5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, di mana merupakan suatu wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam
usaha pencapaian suatu tujuan. Pengelolaan yang baik dan professional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup organisasi dalam
mencapai tujuannya. Hal ini memiliki arti bahwa seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi harus dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk sumber daya
manusia sebagai faktor utamanya. Tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangatlah
tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber daya manusia karyawanpegawai yang disebut berkualitas adalah sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi, sehingga mampu meningkatkan kinerjanya. Mangkunegara 2009:18 menyatakan bahwa kinerja pegawai prestasi
kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dalam hal ini, berarti adanya suatu kesediaan seorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiataan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja pegawai dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas kerja yang antara lain
meliputi ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, ketepatan kerja, tingkat
6 pelayanan yang diberikan, tingkat kesalahan pekerjaan, kemampuan menganalisis
data, serta kemampuan mengevaluasi. Kinerja yang baik apabila setiap pegawai dapat menyelesaikan segala
beban orgnisasi seefektif dan seefisien mungkin sehingga masalah yang terjadi di dalam organisasi dapat teratasi. Salah satu pencapaian hasil yang maksimal dari
seorang pegawai dalam suatu bidang pekerjaan sangat sering ditentukan oleh komitmen, baik komitmen professional maupun komitmen organisasi. Komitmen
organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan Luthans, 2006:249. Komitmen organisasi pada dasarnya
menekankan bagaimana hubungan pegawai dan satuan kerja menimbulkan sikap yang dapat dipandang sebagai rasa keterikatan pada falsafah dan satuan kerja, di
mana karyawanpegawai akan memegang teguh sepenuh hati dan berjanji melaksanakan tugas yang harus diemban secara taat asas yang telah ditetapkan
oleh sekelompok orang atau badan yang terikat dalam suatu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Komitmen organisasi dapat ditransformasikan ke dalam hasil penelitian Strees dan Shadur, et al dalam Prayitno 2003:50 yang menyatakan bahwa
komitmen organisasi adalah sebagai rasa Identifikasi, Keterlibatan, Loyalitas yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Dengan kata lain,
Identifikasi adalah kepercayaan pegawai dalam hal penerimaan tujuan organisasi; Keterlibatan adalah partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja, dalam
7 penerimaan semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan, dan
Loyalitas yaitu kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, seperti menampilkan usaha melebihi apa yang diharapkan organisasi
dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Pegawai juga mempunyai tujuan sehingga diperlukan suatu integrasi
antara tujuan individu pegawai dengan tujuan organisasi. Untuk mengusahakan integrasi antara tujuan organisasi dan tujuan individu pegawai, harus diketahui
apa yang menjadi kebutuhan dari masing-masing pihak. Kebutuhan pegawai diharapkan dapat terpenuhi melalui komitmen organisasi tempatnya bekerja
sehingga kebutuhan organisasi akan kinerja pegawai yang diharapkan dalam bekerja juga dapat tercapai. Apabila seorang pegawai sudah terpenuhi segala
kebutuhannya, maka dia juga akan memiliki komitmen terhadap organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya komitmen akan membuat pegawai mendukung
semua kegiatan instansi secara aktif, ini berarti pegawai akan bekerja lebih produktif. Dengan demikian, kinerja yang dihasilkan pegawai dapat
mempengaruhi usaha suatu instansi secara positif. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kinerja dan komitmen organisasi
cenderung mempengaruhi satu sama lain. Penelitian oleh Mathis dan Jackson 2001:100 yang menyatakan bahwa pegawai yang relatif puas dengan
pekerjaannya akan lebih berkomitmen pada organisasi dan pegawai yang berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin mendapat kepuasan yang lebih
besar.
8 Meningkatkan kinerja sumber daya manusia mutlak diperlukan organisasi
dalam mengantisipasi kemajuan dan perubahan lingkungan secara global yang dihadapi dewasa ini dan di masa yang akan datang. Khususnya bagi pegawai
negeri sipil sebagai aparatur negara. Hal ini diperlukan sebagai salah satu syarat pembangunan bangsa yang mengarah pada terselenggaranya pemerintahan yang
baik dan bersih good and clean governance. Undang-undang Republik Indonesia UU RI Nomor: 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor: 8 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Kepegawaian telah memberikan arah perubahan dalam manajemen
kepegawaian negeri sipil. Undang-undang ini juga mempunyai implikasi langsung terhadap kesiapan pengembangan sumber daya manusia, dan ketersediaan sumber
daya lainnya. Perubahan tersebut membawa dampak pada perubahan cara kerja yang mau tidak mau harus dihadapi dan serangkaian adaptasi harus dilakukan
terhadap keberagaman yang mengacu pada perbedaan atribut seperti ras, kesukuan, gender, usia, status fisik, agama, pendidikan, atau orientasi seksual.
Tantangan yang cukup kompleks lainnya adalah bagaimana cara membuat seseorang akan tetap dengan komitmen atau pendiriannya agar sesuai dengan
nilai-nilai yang terdapat pada seluruh pegawai atas keinginan secara sukarela dan partisipasi pegawai. Orang tidak akan berubah dengan sendirinya hanya karena
diperintah, dan hanya akan berubah kalau dia menginginkannya secara sukarela. Para pemimpin dan aparatur negara bukan hanya sulit untuk berubah, tapi juga
sering mengabaikan nilai-nilai moral dan cara kerja aparatur negara. Citra dan kinerja birokrasi pemerintah dalam proses pemberian pelayanan kepada
9 masyarakat dan dunia usaha sampai saat ini masih belum mengembirakan.
Masyarakat masih menilai bahwa birokrasi pemerintah tidak professional, tidak transparan, serta terkesan tidak amanah. Tidak sedikit pula aparatur negaraPNS
yang mempunyai kinerja dan kualitas yang bagus, namun karena secara kuantitas relatif kecil jumlahnya dan tidak mempunyai jabatan struktural yang berpengaruh,
maka kehadiran mereka seolah-olah tenggelam di tengah riuhnya PNS kebanyakan.
Instansi Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara BPAD Provsu sebagai salah satu kantor pelayanan masyarakat yang
bertugas melayani keperluan pemerintah dan masyarakat umum yang berupa buku, majalah dan sejenisnya, tidak terlepas dari nilai-nilai komitmen organisasi
yang ditanamkan. Pegawai seharusnya mampu mengubah sikap dan prilaku dengan mempersepsikan nilai-nilai tersebut, guna menghadapi tantangan dan
perubahan masa depan. Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen guna mendukung kinerja pegawai.
Pada tabel 1.1 terlihat bahwa ternyata masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan komitmen organisasi di Badan Perpustakaan, Arsip, dan
Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara ini, yaitu masih adanya pegawai yang sering tidak hadir tanpa keterangan yang sah, datang terlambat, pulang lebih awal
dan lain-lain, serta ada juga kecenderungan pegawai dalam menunda-nunda pekerjaan.
10
Tabel 1.1. Rekapitulasi Absensi Kehadiran PNS Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara
Bulan Juli sd September 2010
Bulan Juli 2010
Minggu Ke- H
TH S
I Ct
TL TB
Dpk Jumlah
I 01-07-2010 s.d
02-07-2010 250
2 252
II 05-07-2010 s.d
09-07-2010 602
7 6
10 5
630 III
12-07-2010 s.d 16-07-2010
595 7
13 10
5 630
IV 19-07-2010 s.d
23-07-2010 596
13 6
10 5
630 V
26-07-2010 s.d 30-07-2010
601 7
7 10
5 630
Jumlah 2644
34 32
40 22
H: Hadir; TH: Tidak Hadir; S: Sakit dengan keterangan surat dari Dokter; I: Ijin; Ct: Cuti; TL: Tugas Luar; TB: Tugas Belajar; Dpk: Diperbantukan.
Bulan Agustus 2010
Minggu Ke- H
TH S
I Ct
TL TB
Dpk Jumlah
I 02-08-2010 s.d
06-08-2010 595
7 13
10 5
630 II
09-08-2010 s.d 13-08-2010
596 13
6 10
5 630
III 16-08-2010 s.d
20-08-2010 601
7 7
10 5
630 IV
23-08-2010 s.d 27-08-2010
602 6
7 10
5 630
V 30-08-2010 s.d
31-08-2010 250
2 252
Jumlah 2644
33 33
40 22
H: Hadir; TH: Tidak Hadir; S: Sakit dengan keterangan surat dari Dokter; I: Ijin; Ct: Cuti; TL: Tugas Luar; TB: Tugas Belajar; Dpk: Diperbantukan.
11
Bulan September 2010
Minggu Ke- H
TH S
I Ct
TL TB
Dpk Jumlah
I 01-09-2010 s.d
03-09-2010 375
3 378
II 06-09-2010 s.d
08-09-2010 360
15 3
378 III
14-09-2010 s.d 17-09-2010
466 13
6 15
4 504
IV 20-09-2010 s.d
24-09-2010 596
7 7
15 5
630 V
27-09-2010 s.d 30-09-2010
467 7
6 20
4 504
Jumlah 2264
27 19
30 35
19 H: Hadir; TH: Tidak Hadir; S: Sakit dengan keterangan surat dari Dokter; I: Ijin;
Ct: Cuti; TL: Tugas Luar; TB: Tugas Belajar; Dpk: Diperbantukan.
Sumber: Rekapitulasi Absensi Bulanan PNS BPAD Provsu, 2010
Dari Tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa pegawai yang absen dengan alasan tanpa keterangan banyak terdapat pada bulan Juli. Hal ini mengindikasikan bahwa
pada bulan Juli terjadi penurunan kinerja pegawai, di mana tingkat kehadiran rendah juga membuktikan bahwa komitmen kerja pegawai mengalami penurunan.
Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, maka untuk mengetahui lebih lanjut keterkaitan tolok ukur pada komitmen organisasi aparatur negaraPNS
pada instansi Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provsu tersebut, penulis tertarik mengadakan sebuah penelitian secara langsung terhadap objek
dengan judul “ Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi BPAD
Provinsi Sumatera Utara “.
12
B. Perumusan Masalah