Penyuluhan Kesehatan Terkhusus 6 bersaudara Aryo, Dearman, Fredy, Hotman dan Lucky

28 memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia PPTI, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Adapun PMO yang tidak berasal dari petugas kesehatan maka sebaiknya petugas kesehatan memberikan penyuluhan ataupun pelatihan dalam memberikan informasi mengenai waktu pemberian obat serta jadwal pemeriksaan dahak dan pengambilan obat tahap selanjutnya.

2.5.2 Tugas Pengawas Menelan Obat PMO

Menurut Depkes RI 2007, tugas seorang PMO antara lain adalah : ฀. Mengawasi melihat. Memantau penderita TB Paru agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan. 2. Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur. 3. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu-waktu yang telah ditentukan. ฀ 4. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TB Paru yang mempunyai gejala-gejala tersangka TB Paru untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.

2.6. Penyuluhan Kesehatan

Adapun peran dari Petugas kesehatan lainnya yaitu memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait dalam masalah TB Paru. Menurut Depkes RI 2002, penyuluhan TB Paru perlu dilakukan karena masalah TB Paru berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan 29 TB Paru. Penyuluhan TB Paru dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media. Dalam program penanggulangan TB Paru, penyuluhan langsung per orangan sangat penting artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan penderita. Penyuluhan ini ditujukan kepada suspek, penderita dan keluarganya, supaya penderita menjalani pengobatan sacara teratur sampai sembuh. Bagi anggota keluarga yang sehat dapat menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatannya, sehingga terhindar dari penularan TB Paru. Penyuluhan dengan menggunakan bahan cetak dan media massa dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, untuk mengubah persepsi masyarakat tentang TB Paru dari “suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan memalukan” menjadi “suatu penyakit yang berbahaya tapi bisa disembuhkan”. Penyuluhan langsung per orangan dapat dianggap berhasil bila penderita bisa menjelaskan secara tepat tentang riwayat pengobatan sebelumnya, penderita datang berobat secara teratur sesuai jadwal pengobatan, anggota keluarga penderita dapat menjaga dan melindungi kesehatannya. Menurut Dermawanti 20฀4, Adapun informasi Penyuluhan Tuberkulosis yang perlu disampaikan antara lain: ฀. Pesan pokok: apa itu penyakit TB, bagaimana cara penularan dan pengobatannya serta bagaimana cara pencegahannya 2. Pesan penunjang: mengenai perilaku hidup sehat dan bersih PHBS 3. Manfaat mematuhi pengobatan secara teratur dan rutin, dan akibat apabila tidak meminum obat secara rutin dan teratur. Agar informasi dapat dimengerti dan dipahami maka ada beberapa hal yang dapat 30 dilakukan yaitu: a. Pesan yang disampaikan harus sesuai dengan permasalahan yang dihadapi misalnya masalah keteraturan meminum obat, maka pesan yang dapat diberikan yaitu bagai mana cara mencegah agar tidak lupa minum obat dan apa akibat bila tidak teratur minum obat. b. Pesan yang disampaikan harus jelas dan mudah dimengerti oleh pasien c. Melakukan Tanya jawab setelah selesai memberi pesan untuk mengetahui apakah sasaran memahami pesan penyuluhan yang disampaikan d. Menggunakan alat bantu seperti poster, leaflet dan lain lain.

2.7 Hubungan interaksi Petugas Kesehatan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Risiko Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah di Kabupaten Aceh Timur

3 68 135

Konversi Sputum Bta Pada Fase Intensif Tb Paru Kategori I Antara Kombinasi Dosis Tetap (Kdt) Dan Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Generik Di Rsup. H. Adam Malik Medan

0 68 72

KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS NGUNTORONADI I KABUPATEN WONOGIRI

0 0 5

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 12

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 TESIS

0 0 21

KUESIONER PENELITIAN PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI KELURAHAN GAMBIR BARU KECAMATAN KISARAN TIMUR TAHUN 2014 Identitas Responden

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tuberkulosis 2.1.1. Definisi Tuberkulosis - Gambaran Peran Serta Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kelurahan Gambir Baru Kecamatan Kisaran Timur Tahun 2014

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Peran Serta Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kelurahan Gambir Baru Kecamatan Kisaran Timur Tahun 2014

0 0 9

Gambaran Peran Serta Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kelurahan Gambir Baru Kecamatan Kisaran Timur Tahun 2014

0 1 14