Pertanggungjawaban Pidana TINJAUAN HUKUM POSITIF TERHADAP PUTUSAN NO.

baligh. Selain usia balligh salah satu unsur pertanggungjawaban anak yaitu fase perkembangan berfikir. Rasulullah Saw bersabda نب عيبرلا نب ِك لا ع نع ع س نب ي اربإ ا ث ح عا طلا نبا ي عي ىسيع نب ح ا ث ح ني ِس عْ س غ ب ا ِا ِ اَصلااب َيِ َصلا ا ر : . ه ل سر لاق: لاق ج نع يبا نع ر س أ ْي ع بِرْضا ف ني ِس ِرْ ع غ ب ا ِا Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Aysi, Ya’ni Bin Thaba’. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Bin Sa’di dari Abdul Malik Bin Rabi’ Bi Sabrah, dari ayah dan kakeknya berkata : Rasulullah Saw bersabda : Anak kecil diperintahkan untuk shalat berumur tujuh tahun dan dipukul jika berumur sepuluh tahun lantaran meninggalkannya shalat. 5 Hadits ini menujukkan bahwa seorang anak yang usianya sudah genap berumur tujuh tahun walaupun belum adanya kekuatan kemampuan berpikir ini sudah diperintahkan mendirikan shalat dan kewajiban lain-lainnya selain shalat. Dan jika usia genap sepuluh tahun, diperintahkan untuk mendirikan shalat dan mengabaikannya maka diperbolehkan memukulnya dengan tujuan mendidik bukannya menyiksa. Sama dengan halnya memukul anak saat ia tidak melakukan shalat. Pada usia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun, seorang anak tidak dikenakan pertanggungjawaban pidana. Akan tetapi hanya dijatuhi pengajaran. Pengajaran ini meskipun bermaksud menghukum tetapi bukn berupa hukuman pidana. Ijma’ ulama sepakat bahwa usia baligh itu 15 lima belas tahun walaupun belum ada tanda-tanda bermimpi keluarnya mani ihtilam dan haid, Jadi dalam kasus Rendi Ardiansah yang berusia 17 tujuh belas tahun, ia sudah dalam kategori balligh. Seharusnya Rendi yang melakukan jarimah secara sempurna jarimah at-tammah menerima sanksi dari perbuatannya sendiri karena 5 Abu Daud Sulaiman Ibn Al- Asy’Ast Syajtani, Sunan Abu Daud Juz I, No. 494 sudah masuk dalam kategori orang yang dapat dibebani hukum taklif Rendi yang melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum akan dijatuhi sanksi sesuai kadar karena melakukan perbuatan pidana dengan sempurna jarimah at-tammah, yang telah ditetapkan hukum Islam. Misalnya perbuatan merusak anggota tubuh dibalas dengan anggota tubuh, apabila dimaafkan diganti dengan diyat atau denda. 74

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas , maka penulis mengambil kesimpulan bahwa : 1. Pertanggungjawaban pidana anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diatur dalam Pasal 45, 46 dan 47. menurut Pasal 45, 46 dan 47 anak yang usianya belum mencapai 16 enam belas tahun, tidak dijatuhi pidana kecuali telah melanggar beberapa pasal yang diatur dalam Pasal 45. Dan jika anak dijatuhi pidana maka sanksi yang diterimanya dikurangi sepertiga dari sanksi orang dewasa. Sedangkan menurut Hukum Islam anak wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya jika telah memasuki masa balligh. Seorang anak yang belum memasuki masa balligh tidak diwajibkan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Karena menurut Islam pertanggungjawaban pidana haruslah di dasari 3 unsur, yaitu : - Perbutan haram yang dilakukan - Pelaku memiliki pengetahuan Idrak - Pelaku memiliki pilihan Ikhtiar jika ketiga dasar ini tidak ada maka tidak ada pertanggungjawaban pidana. 2. Batas usia pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum positif selain di Kitab Undang-Undnag Hukum Pidana terkandung juga dalam Undang