Seni bunyi Bahan UTS MAZMUR.doc

Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. ayat 3, 7; bnd. 18:3; 31:4. Gambaran ini jelas diambil dari keadaan tanah Palestina yang bergunung gunung dan banyak bukit batunya. Bukit batu adalah tempat perlindungan alamiah dari serangan musuh bnd. Hak. 15:8, 11, 13; 20:45, 47; 1 Sam. 14:4-5. Kesendirian dan keterasingan seorang yang sakit keras dilukiskan pengarang Mzm. 102 dengan gambaran yang cukup mengesankan: Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian. Hatiku terpukul dan layu seperti rumput, sehingga aku lupa makan rotiku. Oleh sebab keluhanku yang nyaring, aku tinggal tulang-belulang. Aku sudah menyerupai burung undan di padang gurun, sudah menjadi seperti burung ponggok pada reruntuhan. Aku tidak bisa tidur dan sudah menjadi seperti burung terpencil di atas sotoh ayat 4-8. Mungkin perbandingan yang paling mengesankan dari lukisan di atas ialah menyerupai burung undan di padang gtuun, seperti burung ponggok pada reruntuhan dan seperti burung terpencil di atas sotoh. Burung undan adalah sebangsa pelikan yang hidup di air; burung ponggok adalah sebangsa elang malam.

8.4 Seni bunyi

Puisi mazmur juga mengenal seni bunyi atau musik kata. Kadang-kadang seorang penyair memperhatikan bunyi kata-kata untuk mendukung isi danatau pesan yang mau disampaikan. Penyair juga mau menyentuh pendengaran manusia. Bentuk-bentuk seni bunyi itu, di samping irama tekanan kata, ialah aliterasi persamaan bunyi dan gema konsonan- konsonan dan kumpulan konsonan, asonansi persamaan bunyi vokal dan sajak persamaan bunyi pada akhir atau awal baris. Ada ahli yang telah menyelidiki seni bunyi ini dalam puisi-puisi mazmur. Dalam hal ini para ahli mengalami kesukaran besar, karena tidak diketahui lagi ucapan asli bahasa Ibraninya dan teks yang ada sekarang ini sudah rusak. _ - , 8.5 Bait 1 Seperti prosa mengenal pembagian dalam alinea paragraf, demikian pula puisi dalam bait. bait. Menurut pengertian umum bait adalah bagian puisi yang mempunyai kesatuan isi dan terdiri atas sejumlah larik yang sama panjangnya dan sama susunan serta iramanya. Dalam nyanyian setiap bait mempunyai lagu lengkap. Pengertian ini tidak berlaku sepenuhnya untuk puisi mazmur. Bait-bait suatu puisi Ibrani bisa berbeda panjang, susunan dan iramanya. Pada umumnya semua ahli sepakat bahwa puisi mazmur mengenal pembaitan. Hal ini dapat dibuktikan antara lain dari: 1. adanya refren yang terdapat pada kurang lebih 15 mazmur Mzm. 8; 39; 42-43; 46; 49; 56; 57; 59; 62; 67; 80; 99; 107; 136; 144. Penggunaan dan bentuk-bentuk refren pada mazmur-mazmur ini cukup berbeda satu sama lain. Ada refren yang kembali sesudah sejumlah baris yang sama Mzm. 46; 67; 99, tetapi ada yang tidak mis. Mzm. 8; 49; 80; 107. Bentuk refren yang paling khas terdapat pada Mzm. 136. Refrennya diulang sesudah setiap larik. Mazmur ini menyerupai suatu litani; 2. adanya anafora, artinya perulangan kata atau frasa yang sama pada pem bukaan beberapa ayat yang berturut-turut Mzm. 118:10-12 dan adanya perulangan yang bersifat antifonal Mzm. 115:9-11; 118:2-4. Masih ada tanda-tanda lain, tetapi kiranya tidak perlu dibicarakan di sini. Pada umumnya pembagian puisi dalam bait diberikan berdasarkan isi. Dengan sendirinya mudah sekali timbul perbedaan pendapat dalam soal itu. Perasaan penafsir ikut berbicara. 8 . 6 M a z m u r- m a z m u r a b j a d Mzm. 9-10, 25, 34, 37, 111, 112, 119 dan 145 disebut mazmur abjad, artinya setiap baris Mzm. 111 dan 112 atau ayat Mzm. 25; 34; 145 atau bait Mzm. 9-10; 37 dan 119 dimulai dengan aksara baru, menurut urutan abjad Ibrani. Yang paling menyolok dari mazmur-mazmur abjad ini ialah Mzm. Aku mau bersyukur kepada TuHnN dengan segenap hati, bersama lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Cemerlapg perbuatan-perbuatan TUHAN, Diselftik6leh semua orang yang menyukainya, Elok dan bersemarak pekerjaan-Nya, Firman keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. ay. 1-3. Ada baiknya kita membatasi pembahasan kita sampai di sini saja, karena kalau ditdr - us1 - can, kita akan mengalami banyak kesukaran dan terasa dipaksakan. Kesatuan pikiran, perasaan dan unsur-unsur puisi makin lemah dan kurang diperhatikan. Hal ini terasa pula dalam teks aslinya. Kemungkinan besar, gaya ini digunakan untuk memudahkan penghafalan. Istilah teknis untuk gaya abjad ialah akrostik. Gaya ini dikenal pula dalam madah Akadis yang berasal dari tahun 1000 sM.

8.7 Satu-dua kesimpulan