Perumusan Masalah Analisis Kelayakan Bisnis Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Kota Bogor

9 daur ulang menjadi biji plastik, sehingga dikenal dengan nama biji plastik daur ulang. Hal ini hanya untuk membedakan dengan biji plastik original atau asli. Saat ini biji plastik asli sebagian besar masih diimpor, sehingga harganya cukup mahal. Selain itu harga biji plastik original juga mengikuti harga dolar dan harga minyak dunia 6 . Maka biji plastik daur ulang dapat menjadi suatu alternatif karena memiliki harga yang sangat kompetitif sehingga dapat menjadi bisnis yang cukup prospektif.

1.2 Perumusan Masalah

Uraian pada latar belakang tersebut menunjukkan bahwa selain sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah yang terjadi di Kota Bogor, IPST juga memiliki manfaat ekonomis dari output yang dihasilkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa IPST memiliki potensi bisnis yang baik. Namun demikian, investasi yang diperlukan cukup besar. Sebagai contoh, untuk membangun sepuluh unit IPST diprediksi sebesar 6 miliar rupiah. Dengan demikian, perkiraan kebutuhan biaya investasi pembangunan infrastruktur IPST di 40 kelurahan Kota Bogor yaitu senilai 24 Miliar Rupiah. Kebutuhan investasi yang besar tersebut dikhawatirkan menjadi beban bagi pemerintah kota yang juga sedang berfokus terhadap pembangunan kota. Upaya yang dinilai tepat untuk mengatasi permodalan adalah dengan bekerjasama dengan investor dari badan swasta yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan IPST. Selain itu pertimbangan efektifitas profesionalitas pelaksanaan program menjadi dasar pertimbangan untuk sebaiknya melakukan kerjasama dengan mitra atau badan usaha yang telah berpengalaman dalam hal pengelolaan IPST. Dalam program kerja DKP Kota Bogor Tahun 2010, Pemerintah menargetkan pembangunan 40 unit IPST pada 68 kelurahan Kota Bogor yang akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan Tahun 2014. Pada tahun pertama Tahun 2011 akan dibangun 10 unit IPST di daerah-daerah strategis penghasil sampah di Kota Bogor diantaranya Kelurahan Tajur, Perumahan Pakuan, Kelurahan Warung Jambu, Kelurahan Semplak, Kelurahan Katulampa, Kelurahan Pasir Mulya, Perumahan Bukit 6 http:www.binaukm.com . Peluang Usaha Daur Ulang Plastik [diakses 7 April 2010] 10 Nirwana Raya, Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Genteng, dan Kelurahan Menteng Asri. Bentuk kerjasama yang disarankan dalam penelitian ini adalahadalah kontrak konsesi, yaitu suatu bentuk kerjasama penyediaan infrastruktur antara pemerintah dan swasta, dimana investasi sepenuhnya berasal dari swasta sehingga seluruh aset adalah milik swasta. Pada kontrak tersebut tanggung jawab pengelolaan IPST sepenuhnya berada pada pihak swasta, sedangkan pemerintah bertindak sebagai pengawas dan regulator. Untuk membantu biaya operasional pengelolaan sampah pada IPST, pihak swasta akan mendapatkan tambahan biaya operasional di luar pendapatan penjualan output. Terdapat dua mekanisme pembayaran antara pemerintah dan swasta yaitu mekanisme pembayaran tipping fee dari pemerintah atas jasa pengolahan sampah oleh swasta yang besarnya sama dengan rata-rata biaya pengelolaan per satu ton sampah oleh pemerintah Kota Bogor, atau mekanisme retribusi, dimana pihak swasta akan menarik biaya retribusi sampah secara langsung kepada masyarakat yang mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah oleh IPST tanpa memperoleh tipping fee dari pemerintah. Untuk menilai bentuk kerjasama yang tepat bagi pihak swasta maupun pemerintah Kota Bogor diperlukan informasi yang jelas terhadap kelayakan usaha khususnya aspek finansial dalam proyek IPST dengan bentuk kerjasama tersebut, dan untuk meyakinkan pihak swasta maka pemerintah harus dapat memprediksi bahwa pengelolaan IPST di Kota Bogor apabila dilaksanakan dengan baik akan mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, untuk melihat potensi bisnis yang ada pada IPST, perlu dilakukan analisis kelayakan bisnis mengenai rencana proyek pengelolaan sampah dengan model IPST di Kota Bogor. Sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak investor yang ingin terlibat dalam realisasi usaha tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah: 1 Apakah pengusahaan pengelolaan sampah dengan metode Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu IPST di Kota Bogor dengan dua model pembayaran tipping fee dan retribusi ditinjau dari aspek teknis, pasar, 11 manajemen, lingkungan, sosial, ekonomi, dan hukum serta finansial layak untuk dijalankan sehingga dapat dilakukan kerjasama dengan swasta? 2 Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kelayakan, serta seberapa besarkah perubahan elemen penting pada proyek tersebut akan mempengaruhi kondisi kelayakan usaha pengelolaan sampah dengan metode IPST di Kota Bogor?

1.3 Tujuan Penelitian