ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

commit to user 109

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Penelitian diadakan dengan satu tujuan pokok, yakni menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisis, dan interpretasi. Dalam bab ini akan dilakukan dua langkah yang terakhir, yakni analisa data dan interpretasi data. Salah satu proses dalam penelitian adalah melakukan analisis data yang merupakan penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis hubungan antar variabel. Pada bab empat ini, akan dibahas mengenai ada tidaknya hubungan dan besarnya pengaruh antara ketiga variabel independen dengan dependen. Adapun yang dimaksud dengan variabel – variabel tersebut adalah : 1. Variabel independen I : Karakter Merek 2. Variabel independen II : Kualitas Produk 3. Varirabel independen III : Advertorial Word of Mouth 4. Variabel Dependen : Tingkat Ekuitas Merek Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel Karakter Merek, variabel Kualitas Produk, variabel Advertorial Word of Mouth, dan variabel Tingkat Ekuitas Merek yang ada dalam penelitian ini perlu dilakukan analisa tabulasi silang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non parametris dengan analisa tabulasi silang. Dalam analisa tabulasi silang dilakukan beberapa prinsip sederhana yang commit to user 110 perlu diperhatikan dalam penyusunan tabel silang agar hubungan antara dua variabel tampak dengan jelas. Analisa tabulasi silang dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini, yaitu :

1. Hubungan Antara Karakter Merek X

1 Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y Untuk mencari hubungan antara X 1 dan Y adalah dengan menggunakan analisa tabulasi silang, maka dibuat tabel sebagai berikut : Tabel IV Hubungan Antara Karakter Merek X 1 Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y Karakter Merek Tingkat Ekuitas Merek Jumlah Baik Sedang Kurang Baik Baik 21 24 2 47 Sedang 5 31 8 44 Kurang Baik 3 2 4 9 Jumlah 29 57 14 100 Pada tabel tabulasi silang diatas dapat dijelaskan bahwa penilaian responden terhadap Karakter Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori baik berjumlah 47 orang 47. Dari 47 orang 47 responden tersebut ternyata sebagian besar memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori baik berjumlah 21 orang 21. Selanjutnya responden yang menyatakan Karakter Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang berjumlah 44 orang 44, dari 44 orang 44 tersebut ternyata sebagian besar memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori sedang berjumlah 31 orang 31. Dan responden yang menyatakan Karakter Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori kurang baik berjumlah 9 orang 9, dari 9 orang 9 commit to user 111 tersebut ternyata responden yang memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori kurang baik berjumlah 4 orang 4. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara Karakter Merek X 1 Agrowisata Sondokoro Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y. Adapun hubungan ini kurang kuat karena jawaban mayoritas responden memberikan penilaian Karakter Merek dan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang. Agrowisata Sondokoro berhasil menciptakan Karakter Merek yang baik sebagai sarana identifikasi untuk memudahkan asosiasi dan makna unik yang membedakan produknya dengan para pesaing. Hal ini diperkuat dengan hasil Bab III Penyampaian Data yang memberikan kesimpulan bahwa Karakter Merek masuk dalam kategori baik dan Tingkat Ekuitas Agrowisata Sondokoro masuk dalam kategori sedang. Pengukuran Karakter Merek Agrowisata Sondokoro pada penelitian ini diukur dengan Top of Mind, Brand Recall, Brand Unaware, dan Brand imagery. Top of Mind dan Brand Recall berhubungan dengan tingkat pengetahuan terhadap nama Agrowisata Sondokoro terlihat masih belum mampu memberikan pengaruh yang kuat agar mereknya terlintas dibenak pengunjung ketika akan berwisata. Sedangkan Brand Unaware, dan Brand imagery yang berhubungan dengan kesesuaian pemakaian logo dan tagline atau motto Agrowisata Sondokoro telah mampu menciptakan sarana identifikasi dan differensiasi terhadap kesesuaian dengan Karakter Merek. Tingkat ekuitas sebagai serangkaian aset dan kewajiban liabilities merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau commit to user 112 pelanggan perusahaan tersebut belum cukup berhasil diciptakan oleh Karakter Merek Agrowisata Sondokoro.

2. Hubungan Antara Kualitas Produk X

2 Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y Untuk mencari hubungan antara X 2 dan Y adalah dengan menggunakan analisa tabulasi silang, maka dibuat tabel sebagai berikut : Tabel IV. 1 Hubungan Antara Kualitas Produk X 2 Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y Kualitas Produk Tingkat Ekuitas Merek Jumlah Baik Sedang Kurang Baik Baik 13 5 1 19 Sedang 14 42 6 62 Kurang Baik 2 10 7 19 Jumlah 29 57 14 100 Berdasarkan tabel tabulasi silang diatas dapat dijelaskan bahwa penilaian responden terhadap Kualitas Produk Agrowisata Sondokoro dalam kategori baik berjumlah 19 orang 19. Dari 19 orang 19 responden tersebut ternyata sebagian besar juga memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori baik ada 13 orang 13. Selanjutnya responden yang menyatakan Kualitas Produk Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang berjumlah 62 orang 62, dari 62 orang 62 tersebut ternyata sebagian besar responden memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori sedang berjumlah 42 orang 42. Dan responden yang menyatakan Kualitas Produk Agrowisata Sondokoro dalam kategori kurang baik berjumlah 19 orang 19, dari 19 orang 19 tersebut ternyata sebagian besar responden yang memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori sedang berjumlah 10 orang 10 dan commit to user 113 yang menyatakan Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori kurang baik berjumlah 7 orang 7. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara Kualitas Produk X 2 Agrowisata Sondokoro Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y. Hubungan ini kurang kuat karena karena mayoritas responden memberikan penilaian Kualitas Produk dan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang. Kualitas Produk diukur dengan melihat pelayanan, standar kualitas, jangkauan produk, dan keunggulan Agrowisata Sondokoro. Efektivitas perencanaan bauran pemasaran sangat tergantung pada kemampuan memilih target pasar, yang berarti juga kemampuan dalam mendiversifikasi produk, sehingga mampu memuaskan konsumen dalam level yang tinggi. Dalam upayanya untuk menarik wisatawan, Agro Wisata Sondokoro mempunyai sejumlah sarana dan fasilitas pendukung wisata mulai dari kolam renang dan water boom di Area Sri Widowati, jembatan gantung, flying fox, panjat tebing, taman air, dan dunia kreasi arena bermain dan belajar anak-anak, gedung pertemuan, pengelola juga menyediakan tempat penginapan bernama Graha Pindusita. Pengelola juga mengembangkan paket wisata agrowisata edutainment, yakni gabungan wisata edukasi dan hiburan, yang ada saat musim liburan. Semua upaya tersebut tiada lain menjadi Produk Agrowisata Sondokoro yang akan ditawarkan kepada wisatawan agar menjadi tujuan wisata unggulan. Bab III Penyampaian Data memberikan gambaran bahwa Kualitas Produk dan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro masuk dalam kategori sedang. Hal ini commit to user 114 berarti Ekuitas Merek bisa bernilai bagi perusahaan company based brand equity dan bagi konsumen costumer-based brand equity tidak dipengaruhi secara kuat oleh Kualitas Produk Agrowisata Sondokoro.

3. Hubungan Antara Advertorial

Word of Mouth X 3 Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y Untuk mencari hubungan antara X 3 dan Y adalah dengan menggunakan analisa tabulasi silang, maka dibuat tabel sebagai berikut : Tabel IV. 2 Hubungan Antara Advertorial Word of Mouth X 3 Dengan Tingkat Ekuitas MerekY Kegiatan Komunikasi Pemasaran Tingkat Ekuitas Merek Jumlah Baik Sedang Kurang Baik Baik 11 5 16 Sedang 16

30 1

47 Kurang Baik 2 22 13 37 Jumlah 29 57 14 100 Pada tabel tabulasi silang diatas dapat dijelaskan bahwa penilaian responden terhadap Advertorial Word of Mouth Agrowisata Sondokoro dalam kategori baik berjumlah 16 orang 16. Dari 16 orang 16 responden tersebut ternyata sebagian besar juga memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori baik ada 11 orang 11. Selanjutnya responden yang menyatakan Advertorial Word of Mouth Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang berjumlah 47 orang 47, dari 47 orang 47 tersebut ternyata sebagian besar responden memberikan penilaian Tingkat Ekuitas commit to user 115 Merek dalam kategori sedang berjumlah 30 orang 30. Dan responden yang menyatakan Advertorial Word of Mouth Agrowisata Sondokoro dalam kategori kurang baik berjumlah 37 orang 37, dari 37 orang 37 tersebut ternyata sebagian besar responden yang memberikan penilaian Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori sedang berjumlah 22 orang 22 dan yang menyatakan Tingkat Ekuitas Merek dalam kategori kurang baik berjumlah 13 orang 13. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara Advertorial Word of Mouth X 3 Agrowisata Sondokoro Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y. Hubungan ini kurang kuat karena karena mayoritas responden memberikan penilaian Advertorial Word of Mouth dan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro dalam kategori sedang. Kegiatan promosi Agrowisata Sondokoro yang diteliti adalah terfokus pada Advertorial dan Word of Mouth Marketing WOMM. Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran sebuah produk atau jasa awareness, menumbuhkan keingininan untuk memiliki dan mendapatkan produk interest, sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan loyalty. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDDA Attention, Interest, Desire, Decision, and Action. Pada Bab III Penyampaian Data yang memberikan kesimpulan bahwa Advertorial Word of Mouth dan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro masuk dalam kategori sedang. Dimana pertanyaan-pertanyaan mengenai Advertorial yang diukur berdasarkan frekuensi responden membaca, perhatian responden, dan Intensitas perhatian commit to user 116 responden terhadap pesan iklan atau advertorial memperoleh tanggapan yang tidak memuaskan. Namun, responden sangat mengapresiasi isi pesan dan gambaran visual yang ditampilkan dalam iklan atau advertorial Agrowisata Sondokoro. Sedangkan pertanyaan- pertanyaan mengenai Word of Mouth Marketing WOMM yang diukur berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang Agrowisata Sondokoro sehingga membicarakannya dengan orang lain, tingkat kepuasan responden Agrowisata Sondokoro berkaitan dengan kepuasan dan kesenangan, sehingga membicarakannya dengan orang lain, dan kerelaan responden untuk mempromosikan Agrowisata Sondokoro sebagai pilihan referensi berwisata bagi orang lain memperoleh tanggapan yang sangat positif dan apresiatif dari responden. Word of Mouth Marketing WOMM menjadi senjata utama dan paling diandalkan oleh Agrowisata Sondokoro dalam melakukan pemasaran dan promosi. Promosi pemasaran seperti ini dari awal berdiri hingga kini telah mampu membuat Agrowisata Sondokoro dikenal dan pilihan berwisata, sehingga tempat wisata ini dapat lahir, tumbuh, dan berkembang. Hal ini berarti masyarakat cukup puas ketika berwisata di Agrowisata Sondokoro. Peran Word of Mouth Marketing WOMM bagi Agrowisata Sondokoro sangat penting, efektif, dan efisien karena kegiatan promosi pemasaran seperti Advertorial tidak dilakukan secara kontinu karena keterbatasan dana. Namun, penguatan Karakter Merek dan peningkatan Kualitas Produk bagi pengunjung Agrowisata Sondokoro perlu senantiasa dilakukan agar citra positif akan terus berada dibenak pengunjung sehingga terciptalah kepuasan dan keralaan untuk mempromosikan Agrowisata Sondokoro kepada orang lain. Dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, peneliti dapat memberikan kesimpulan Kegiatan Komunikasi Pemasaran baik segi kulitas commit to user 117 maupun kuantitas masih belum maksimal sehingga Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro belum tercapai. Berdasarkan keseluruhan analisa data diatas ternyata terdapat kesamaan kesimpulan bahwa hubungan antara Karakter Merek, Kualitas Produk, dan Advertorial Word of Mouth Dengan Tingkat Ekuitas Merek Y adalah positif. Adapun hubungan yang positif ini kurang kuat karena mayoritas responden menjawab hubungan antara Karakter Merek, Kualitas Produk, Advertorial Word of Mouth dengan Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro masuk kategori dalam kategori sedang. Pada penelitian ini, Tingkat Ekuitas Merek Agrowisata Sondokoro diukur berdasarkan model Aaker. Aaker menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi : brand awareness, perceived quality, brand associations, dan brand loyality. Karakter Merek, Kualitas Produk, dan Advertorial Word of Mouth dinilai belum mampu menciptakan kemampuan yang kuat agar konsumen mengenali atau mengingat mereknya, membuat penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan Agrowisata Sondokoro, meningkatkan asosiasi merek dimata konsumen, dan melahirkan loyalitas konsumen Agrowisata Sondokoro sebagai pilihan wisata pertama, utama, dan terbaik. commit to user 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN