah memiliki panjang rata-rata 3,80 cm, lebar rata-rata 1,66 cm, tebal rata-rata 1,49 cm, dan berat rata-rata 4,23 g. Perbedaan panjang, Panjang Lebar Tebal lebar, tebal, dan berat keong matah merah merupakan perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh tiap keong. Pertumbuhan secara umum adalah perubahan dimensi panjang, berat, volume, jumlah dan ukuran persatuan waktu baik individu maupun komunitas Effendi 1997. Pertumbuhan merupakan suatu indikator yang baik untuk melihat kondisi kesehatan individu, populasi, dan lingkungan Moyle dan Cech 2004. Pertumbuhan suatu biota dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan biota yaitu keturunan genetik, jenis kelamin, parasit dan penyakit, serta umur dan maturitas Effendi 1997. Faktor eksternal mempengaruhi pertumbuhan biota yaitu jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah biota yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, kadar amonia di perairan dan salinitas Moyle dan Cech 2004. Rendemen digunakan untuk memperkirakan seberapa banyak tubuh biota yang dapat digunakan sebagai bahan makanan Hadiwiyoto 1993. Rendemen merupakan suatu parameter penting yang digunakan untuk mengetahui nilai ekonomis dan efektivitas suatu produk maupun bahan baku. Persentase rendemen keong matah merah dapat dilihat pada Gambar 9.

18.90 19.69