Terdistribusi pada 35 ruas jalan dengan fungsi arteri dan kolektor, primer dan sekunder →
4.286 orang Jumlah kendaraan pada kota Pematangsiantar rata-rata 3500 kendaraanjamarah.
3500 kendaraanjamorang ↔
± 4.300 orangjamarah Angka mobilitas dalam kota Pematangsiantar tahun 2020 ± 150.000 jiwa orang
Menggunakan sarana umum menurut RTURK 7 2020 Maka, 10.500 oranghari
≈ 437,5 orangjam
≈ 450 orangjam
2.1.2 Sejarah Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka
untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen-Tanggung, yang
kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta 110 Km, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di
daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi
110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
2.1.3 Jenis-jenis Kereta Api
Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota
dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari daerah-daerah
tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 kmjam 35 – 125 mph.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu
permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir.
Dibandingkan dengan rapid transit subway, kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area
yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat
jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini
memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km 10 sampai 125 mil
6
Tabel 2.4 Karakteristik Fisik Commuter Rail
. Dari tabel 2.3 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail.
7
Infrastruktur Ukuran
Panjang kereta 20 sampai 26 meter
Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta single-level 4 meter
Tinggi kereta double-level 5 meter
Jumlah penumpang single-level Lebih dari 128 kursi
Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri 360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal 80 mph 130 kmjam
Kecepatan rata-rata 18-50 mph 30-75 kmjam
Maksimum kurva rel :
Jalur utama
Jalur stasiun Radius 174 meter
Radius 91 meter
Maksimum Kenaikan Rel : •
Jalur utama •
Jalur utama tergabung •
Jalur dengan kebutuhan maksimal Kenaikan 3
Kenaikan 1 Kenaikan 2
Jarak senggang sepur 1,435 meter
Minimum lebar selubung 4 sampai 4,75 meter
Minimum tinggi selubung 5,4 meter
Minimum tinggi selubung kereta barang 6,7 sampai
6
Diunduh pada 11 September 2008dari World Wide Website http.wikipedia.orgwikiCommuter_rail
7
Mc Graw-Hill 2004, Urban Transportation System : Choices for Communities, , Diunduh pada 16 Juli 2008 dari Digital Engineering Library Mc Graw-Hill
www.digitalengineeringlibrary.com .
Universitas Sumatera Utara
Commuter rail atau kereta api berskala regional adalah moda pengangkutan umum dengan menggunakan pelayanan rel yang melayani perpindahan dari pusat kota
dengan daerah sub urban dan kota-kota komuter lainnya. Seperti namanya kereta ini dipergunakan untuk mengangkut para penglaju atau commuter dari daerah-daerah
tersebut setiap harinya. Kereta ini beroperasi dengan jadwal yang sudah ditentukan, dengan laju rata-rata mulai dari 50 sampai 200 kmjam 35 – 125 mph.
Perkembangan kereta api jenis ini tengah populer saat ini, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan pemakaian bahan bakar, dan isu-isu
permasalahan lingkungan lainnya, serta meningkatnya angka kepemilikan mobil yang akhirnya meningkatkan kebutuhkan area parkir.
Dibandingkan dengan rapid transit subway, kereta ini memiliki frekuensi yang lebih rendah, lebih kepada mengikuti jadwal dari pada interval. Kereta ini melayani area
yang lebih berkepadatan rendah, dan sering berbagi jalur dengan kereta antarkota atau kereta barang. Terkadang dalam kondisi tertentu beberapa kereta melayani saat
jam-jam sibuk. Kereta ini memiliki gerbong dengan satu level dan dua level, dan ditujukan agar semua penumpang mendapatkan tempat duduk. Biasanya kereta ini
memiliki jangkauan antara 15 sampai 200 km 10 sampai 125 mil
8
Tabel 2.5 Karakteristik Fisik Commuter Rail
. Dari tabel 2.3 dibawah ini dapat dilihat spesifikasi fisik commuter rail.
9
Infrastruktur Ukuran
Panjang kereta 20 sampai 26 meter
Lebar kereta 3,05 sampai 3,2 meter
Tinggi kereta single-level 4 meter
Tinggi kereta double-level 5 meter
Jumlah penumpang single-level Lebih dari 128 kursi
Jumlah penumpang double-level Lebih dari 175 kursi
Kapasitas berdiri 360 orang
Jumlah gerbong dalam kereta 1 sampai 12 gerbong
Laju kecepatan maksimal 80 mph 130 kmjam
Kecepatan rata-rata 18-50 mph 30-75 kmjam
Maksimum kurva rel :
Jalur utama Radius 174 meter
8
Diunduh pada 11 September 2008 dari World Wide Website http.wikipedia.orgwikiCommuter_rail
9
Mc Graw-Hill 2004, Urban Transportation System : Choices for Communities, , Diunduh pada 16 Juli 2008 dari Digital Engineering Library Mc Graw-Hill
www.digitalengineeringlibrary.com .
Universitas Sumatera Utara
Jalur stasiun
Radius 91 meter Maksimum Kenaikan Rel :
• Jalur utama
• Jalur utama tergabung
• Jalur dengan kebutuhan maksimal
Kenaikan 3 Kenaikan 1
Kenaikan 2
Jarak senggang sepur 1,435 meter
Minimum lebar selubung 4 sampai 4,75 meter
Minimum tinggi selubung 5,4 meter
Minimum tinggi selubung kereta barang 6,7 sampai
Berdasarkan jenis penggeraknya kereta ini dibagi atas dua macam, yaitu: 1. Penggerak dengan menggunakan motor tenaga diesel, dan 2. Berpenggerak tenaga
listrik. Sedangkan berdasarkan jumlah kapasitas penumpang, kereta ini juga dibagi atas dua kategori, yakni: 1. Single level cars, dan 2.Bi-level cars, seperti yang terlihat
pada Gambar 2.6 dibawah ini:
Gambar 2.1 Single level cars dan Bi-level cars
Sumber: Ansaldobreda dari McGraw-Hill 2004
Single-Level Cars
Bi-Level Cars
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Jenis-jenis Stasiun