Analisis Gap Kompetensi dan Hasil Kerja Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja Analisis Gap Kompetensi dan Hasil Kerja Bidang Penyelenggaraan

Gambar 21. Gap dalam penilaian hasil kerja di bidang perencanaan dan pengembangan Data primer diolah, 2012

4.4.3 Analisis Gap Kompetensi dan Hasil Kerja Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja

Gap kompetensi terbesar ada pada Subbid Evaluasi Diklat. Berdasarkan Gambar 22, diketahui adanya gap disebabkan seorang pegawai yang mempunyai variasi dalam rentang nilai kompetensinya. Rentang nilai kompetensi terkecil terdapat pada Subbid Informasi dan Pelaporan Kinerja. Atasan langung pada subbid tersebut menilai kebutuhan kompetensi dalam menjalankan satu uraian tugas pada rentang kurang, namun pegawai menilai kompetensi yang dimiliki lebih dari harapan atasan. Gambar 22. Gap kompetensi dalam menjalankan tugas di bidang evalapkin Data primer diolah, 2012 Subbid Evaluasi Diklat mempunyai gap terbesar dalam menilai hasil kerjanya. Terdapat pada Gambar 23, mayoritas pegawai menilai hasil kerjanya pada rentang baik dan sangat baik. Pada Subbidang Pengolahan Hasil Diklat, terdapat seorang pegawai yang menilai kerjanya pada rentang kurang. Penilaian pegawai tersebut berada dibawah nilai yang diharapkan atasan langsung dan pegawai lainnya.

4.4.4 Analisis Gap Kompetensi dan Hasil Kerja Bidang Penyelenggaraan

Berdasarkan data pada Gambar 24, diketahui bahwa atasan Subbid Penyelenggaraan 1 mengharapkan kompetensi pada rentang baik untuk menjalankan uraian tugas. Harapan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pegawai sehingga terjadi gap yang cukup besar. Selain itu, gap juga disebabkan adanya variasi kompetensi yang dimiliki oleh salah seorang pegawai. Gap juga terjadi pada Subbid Penyelenggaraan 2. Hal ini disebabkan adanya variasi tingkat kompetensi yang diperlukan dan salah seorang pegawai yang memiliki kompetensi pada rentang sangat baik. Gambar 24. Gap kompetensi dalam menjalankan tugas di bidang penyelenggaraan Data primer diolah, 2012 Berdasarkan data pada Gambar 25, Subbidang Penyelenggaraan 1 mempunyai gap penilaian hasil kerja yang besar. Hal ini disebabkan variasi rentang penilaian hasil kerja antar pegawai yang besar. Gap penilaian hasil kerja juga terdapat pada Subbidang Penyelenggaraan 2. Gap disebabkan adanya seorang pegawai yang menilai hasil kerjanya pada rentang sangat baik. 4.5. Hasil Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai di Pusdiklat Anggaran Dan Perbendaharaan Menggunakan Partial Least Square PLS Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SmartPLS, diketahui bahwa Nilai R-Square kompetensi terhadap kinerja sebesar 0,5567, artinya kompetensi memiliki kontribusi positif terhadap kinerja sebesar 55,67. kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Menurut Ghozali 2008 sebagaimana mengutip pendapat Chim 1998 bahwa hasil R-Square sebesar 55,67 untuk konstruk laten endogen dalam model struktural mengindikasikan model moderat. Hasil pengujian pada Tabel 18, menunjukan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja dengan nilai koefisien sebesar 0,75 dan t hitung lebih besar daripada t tabel . Tabel 18. Path Coefficients kompetensi terhadap kinerja Mean, STDEV, T-Value Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T – Statistics IOSTERR KOMP - KINR 0,75 0,75 0,05 0,05 15,3 Sumber: data primer diolah, 2012 Berdasarkan hasil path analysis pada Gambar 26, diketahui bahwa kompetensi sebagai variabel laten independen eksogen dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi, karakteristik pribadi dan konsep diri, sedangkan kinerja sebagai variabel laten dependen endogen direfleksikan oleh lingkungan eksternal organisasi, faktor internal karyawan dan lingkungan internal organisasi. Dalam variabel laten independen eksogen, konsep diri merupakan variabel teramati dengan nilai koefisien terbesar. Konsep diri tersusun dari enam butir indikator. Indikator dengan nilai koefien terbesar adalah mengerjakan tugas dengan sepenuh hati 0,29 dan bertanggung jawab atas Berdasarkan besaran koefisien dan hubungan indikator dengan variabel teramati, maka diketahui bahwa meningkatkan keyakinan dan tanggung jawab pegawai dapat meningkatkan konsep diri dan kompetensi. Peningkatan kompetensi pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan kinerja. Faktor internal karyawan sebagai koefisien terbesar akan ikut meningkat seiring meningkatnya kinerja. Peningkatan tersebut terjadi pada rasa tanggung jawab dan kemampuan pegawai dalam membuat rencana, analisis dan pemecahan permasalahan. Gambar 26. Model pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai di pusdiklat anggaran dan perbendaharaan setelah beberapa indikator didrop Data primer diolah, 2012 Pada Gambar 26 menunjukan kompetensi memiliki pengaruh terhadap kinerja. Dibuktikan dengan nilai koefisien parameter sebesar 0,75. Artinya,

4.5.1 Identifikasi Kompetensi berdasarkan Hasil Pengolahan SmartPLS