Tata Letak Sistem Ventilasi

27 Perpustakaan yang memiliki lingkungan dan fisik ruangan yang baik disertai dengan perabot perpustakaan yang memadai, sistem pencahayaan yang memadai merupakan bagian yang sangat menentukan dalam memberikan memberikan pelayanan. Agar pemustaka merasa nyaman di perpustakaan, maka perpustakaan harus ditata dengan baik, sirkulasi udara yang baik, nyaman dan mudah diakses. Lasa 2005:161, yang termasuk fisik tata ruang perpustakaan adalah : 1. Tata Letak. 2. Temperatur Suhu Ruangan. 3. Pewarnaan. 4. Akustik. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aspek yang meliputi lingkungan fisik ruangan perpustakaan meliputi tata ruang, temperatur, pewarnaan, dan akustik.

2.6.1 Tata Letak

Tata letak ruangan perpustakaan harus dirancang dan diatur sedemikian rupa agar terciptanya suatu gambaran yang memenuhi aspek efesiensi pemustaka dan pustakawan ketika hendak mengakses menuju ruangan tersebut, Menurut Perpustakaan Nasional RI 1992: 175, penataan dan pengaturan tersebut dilakukan, agar : 1. Tidak terjadi hambatan lalu lintas pemakai pelaksanaan kerja di setiap ruangan dan antar ruang. 2. Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik. 3. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai perpustakaan maupun pelaksanaan kerja. 4. Adanya efisiensi pemakaian ruangan.

2.6.2 Sistem Ventilasi

Universitas Sumatera Utara 28 Ventilasi merupakan salah satu komponen penting pada suatu fisik ruangan perpustakaan, dengan adanya sistem ventilasi dapat membantu pertukaran udara di dalam ruangan menjadi lebih baik dan juga akan memberikan kenyamanan serta kesegaran bagi penyelenggara dan pengunjung perpustakaan. Sulistyo-Basuki 1993:130, menyatakan bahwa, “perpustakaan yang terang dan sejuk berkat ventilasi yang baik akan lebih besar peluangnya untuk menarik perhatian pengujung serta menyenangkan pustawan ”. Teori tentang sistem ventilasi juga dikemukakan oleh Purawati 2007: 9 yang menyatakan bahwa, terdapat 2 macam sistem ventilasi yang dapat digunakan oleh perpustakaan yaitu : 1. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang 10 dari ruang bersangkutan. Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung. 2. Ventilasi aktif adalah ventilasi yang menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC Air Conditioning. Karena temperature dan kelembapan ruang perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan komputer. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa selain berperan aktif sebagai tingkat kesegaran dan pertukaran udara, sistem ventilasi juga berfungsi untuk menjaga tingkat kelembapan ruangan yang juga berdampak untuk menjaga keawetan koleksi buku dan bahan pustaka lainnya. Adapun secara umum ruangan yang diperhatikan secara khusus tingkat kelembapan dan temperatur ruangannya meurut DEPDIKNAS RI 2004: 131, adalah: 1. Area penyimpanan penggunaan multimedia 2. Area koleksi. Universitas Sumatera Utara 29 3. Area koleksi buku. 4. Ruang baca. 5. Ruang kerja pustakawan. Untuk pengkondisian temperatur udara menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004: 131 menjelaskan bahwa, tingkat pengkondisian ruangan yang diinginkan adalah sebagai berikut : temperatur 22-24 o C untuk ruang koleksi buku, ruang baca, dan ruang koleksi, 20 o C ruang komputer dan kelembapan 45 – 55. Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa terdapat 2 ventilasi yang dapat diterapka oleh suatu perpustkaan yaitu ventilasi aktif dan ventilasi pasfif. Ventilasi di ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan karena dengan sistem ventilasi yang baik ruangan perpustakaan akan memberikan kenyamanan yang didapat dari sistem pertukaran dari luar ruangan ke dalam ruangan perpustakaan, sehingga pustakawan merasa nyaman dan menambah produktifitas karyawan dalam penyelenggaraan perpustakaan dan pemustaka merasa betah berada di perpustakaan. Tingkat kelembapan dan temperatur ruangan juga menjadi prioritas khusus untuk diperhatikan sebab pengaturan tingkat kelembapan dan temperatur yang baik juga dapat memberikan ketahanan khusus pada koleksi buku di perpustakaan.

2.6.3 Sistem Pewarnaan Ruangan