Definisi Operasional Pengolahan Data Model Analisis

20 approach , sedangkan untuk variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat rata-rata tarif pajak, pendapatan riil perkapita dan tingkat inflasi.

3.4 Definisi Operasional

1. Penggelapan pajak menggambarkan tingkat penggelapan pajak yang terjadi di Indonesia pada periode 1999-2013. 2. Pendapatan riil perkapita menggambarkan besarnya pendapatan perkapita yang sudah memperhitungkan harga-harga barang dan inflasi di Indonesia pada periode 1999-2013. 3. Tarif pajak menggambarkan rasio jumlah pajak yang dibayarkan terhadap jumlah penghasilan kena pajak yang terjadi di Indonesia pada periode 1999-2013. 4. Inflasi menggambarkan tingkat kenaikan harga-harga secara umum yang terjadi di Indonesia pada periode 1999-2013.

3.5 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan software e-views 7.0, dan excel sebagai software pembantu dalam mengkonversi data kedalam bentuk baku yang disediakan oleh sumber kedalam bentuk yang lebih representatif untuk digunakan pada software e-views nantinya.

3.6 Model Analisis

3.6.1 Estimasi Penggelapan Pajak Di Indonesia

Pendekatan moneter untuk mengukur besar dari ekonomi bayangan dan penggelapan pajak telah menjadi pendekatan yang paling popular digunakan. Pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan permintaan uang Currency Demand Universitas Sumatera Utara 21 Approach yang dikenalkan oleh Cagan 1958 dan kemudian dikembangkan oleh Tanzi 1980. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa transaksi bayangan dilakukan melalui pembayaran tunai, hal ini dilakukan agar jejak transaksi bayangannya tidak dapat diketahui oleh pemerintah. Dalam rangka menyembunyikan sumber pendapatannya dari fiskus pajak, pelaku ekonomi yang melakukan ekonomi bayangan lebih menyukai menggunakan uang tunai. Dalam hal ini, kenaikan currency ratio cateris paribus, dapat menunjukkan peningkatan ekonomi bawah tanah. Tanzi 1983 mengasumsikan bahwa pendekatan currency demand didasari pada korelasi antara permintaan currency dan tekanan pajak, sehingga ekonomi bawah tanah tidak terjadi ketika pajak sama dengan nol. Dia kemudian mengatakan bahwa selisih antara estimasi currency dengan pajak dan estimasi currency tanpa pajak dapat menghasilkan estimasi currency dalam ekonomi bawah tanah. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Tanzi 1983, Faal 2003, dan Bekoe 2010 yang telah mengidentifikasi beberapa faktor kunci yang berpengaruh terhadap tingkat currency yang dimiliki oleh masyarakat dalam beberapa periode, maka berdasarkan penelitian tersebut dapat dilakukan estimasi persamaan currency demand untuk menentukan besarnya tingkat ekonomi bawah tanah dan penggelapan pajak. Berdasarkan teknik OLS, dapat dilakukan estimasi persamaan currency demand dalam bentuk: Universitas Sumatera Utara 22 � � ⁄ t = � + � n ��� + � �� + � ���� + � Dimana: � � ⁄ = Currency – M2 ratio ATR = Tarif Pajak Rata-Rata Ir = Tingkat Bunga r PCY = Pendapatan Riil Perkapita � = Error Term Ln = Natural Logarithm Dengan menggunakan hasil dari estimasi model currency-M2 tersebut, kemudian dapat diestimasi seberapa besar tingkat underground economy dan penggelapan pajak melalui cara yang dipakai oleh Tanzi 1980, 1983, Schneider 2007, yaitu pertama dengan menghitung seberapa besar tingkat illegal money, legal money, velocity of money perputaran uang, underground economy, dan terakhir adalah penggelapan pajak. Dengan estimasi sebagai berikut: ������� � �� �� = � − � ∗ � Dimana : � = currency-M2 dengan tarif pajak � = currency-M2 tanpa tarif pajak M2 = M1 + deposito berjangka Uang Luas Legal Money LM = M1 - IM Dimana: M1 = currency + permintaan deposit Uang sempit IM = Illegal Money Velocity V = � � Dimana: GNP = Gross National Product LM = Legal Money Universitas Sumatera Utara 23 Underground Economy UE = IM V Dimana: IM =Illegal Money V = Velocity Of Money Tax Evassion TE = UE �� �� �� � � � Dimana: EU = Underground Economy GNP = Gross National Product 3.6.2 Estimasi Tarif Pajak, Pendapatan Riil Perkapita, dan Inflasi Mempengaruhi Tingkat Penggelapan Pajak Di Indonesia Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari model yang merupakan dasar bagi sebagian besar model penggelapan pajak yang pertama kali dilakukan oleh Becker 1968 dengan memperkenalkan pendekatan teori ekonomi criminal economics of crime, dan kemudian dikembangkan oleh Allingham dan Sandmo 1972 yang dikenal dengan model pendekatan penggelapan pajak yang menggunakan konsep expected utility yang selanjutnya dimodifikasi oleh Yitzhaki 1974, Clotfelter 1983 dan Tanzi 1993. Dimana estimasinya adalah sebagai berikut: 1nTE t = α + α 1 1n ATR t + α 2 1n rPCY t + α 3 INF t + µ t Dimana: TE = Tax Evasion Penggelapan Pajak ATR = Average Tax Rate Tarif Pajak Rata-rata rPCY = real Per Capita Income Pendapatan Riil Perkapita INF = Inflasi µ t = Residual Universitas Sumatera Utara 24

3.7 Metode Analisis