fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.”
4
Pengertian pembelajaran juga dijelaskan oleh Mohammad Surya bahwa “pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan.”
5
Dari kedua pendapat tersebut dapat diartikan pembelajaran adalah suatu sistem, karena di dalamnya banyak terdapat
beberapa komponen yang saling berkaitan yang dapat dilakukan setiap individu untuk memperoleh sutau perubahan perilaku yang baru secara
menyeluruh. Pembelajaran dalam dunia pendidikan dijelaskan dalam UU SPN
No.20.2003 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sum
ber belajar pada suatu lingkungan belajar.”
6
Artinya pembelajaran bukan hanya proses interaksi yang terjadi antara peserta
didik dengan pendidik melainkan dapat pula dilakukan dengan sumber belajara lainnya yang terdapat di lingkungan belajar sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan yang terjadi antara si
pembelajar dengan sumber belajar dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh, baik perubahan perilaku maupun pemikiran
yang baru.
3. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan pendidik dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.”
7
Sama halnya dengan pendapat
di atas, Dick dan Carey juga berpendapat bahwa “strategi
4
Masitoh, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009, h. 7
5
ibid, h.7-8
6
Ibid, h. 8
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2012 h. 126
pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan bersama-
sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.”
8
Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berisikan materi serta
prosedur pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik dengan tujuan untuk menimbulkan hasil belajar yang efektif dan efisien.
4. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan “Rowntree mengelompokkannya menjadi beberapa jenis, yakni strategi
penemuan atau exposition-discovery learning, strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual.”
9
Mengacu pada jenis- jenis strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Rowntree, terdapat
delapan jenis strategi pembelajaran yang telah dikembangkan dari jenis
strategi sebelumnya, yakni:
a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa PBAS
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori SPE
c. Strategi pembelajaran Inkuiri SPI
d. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah SPBM
e. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir SPPKB
f. Strategi Pembelajaran Kooperatif SPK
g. Strategi Pembelajaran Kontekstual CTL
h. Strategi Pembelajaran Afektif
10
B. PembelajaranBerorientasiAktivitasSiswa PBAS
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan system pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
Dengan kata lain, “pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada
8
Masitoh, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Agama RI, 2009, h. 7
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2012 h. 128
10
Ibid, h. 129
aktivitas siswa.”
11
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diharapkan
dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.
1. KonsepPembelajaranBerorientasiSiswa PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai “suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.”
12
Dari konsep tersebut terdapat dua hal yang dapat dipahami. Pertama jika dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS
menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal sehingga terdapat keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, dan emosional.
Seorang peserta didik yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti mereka memiliki kadar PBAS yang rendah dibandingkan
dengan siswa yang mencatat. Kemungkinan mereka diam untuk menyimak serta menganalisis apa yang disampaikan oleh guru karena
mereka yang menyimak tersebut itu secara mental aktif. Sebaliknya jika siswa yang hanya sibuk mencatat tak bisa dikatakan memiliki
kadar PBAS yang tinggi karena hanya secara fisik aktif mencatat tapi tak diikuti oleh aktivitas mental dan emosi.
Hal kedua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara
kemampuan intelektual kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor.Artinya dalam PBAS pembentukan peserta didik secara
utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran. PBAS tidak menghendaki pembentukan peserta didik yang secara intelektual
cerdas tanpa diimbangi sikap dan keterampilan.
11
. WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Bandung : KencanaPrenada Media, 2006, h. 135
12
Ibid, h. 137
2. Tujuan PBAS
PBAS bertujuan membentuk peserta didik yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif dan secara motoric terampil, misalnya
kemampuan menggeneralisasi, kemampuan mengamati, kemampuan mencari data, kemampuan untuk menemukan, menganalisis,
mengkomunikasikan hasil penemuan. Aspek-aspek semacam inilah yang diharapkan dapat dihasilkan dari pendekatan PBAS.
Secara khusus PBAS bertujuan “meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakana.”
13
Artinya, melalui PBAS peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi
juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk keduanya. Selanjutnya PBAS bertujuan “mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki oleh peserta didik.”
14
Melalui PBAS peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan sikap, keterampilan dan kognitif
mereka. 3.
Peran Pendidik dalam Implementasi PBAS Banyak tanggapan yang salah tentang peranan pendidik dalam
implementasi PBAS, yakni tanggapan yang menyatakan bahwa pendidik tidak memiliki peranan penting dalam PBAS. Tanggapan
tersebut tentu saja tidaklah tepat walaupun PBAS disusun untuk meningkatkan aktivitas peserta didik, tetapi pendidik juga mempunyai
peran penuh di dalamnya. Pendidik dan peserta didik merupakan subjek belajar dalam PBAS tetapi dibedakan dalam pembagian
tugasnya. Misalnya, ketika peserta didik sedang melakukan kelompok diskusi, pendidik tidak hanya diam tetapi juga memperhatikan serta
mengamati kegiatan diskusi tersebut terlebih lagi pendidik secara aktif memberi bantuan kepada peserta didik yang memerlukannya.
“Hal ini dikarenakan pendidik tidak hanya bertugas menyampaikan materi saja
melainkan pendidik harus mampu membantu siswa untuk aktif. Baik
13
Ibid, h. 138
14
Ibid
dalam berdiskusi,
belajar memecahkan
masalah, dan
lain sebagainya.”
15
Dalam mengimplementasikan PBAS, pendidik bukanlah satu- satunya sumber belajar yang memberikan materi pelajaran kepada
peserta didik, akan tetapi bagaimana caranya agar pendidik dapat memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Penerapan PBAS menuntut
pendidik untuk kreatif dan inovatif agar gaya mengajarnya sesuai dengan karakteristik belajar peserta didik.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pendidik dalam menerapkan PBAS, yakni:
a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus
dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh pendidik, akan
tetapi diharapkan peserta didik pun terlibat dalam menentukan dan merumuskannya.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama peserta didik. Artinya,
tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan
pendidik akan tetapi melibatkan peserta didik. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab peserta didik.
Biasanya manakala peserta didik terlibat dalam menentukan jenis tugas dan batas akhir penyelesaiannya, mereka akan lebih
bertanggung jawab untuk mengerjakannya.
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan. Dengan memberitahukan rencana pembelajaran, maka peserta didik akan semakin paham apa yang harus mereka
lakukan. Hal ini mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada peserta didik yang
memerlukannya. Pendidik perlu menyadari bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang beragam. Oleh karena keragamannya
itulah pendidik perlu melakukan kontrol kepada setiap peserta didik, terutama kepada peserta didik yang dianggap lambat dalam
belajar.
e. Memberikan motivasi, mendorong peserta didik untuk belajar.
Misalnya dengan mengajukan pertanyaan. Dalam PBAS pertanyaan
tidak semata-mata
berfungsi untuk
menguji kemampuan peserta didik, akan tetapi lebih dari itu. Melalui
pertanyaan, pendidik dapat mendorong agar peserta didik
15
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 8