Model Matematika Respirasi Buah dan Sayuran

Klimakterik ppm C 2 H 4 100 10 1 Laju resp ira si Waktu Non Klimakterik 100 Laju resp ira si 10 1 Waktu Gambar 5. Pengaruh pemberian etilen terhadap pola respirasi buah klimakterik dan non klimakterik Tucker, et al. 1993

F. Model Matematika Respirasi Buah dan Sayuran

Suatu model matematika secara luas dapat didefinisikan sebagai formulasi atau persamaan yang mengungkapkan segi utama suatu sistem atau proses fisika dalam istilah matematika Chapra, 1991. Pendekatan matematis umumnya dilakukan melalui dua tahapan pokok yaitu: 1 penyusunan persamaan matematis yang dapat mendekati peristiwa yang di tinjau pemodelan dan 2 penyelesaian 13 persamaan-persamaan matematis yang telah disusun. Tahapan pertama memerlukan penguasaan konsep-konsep dasar peristiwa yang ditinjau, pemahaman konsep matematika, kemampuan imajinasi dan kemampuan menyederhanakan asumsi. Tahapan kedua dapat dilakukan secara analitis atau secara numerik dengan operasi aritmatikaChapra, 1991. Cara analitis memerlukan kemampuan yang tinggi dalam manipulasi matematis dan terbatas hanya untuk model matematika sederhana. Sebaliknya cara numerik hanya memberikan jawaban pendekatan aproksimasi namun tidak memerlukan kemampuan matematika yang tinggi melainkan memerlukan jumlah hitungan yang lebih banyak dengan bantuan komputer. Banyak peneliti yang telah merumuskan model matematika untuk pendugaan konsentrasi O 2 , CO 2 dan laju respirasi pada penyimpanan buah segar. Beberapa diantaranya adalah Gane 1936 dalam Simmods 1966 tentang laju respirasi mg CO 2 kg jam pra klimakterik buah pisang setelah periode penyimpanan dingin pada skala suhu 0-20 o C dapat dihubungkan secara eksponensial terhadap suhu o C yaitu log R= 0,843 + 0,0348T, dengan Q 10 = 2,23. Lee et al. 1992 merumuskan model respirasi buah segar pada ruang penyimpanan tertutup dengan memakai prinsip kinetika enzim. Cameron et al. 1994 menggunakan model pendugaan respirasi dan persamaan parsial O 2 kemasan sebagai fungsi terhadap suhu. Hasil dari persamaan tesebut yaitu menduga bahwa kemasan MA dengan jenis film yang memiliki energi aktivasi terhadap permeabilitas O2 yang sangat tinggi misalnya 70 kJmol akan mengalami respirasi anaerob pada selang suhu 0-25oC. Fishman et al. 1996 juga telah menyusun model respirasi buah terhadap efek perforasi pelubangan pada kemasannya. Namun belum banyak yang merumuskan model pendugaan mutu pada pematangan buah. 14

III. BAHAN DAN METODE