Konsep Pakaian Distro yang diminati Konsumen

131

3.4. Konsep Pakaian Distro yang diminati Konsumen

Masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda memiliki kebutuhan yang tidak pernah ada habisnya, perkembangan mempengaruhi perubahan kebutuhan setiap individu. Sebagai konsumen yang memiliki keinginan untuk menggunakan konsep pakaian dalam memfasilitasi diri untuk menjalani aktivitas keseharian, seperti olahraga, menghadiri acara formal, nongkrong, kegiatan perkuliahan untuk mahasiswa, acara kantor, acara formal dan non formal yang diadakan sekolah sampai pada pakaian untuk aktivitas rutin sehari-hari. Setiap individu dari berbagai latar belakang memiliki kebutuhan konsep pakaian, lingkungan tempat individu berada turut mempengaruhi penampilan dan kebutuhan konsep pakaian individu. Indonesia sebagai salah satu negara maritim dengan keragaman suku dan budaya melahirkan masayarakat majemuk yang berada pada daerah atau kota besar di Indonesia, tidak terkecuali dalam konsep pakaian. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki pakaian adat yang berbeda satu sama lain, setiap gaya dari pakaian adat tersebut memiliki makna sesuai budaya yang dianut masyarakat yang menggunakannya. Sebagai salah satu model usaha yang menjual produk pakaian yang tumbuh subur di Indonesia, distro pada setiap daerah atau kota besar menawarkan konsep pakaian yang berbeda sesuai dengan permintaan konsumen. Baik dari unsur jenis produk pakaian yang dipasarakan melalui sebuah distro atau unsur desain sebuah pakaian, seperti bentuk produk pakaian, warna dan motif sebuah produk pakaian. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan cuaca dan iklim suatu daerah atau kota, budaya yang dianut suatu masyarakat dalam suatu kota Universitas Sumatera Utara 132 atau daerah, atau kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap perkembangan konsep pakaian baik dalam domestik atau mancanegara. Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terdapat berbagai suku masyarakat mulai dari suku batak, suku melayu, atau para pendatang yang merantau ke Kota Medan seperti Tioghoa dan Thamil. Terdapat kesenjangan pengetahuan perkembangan konsep pakaian dalam masyarakat, masyarakat di Kota Medan memiliki animo yang besar untuk belanja kebutuhan pakaian di pusat perbelanjaan yang ada di Kota Medan. Pengetahuan masyarakat Kota Medan tentang konsep pakaian masih kurang dan tertinggal dengan kota besar lain di Indonesia, seperti Kota Bandung, Kota Jakarta, dan kota lain. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bang Ersad 32 tahun : “kalo di Kota Medan orang masih lebih suka belanja untuk pakaian itu di mall atau pusat perbelanjaan, dan masih tertinggal dengan kota lain yang ada di Indonesia, seperti Kota Bandung dan Kota Jakarta, atau kota besar lain, Medan masih tertinggal.” Distro sebagai wadah memasarkan produk pakaian untuk kalangan anak muda untuk di Kota Medan menjadi salah satu pasar yang istimewa, karena perubahan konsep pakaian di Kota Medan tidak berlangsung dengan cepat berebeda dengan Kota lain di Indonesia yang perubahan konsep pakaian berlangsung cepat dalam kurun waktu tertentu. Desain yang sudah berkembang satu tahun lebih tidak ada yang menyentuh, namun ketika desain tersebut sedang booming masyarakat mencari-cari desain tersebut. Untuk konsumen Kota Medan sendiri sangat selektif terhadap konsep pakaian, anak muda di Kota Medan masih Universitas Sumatera Utara 133 memikirkan omongan dan pandangan masyarakat yang kritik ketika individu menggunakan konsep pakaian tertentu yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Seperti yang diungkapkan Bang Ersad 32 tahun : “perbedaan medan dengan kota lain dari segi style, medan agak terlambat dari Jakarta dan Bandung, karena mungkin anak muda selektif, desain yang sudah ada ditoko satu tahun lebih ga ada yang megang, waktu lagi booming baru dicari desain yang betul-betul selektif.”

3.4.1. Konsep pakaian Distro SnugxRaw yang diminati Konsumen