PUTUSAN PENGADILAN No.229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel

langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Dan penyidikan dilakukan secara kekeluargaan dan merahasiakan proses penyidikan kepada pihak mana pun. Hal ini diatur pada Pasal 42 UU Pengadilan Anak. Selama proses penyidikan, penahanan terhadap anak dilakukan bertujuan agar proses penyidikan berjalan lancar. Penahanan berlaku sesuai surat penahanan adalah 20 dua puluh hari. Namun, jika masih dibutuhkan proses penyidikan maka di perpanjang selama 10 sepuluh hari dan dalam waktu 30 tiga puluh hari penyidik harus menyelesaikan penyidikannya Pasal 44. Pada kasus Rendi Ardiansah, dalam surat penahanan pertama ia ditahan sejak tanggal 8 Januari 2013 sampai 27 Januari 2013. Lalu diperpanjang dari tanggal 28 Januari 2013 sampai 6 Februari 2013. Setelah itu perkara dilimpahkan kepada Penutut Umum. Perkara dilimpahkan ke Penuntut Umum, maka Penuntut Umum berwenang melakukan penahanan bertujuan untuk kepentingan penuntutan. Penahan selama penuntutan dilakukan paling lama 10 sepuluh hari. Namun, jika penuntut membutuhkan perpanjangan penahanan maka paling lama perpanjangan penuntutan adalah 15 lima belas hari Pasal 46. Pada kasus ini, Penuntut Umum menahan Rendi Ardiansah sesuai surat perintah penahanan sejak tanggal 5 Februari 2013 sampai 14 Februari 2013. Namun, karena penuntutan selasai sebelum masa penahanan habis, maka perkara dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Adapun isi dari surat tuntutan dari penuntut umum No.Reg.Perkara: PDM- 92JKTSLEpp.2022013 Tanggal 28 Februari 2013 yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : 1. Menyatakan terdakwa RENDI ARDIANSAH bersalah melakukan Tindak Pidana “Penganiayaan dengan sengaja merusak kesehatan” sebagaimana diatur dalam dakwaan Pasal 351 ayat 4 KUHP. 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RENDI ARDIANSAH dengan pidana penjara selama 10 sepuluh bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : NIHIL 4. Menetapkan agar terdakwa, membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- dua ribu rupiah. 2 Pelimpahan perkara dari penuntut umum ke Pengadilan dan perkara diperiksa oleh Hakim. Hakim menngeluarkan surat perintah penahanan anak yang diperiksa. Penahanan dilakukan selama 15 lima belas hari, jika diperpanjang untuk kepentingan pemeriksaan maka Ketua Pengadilan Negeri Jakarta mengeluarkan surat perpanjangan penahanan paling lama 30 tiga puluh hari Pasal 47. Pada kasus Rendi Ardiansah pelimpahan perkara dari penuntut umum dan Hakim mengeluarkan surat penahan untuk tanggal 8 Februari 2013 sampai 22 Februari 2013. Dan Hakim meminta perpanjangan penahanan, dan surat perpanjangan penahanan di keluarkan oleh Ketua Pengadilan Jakarta Selatan terhitung pada tanggal 23 Februari 2013 sampai 24 Maret 2013. 2 Putusan Pengadilan No.229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel, h.2-3 Selama proses peradilan dari penydikan samapai dilimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri, ada seorang petugas sosial yang membuat case study yang bertujuan sebagai alat pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana. Namun, Hakim pada kasus ini tidak sependapat dengan case study yang dibuat oleh petugas sosial. Jadi, Hakim memutus perkara ini sebagai berikut : Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : 1. Menyatakan terdakwa RENDI ARDIANSAH bersalah melakukan Tindak Pidana “Penganiayaan dengan sengaja merusak kesehatan” sebagaimana diatur d alam dakwaan Pasal 351 ayat 4 KUHP. 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RENDI ARDIANSAH dengan pidana penjara selama 7 tujuh bulan. 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan. 5. Menetapkan agar terdakwa, membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- dua ribu rupiah. 3

B. TINJAUAN HUKUM POSITIF TERHADAP PUTUSAN NO.

229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel Pertimbangan Hakim dalam menetapkan hukuman terhadap Rendi Ardiansah dalam amar putusan No. 229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel adalah sebagai berikut : 1. Hakim menyatakan bahwa Rendi Ardiansah melakukan tindak pidana yaitu penganiayaan yang dengan sengaja merusak kesehatan. Pada poin ini hakim 3 Putusan Pengadilan No.229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel, h.15-16 menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Pasal 351 ayat 4 tentang penganiayaan yang dengan sengaja merusak kesehatan sebagai dasar memutuskan perkara. 2. Hakim menjatuhkan pidana terhadap Rendi Ardiansah dengan pidana penjara selama 7 tujuh bulan. Pada poin ini hakim menggunakan Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP Pasal 351 1 yang berisikan tentang penjatuhan pidana penganiayaan maksimal dua tahun delapan bulan dan Pasal 26 1 UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang berisikan penjatuhan pidana terhadap anak dibagi ½ seper dua dari hukuman maksimal orang dewasa. Jadi maksimal pidana yang diterima oleh anak adalah 16 enam belas bulan. Namun, ada asas bahwa hakim tidak diperbolehkan mengabulkan melebihi dari tuntutan jaksa penuntut umum ultra petitum partium dalam putusan ini tuntutan JPU selama 10 sepuluh bulan. Dengan demikian, hakim menjatuhkan pidana kepada Rendi selama 7 tujuh bulan ini selain didasari undang-undang diatas dan asas ultra petitum partium, hakim menjatuhkan pidana didasari dengan UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 28 1 yang berisi hakim dalam memutuskan perkara haruslah melihat nila-nilai keadilan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dalam penjatuhan pidana terhadap terdakwa selama 7 tujuh bulan selain menggunakan nurani hakim yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku berdasarkan fakta- fakta dalam persidangan, putusan hakim ini juga tidak melanggar undang- undang lainnya dan nilai-nilai keadilan di masyarakat. 3. Pada poin ini Hakim menjatuhkan pidana kepada Rendi selama 7 tujuh bulan dan dikurangi masa penahanan yang telah dijalaninnya selama 3 tiga bulan bulan sesuai dengan surat perintah penahanan. Dengan demikian, Rendi menjalani sisa hukumannya selama 4 empat bulan. 4. Pada poin ini hakim menetapkan bahwa Rendi tetap berada dalam tahanan. Dengan maksud memberi penekanan penjatuhan pidana sesuai dengan Pasal 197 KUHAP yang berisiskan hakim memerintahkan agar terdakwa ditahan tetap dalam tahanan dibebaskan. 5. Pada poin ini, hakim membebankan biaya perkara kepada Rendi sebesar Rp. 2.000, dua ribu rupiah. Hal ini berdasarkan kepada Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana KUHAP Pasal 222 yang berisikan seseorang yang dijatuhi pidana dibebankan biaya perkara. Jadi, setelah penulis menganalisa ternyata hakim dalam memutuskan perkara No. 229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel. Hakim lebih cenderung menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. Dalam penetapan batas usia terdakwa, hakim mempertimbangkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pada undang-undang ini seseorang yang masih berusia dibawah 18 delapan belas tahun, ia dikategorikan sebagai anak. Dengan demikian, walaupun Rendi berusia 17 tujuh belas tahun ia tetap dikategorikan sebagai anak. Dan disidangkan di Sidang Anak sesuai dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Pasal 4 ayat 1. Dan dalam penjatuhan pidana terhadap terdakwa hakim menggunakan Pasal 351 KUHP dan Pasal 28 1 UU No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan juga kewenangan kekuasaan hakim dalam menjatuhkan pidana yang diatur dalam UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dalam memutuskan perkara anak ini hakim tidak menggunakan undang- undang terbaru yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak didasari oleh Pasal 108 yang berisikan Undang-undang ini diberlakukan setelah 2 dua tahun setelah diundangkan. Hakim, haruslah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Walaupun terdakwa secara fisik sudah terlihat kedewasaannya, namun di Indonesia seseorang yang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya haruslah dilihat usianya. Karena batas usia menjadi tolak ukur, bagaimana hakim menjatuhkan pidana terhadap seseorang. Dalam kasus ini, Hakim melihat terdakwa masih dalam kategori anak sesuai dengan UU No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Jadi, sanksi yang dijatuhi kepada terdakwa dirasa sudah pantas dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 229Pid.B.Anak2013Pn.Jkt.Sel

1. Pertanggungjawaban Pidana

Dalam hal pertanggungjawaban pidana menurut Islam seorang mukallaf harus bertanggungjawab atas akibat dari perbuatan yang dilakukannya. Mukallaf wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya atas tiga dasar yaitu : a. Perbuatan haram yang dilakukan. b. Memiliki pilihan tidak dipaksa. c. Memiliki pengetahuan idrak.