52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI dengan periode
penelitian 2011-2015. Penulisan beralasan melakukan penelitian ini pada perusahaan perdagangan retail karena perkembangan perusahaan perdagangan
retail yang sangat pesat. Investasi pada perusahaan perdagangan retail saat ini sangat di minati para investor-investor karena tinggi nya daya konsumen
masyarakat dan laba yang menjanjikan. Perkembangan perusahaan perdagangan retail yang pesat memiliki peranan dalam mengurangi tingkat pengangguran
terbukti dengan banyak nya gerai-gerai yang dibuka yang otomatis memerlukan sumber daya manusia dalam mengelolanya.
4.2. HASIL PENELITIAN 4.2.1. Analisis Data
4.2.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai karakteristik variabel penelitian yang diamati. Data yang diperoleh dari hasil analisis statistik deskriptif,
menunjukkan nilai tertinggi maksimum, nilai terendah minimum, rata- rata mean, dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti baik variabel
dependen maupun variabel independen. Ghozali,2006:19. Data yang dilihat adalah jumlah data,nilai rata- rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai
Universitas Sumatera Utara
53 maksimum dari variabel devenden ROA, dan dari variabel independen Modal
kerja dan perputaran modal kerja serta debt to ratio sebagai variable moderating pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2015.
Tabel 4.1. Deskriptif Statistik
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
ROA 80
-35,10 45,79
7,2715 10,55826
MODALKERJA 80 -1251337000000 5107277000000 585822707130 946986605001
PERPUTARANMK 80 -6795,08
123,53 -80,7654
760,84730 Total Debt To Asset
0,47 8,29
2,6568 1,74116
Valid N listwise 80
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai
berikut: 1.
Nilai terendah ROA adalah -35,10 dan nilai tertinggi nya adalah 45,79 . Dengan jumlah data sebesar 80 diperoleh nilai rata-rata ROA sebesar
7,27 dengan standard deviasi 10.555 dari nilai rata-rata 2.
Pada variabel modal kerja dengan jumlah data 80 diperoleh nilai minimum sebesar Rp -1.251.337.000.000 dan nilai tertinggi sebesar Rp
5.107.277.000.000. Rata-rata modal kerja adalah Rp 585.822.707.130 dengan standard deviasi Rp 946.986.605.001
3. Perputaran modal kerja dengan jumlah data 80 menunjukkan nilai
minimum sebesar -6795.08 dan nilai tertingginya adalah 123,53. Rata – rata perputaran modal kerja adalah – 80,76 dengan standar deviasi 760,84
Universitas Sumatera Utara
54 4.
Total Debt to Assets sebagai variabel moderating dengan jumlah data 80 memperoleh nilai minimum sebesar 0,47 dan nilai tertinggi adalah 8,29.
Nilai rata-rata sebesar 2,6568 dengan standar deviasi 1,74116.
4.2.1.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketergantungan variabel dependen terikat dengan satu atau lebih variabel
independen bebas. Hasil analisis regresi berganda adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen
Tabel 4.4. Koefisien Regresi Berganda
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
3,322 ,404
8,224 ,000
SQRTMK 7,084E-007
,000 ,235
2,153 ,034
SQRTPMK ,135
,060 ,245
2,241 ,028
a. Dependent Variable: SQRTROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Berdasarkan nilai koefisien yang ada pada tabel 4.4, maka dapat dihasilkan
persamaan regresi sebagai berikut:
SQRTROA = 3.322 + 7,084E-007 SQRTMK + 0,0135 SQRT PMK + e
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas ROA dipengaruhi oleh modal kerja dan perputaran modal kerja. Hasil ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Universitas Sumatera Utara
55 1.
Konstanta sebesar 3.322menunjukkan nilai konstan, dimana jika semua variabel bebas Modal kerja dan perputaran modal kerja dianggap konstan
maka nilai dari profitabiltas ROA adalah sebesar 3.947. 2.
Koefisien modal kerja = 7,084E-007 menunjukkan bahwa modal kerja X
1
berpengaruh positif terhadap profitabilitas ROA Y. Hal ini berarti jika variabel modal kerja ditingkatkan 1 maka akan menaikkan
profitabilitas ROA sebesar 7,084E-007. 3.
Koefisien perputaran modal kerja = 0,135 menunjukkan bahwa perputaran modal kerja X
2
berpengaruh positif terhadap profitabilitas ROA Y. Hal ini berarti jika variabel perputaran modal kerja ditingkatkan 1 maka
akan meningkatkan profitabilitas ROA sebesar 0,135.
4.2.2. Analisis Uji Asumsi Klasik 1
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada tiap-tiap variabel penelitian untuk mengetahui variabel mana yang memenuhi dan tidak memenuhi asumsi
normalitas variabel tersebut terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal Probability Plot dan
uji Kolmogorov-Smirnov.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada lampiran dimana hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel tidak bebas dari uji asumsi klasik dimana
variabel tidak berdistribusi dengan normal. Selanjutnya untuk memperoleh model yang layak blues unbiased linear maka dilakukan transformasi dengan
Universitas Sumatera Utara
56 menggunakan akar kuadrat atau SQRT x. Berdasarkan model yang sudah
ditransformasikan maka diperoleh variabel yang bebas dari uji asumsi klasik. Hasil uji normalitas dalam penelitian ditunjukkan melalui gambar 4.1.
dibawah ini.
Gambar 4.1. Normal P-Plot variabel dependen :LnROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Gambar 4.1 P-P Plot diatas menunjukkan grafik normalitas data dimana data yang digunakan berdistribusi normal terlihat dari seluruh titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
57 Selain itu untuk menguji tingkat normalitas dapat dilakukan dengan
pendekatan gambar histogram yang ditunjukkan pada gambar 4.2 dibawah ini.
Gambar 4.2. Histogram Dependent Variabel : LnROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa kurva yang ada tidak berbentuk mencong kekiri atau kekanan. Hal ini berarti bahwa data yang diambil dari
populasi merupakan data yang berdistribusi normal.
2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas
dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Apabila nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
58 Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ditunjukkan melalui tabel 4.2 di
bawah ini.
Tabel 4.2. Uji Multikolinearitas
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
SQRTMK .978
1.023 SQRTPMK
.743 1.346
SQRTDTA .758
1.320 a.
DependentVariable:SQRTROA Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Dari hasil olahan dengan SPSS, diperoleh koefisien tolerance dari kedua variabel bebas lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini
membuktikan bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala multikolinearitasantar variabel independen dan layak untuk digunakan dalam
penelitian.
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain
jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara
memprediksi heteroskedastisitas adalah : 1.
jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,
2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
Universitas Sumatera Utara
59 3.
penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik-
titik data sebaiknya tidak berpola. Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dalam gambar
berikut.
Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Berdasarkan grafik scatterplot yang tersaji pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
60
4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan
dilakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada table 4.3. berikut.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model Durbin-Watson
1 1.716
a.Predictors: Constant, LNPMK, LNMK b. Dependent Variable: LNROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Dari hasil olahan data SPSS dapat dilihat bahwa hasil uji Durbin Watson sebesar
1.716. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel, dengan menggunakan nilai signifikan 5 persen 0,05. Jumlah data n = 80 dan variabel bebas k = 2 maka dl =
1.58, du = 1.68. Jadi 4-du = 4 – 1.68 = 2.3. Karena nilai DW sebesar 1.716 lebih besar dari batas du sebesar 1.68 dan kurang dari 4-du yaitu 2.32 hal ini berarti tidak
ada autokorelasi negatif atau dapat disimpulkan model regresi ini masih dapat dipergunakan untuk melakukan pengujian.
Universitas Sumatera Utara
61
4.2.3. PENGUJIAN HIPOTESIS 4.2.3.1. Koefisien Determinasi
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5. Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Mode R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,516
a
,266 ,246
1,28425 1,716
a. Predictors: Constant, SQRTPMK, SQRTMK b. Dependent Variable: SQRTROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Dari tabel 4.5 diatas dapat kita lihat bahwa angka koefisien Adjusted R square bernilai 0,246. Angka ini mengindikasikan bahwa hanya 24,6 variasi
atau perubahan dalam profitabilitas ROA mampu dijelaskan oleh modal kerja dan perputaran modal kerja. Dan sisanya 75,4 dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam dalam model penelitian. Standard error of estimate menunjukkan angka sebesar 1.28425. Semakin kecil
angka ini, semakin tepat model regresi dalam memprediksiprofitabilitas ROA
4.2.3.2. Uji Signifikansi Parsial t-test
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikansi
sig di bawah 0.05.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.6. Uji Signifikansi Parsial t-test
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3,322
,404 8,224
,000 SQRTMK
7,084E-007 ,000
,235 2,153
,034 SQRTPMK
,135 ,060
,245 2,241
,028 a. Dependent Variable: SQRTROA
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ROA
Dari tabel 4.6menunjukkan nilai t hitung variabel modal kerja sebesar 2,153 sedangkan t tabel sebesar 1,665, hal ini bearti t hitung t tabel
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan nilai signifikansi modal kerja 0,034 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel modal kerja berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas
ROA. 2.
Pengaruh Efektifitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ROA
Dari tabel 4.6menunjukkan nilai t hitung variabel perputaran modal kerja sebesar 2,241 sedangkan t tabel sebesar 1,665, hal ini bearti t hitung t
tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak dan nilai signifikansi perputaran modal kerja 0,028 lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas ROA. Nilai perputaran modal kerja
sebesar 2,241 menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas ROA.
Universitas Sumatera Utara
63
4.2.3.3. Uji Sigifikansi Simultan F-test.
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut dikatakan mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen
apabila memiliki nilai signifikansi sig di bawah 0,05.
Tabel 4.7. Uji Signifikansi Simultan F-test
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
13,922 2
6,961 4,221
.018
b
Residual 126,995
77 1,649
Total 140,917
79 a. Dependent Variable: SQRTROA
b. Predictors: Constant, SQRTPMK, SQRTMK
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Dilihat dari tabel 4.7 diatas, nilai F hitung adalah sebesar 4,221 dan nilai F tabel diketahui sebesar 2,365. Sehingga dapat diketahuai bahwa Fhitung Ftabel
4,221 2,365 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.Tingkat signifikansi pada tabel diatas adalah sebesar 0,018 dan lebih kecil dari 0,05 dengan
demikianHo ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara bersamaan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada
perusahaan perdagangan retail yang terdaftar di BEI. Hal ini berarti H1 : Terdapat pengaruh modal kerja dan efektifitas modal kerja baik secara
parsial maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun
2011-2015 diterima.
Universitas Sumatera Utara
64
4.2.3.4. Uji Moderating Uji Residual
Variabel moderating dianggap sebagai variabel moderating kalau nilai koefisien parameternya negatif dan signifikan.
1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dengan Total Debt to
Assets Sebagai variabel moderating
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah Total Debt To Assets dapat memoderting variabel modal kerja dengan profitabilitas, yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.8. Uji Residual Modal Kerja dan Total Debt to Assets
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,398
,109 3,651
,000 SQRTMK
-1,475E-007 ,000
-,239 -2,122
,037 SQRTROA
,027 ,023
,130 1,156
,251 a. Dependent Variable: absres1
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil uji moderating menggunakan uji residual. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung ROA t tabel 1,156 2.920
dengan nilai signifikansi 0,251 lebih besar dari 0,05. Pada tabel jelas terlihat bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel dan diperoleh hasil yang tidak signifikan
Universitas Sumatera Utara
65 dan nilai koefisien parameter yang positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel
total debt to assets bukanlah variabel moderating.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat dalam persamaan berikut.
Z = 0,398- 1,475 X1 + e │e│ = 0,398+ 0,027Y
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa : 1. Nilai konstanta 0,398 menunjukkan apabila semua variabel modal kerja,
profitabilitas dan residual antara modal kerja dan total debt to assets dalam keadaan konstan maka nilai total debt to asset adalah 0,398 dan diperoleh
koefisien modal kerja sebesar -1,475 2. Pada regresi kedua menunjukkan nilai profitabilitas Y bernilai positif
0,027. Hal ini mennggambarkan tidak ada lack of fit antara modal kerja dengan Total debt to asset sehingga variabel total debt to asset tidak dapat
dikatakan sebgai variabel moderating.
Hal ini berarti H2 :Total Debt to Assets mampu memoderasi hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsector
perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2015 ditolak.
2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dengan
Total Debt to Assets Sebagai variabel moderating
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah TotalDebt To Assets dapat memoderting variabel modal kerja dengan profitabilitas, yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.9. Uji Residual Perputaran Modal Kerja dan Total Debt to Assets
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,250
,098 2,547
,013 SQRTPMK
-,031 ,011
-,294 -2,695
,009 SQRTROA
,051 ,021
,266 2,440
,017 a. Dependent Variable: absres2
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat hasil uji moderating menggunakan uji
residual. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung ROA t tabel 2,440 2.920 dengan nilai signifikansi 0,017 lebih kecil 0,05. Meskipun diperoleh hasil yang
signifikan akan tetapit hitung lebih besar dari t tabel dan syarat dipenuhinya suatu variabel dapat memoderasi dengan menggunakan uji residual adalah kalau nilai
koefisien parameternya negatif . Hasil uji diatas menunjukkan nilai koefisien yang positif yang berarti total debt to asset bukanlah variabel yang bisa memoderasi
hubungan antara perputaran modal kerja dan profitabilitas.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat dalam persamaan berikut.
Z = 0.250 - 0.031 X2 + e │e│ = 0.250+ 0,051Y
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa : 1. Nilai konstanta 0,250 menunjukkan apabila semua variabel perputaran
modal kerja, profitabilitas dan residual antara perputaran modal kerja dan
Universitas Sumatera Utara
67 total debt to assets dalam keadaan konstan maka nilai total debt to asset
adalah 0,250 dan diperoleh koefisien modal kerja sebesar -0,031 2. Pada regresi kedua menunjukkan nilai profitabilitas Y bernilai positif
0,051. Hal ini mennggambarkan tidak ada lack of fit antara modal kerja dengan Total debt to asset sehingga variabel total debt to asset tidak dapat
dikatakan sebgai variabel moderating.
Hal ini berarti H3 : Total Debt to Assets mampu memoderasi hubungan antara perputaran modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur
subsector perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2015
ditolak.
4.3. PEMBAHASAN
1. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian maka dalam penelitian ini diperoleh koefisien Adjusted R Square sebesari 0,246 atau 24,6. Hal ini berarti kemampuan variabel
modal kerja dan efektifitas modal kerja untuk menerangkan variabel terikat yaitu profitabilitas hanya sebesar 24,6 sedangkan sisanya 75,4 dipengaruhi oleh
variabel lain diluar penelitian ini. Variabel lain diluar penelitian ini yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah seperti variabel rasio lancar, ukuran
perusahaan, perputaran kas, rasio hutang, penjualan dan banyak lainnya, dan dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya 2 variabel yang
membuat profitabilitas hanya dapat dijelaskan sebesar 24,6 dan sisanya dijelaskan oleh variabel diluar penelitian.
Universitas Sumatera Utara
68
2. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ROA
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.6diperoleh nilai t hitung t tabel 2,153 1,665 dan nilai signifikansi modal kerja 0,034 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel modal kerja berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas
ROA. Hal ini berarti setiap rupiah yang ditambahkan kedalam modal kerja akan menghasilkan profit bagi perusahaan. Modal kerja yang berpengaruh secara
positif berarti hubungan antara variabel modal kerja dengan ROA searah, dimana apabila modal kerja yang digunakan kecil maka ROA yang dihasilkan juga kecil
dan apabila modal kerja yang digunakan besar maka akan menghasilkan ROA yang besar pula. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sinuraya 2013 dimana variabel modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. Sementara, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Siburian 2009 dimana variabel modal kerja tidak berpengaruh terhadap ROI.
3. Pengaruh Efektifitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.6diperoleh nilai t hitung t tabel 2,241 1,665, dan nilai signifikansi perputaran modal kerja
0,028 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas
ROA. Nilai perputaran modal kerja sebesar 2,241 menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas ROA.
Universitas Sumatera Utara
69 Efektifitas suatu modal kerja diukur melalui perputaran modal kerja nya, semakin
cepat perputarannya maka semakin efektif penggunaan modal kerjanya, modal kerja yang efektif tentunya diharapkan menghasilkan profit bagi perusahaan. Hal
ini sesuai dengan hasil yang didapat dimana nilai perputaran modal kerja yang bernilai positif menggambarkan apabila perputaran modal kerja semakin tinggi
maka akan meningkatkan profitabilitas begitupun sebaliknya. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nike 2013 dimana diperoleh hasil
perputaran modal kerja berpengaruh secara negatif terhadap profitabilitas.
4. Pengaruh Modal Kerja Dan Efektifitas modal kerja Terhadap
Profitabilitas Secara Simultan.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dari tabel 4.7, Fhitung Ftabel 4,221 3, 11. Dengan tingkat signifikansi adalah sebesar yang lebih kecil dari
0,05 0,0180,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen secara bersamaan simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA
pada perusahaan perdagangan retail yang terdaftar di BEI. Hal ini berarti kedua variabel tersebut adalah variabel yang mampu mempengaruhi profitabilitas
perusahaan secara bersama-sama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinuraya 2013 dimana didapatkan hasil variabel modal
kerja dan perputaran modal kerja dapat berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.Sementara penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Siburian
2009 dimana variabel modal keja dan perputaran modal kerja yang diteliti tidak berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
70
5. Pengaruh Modal kerja Terhadap Profitabilitas Dengan Total Debt to
Assets Sebagai Variabel Moderating.
Berdasarkan hasil penelitian hasil menunjukkan nilai t hitung t tabel 1,156 2,920 dengan nilai signifikansi 0,251 lebih besar 0,05 serta memiliki nilai
koefisien parameter yang positif. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa total debt to asset bukanlah variabel yang bisa memoderasi hubungan antara perputaran
modal kerja dan profitabilitas. Total debt to assets diharapkan dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas dengan memberikan tambahan
rupiah kedalam modal kerja sehingga dapat meningkatkan penjualan dan meningkatkan profitabilitas, akan tetapi total debt to assets ternyata tidak mampu
memoderasi hubungan antara modal kerja dan profitabilitas yang artinya meskipun modal kerja mendapatkan atau tidak tambahan rupiah maka tidak akan
berpengaruh dengan profitabilitas perusahaan.
6. Pengaruh Efektifitas Modal kerja Terhadap Profitabilitas Dengan Total
Debt to Assets Sebagai Variabel Moderating.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung t tabel 2,440 2.920 dengan nilai signifikansi 0,017 lebih kecil 0.05. Meskipun diperoleh hasil
yang signifikan akan tetapi t hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai koefisien parameternya adalah positif . Maka hasil uji diatas menunjukkan bahwa total debt
to asset bukanlah variabel yang bisa memoderasi hubungan antara perputaran modal kerja dan profitabilitas. Total debt to assets diharapkan mampu
Universitas Sumatera Utara
71 memoderasi hubungan perputaran modal kerja dengan profitabilitas dengan
memberikan tambahan rupiah kedalam modal kerja sehingga dapat meningkatkan aktivitas perusahaan dan dapat meningkatkan efektifitas modal kerja, akan tetapi
total debt to assets tidak dapat memoderasi hubungan antara perputaran modal kerja dengan profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan