Hubungan ini menopang proses penyocokan interfencing, kegiatan kognitif yang dilakukan sebagai pusat setiap kegiatan komunikasi dan oleh karenanya sangatlah
penting dalam setiap tindak atau kegiatan membaca atau terjemahan.
2.2.3. Semantik dalam Penerjemahan
Seperti yang disebutkan di atas 2.2.1 bahwa pengetahuan tentang linguistik mutlak diperlukan dalam proses penerjemahan. Semantik sebagai salah satu bidang
linguistik yang menekankan pengertian atas makna kata, sangat berperan dalam proses ini. Satu kata bisa mempunyai banyak makna. Makna kata sangat bergantung
pada konteks penggunaannya. Dalam penerjemahan mutlak diperlukan pendekatan ilmiah terhadap analisis makna, khususnya yang berkaitan dengan analisis makna
satuan kata dan frasa. Semantik sebagai bidang linguistik yang menangani kajian makna ini tujuan utamanya adalah menjelaskan makna kata secara sistematis Leech,
1981: ix. Hatim dan Munday 2004: 35 menyebutkan bahwa masalah kunci bagi
penerjemah adalah sering kurangnya pencocokan yang seimbang melalui bahasa. Tidak hanya petanda signifier yang berubah melalui bahasa tetapi juga masing-
masing bahasa menggambarkan realita secara berbeda yaitu bidang semantik diambil alih oleh satuan tanda sering tidak tepat. Misalnya pada bahasa-bahasa yang lebih
berorientasi budaya Saussure, 19161983: 65-70. Berkaitan dengan kajian makna dalam penerjemahan, Nida 1964
membedakan dua tipe makna, yaitu:
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009
USU Repository © 2008
1. makna referensial, dan
2. makna konotatif.
Makna referensial disebut juga makna denotasi, yang berhubungan dengan kata sebagai tanda atau simbol. Makna konotatif atau konotasi merupakan reaksi
emosi yang tercipta pada pembaca dengan sebuah kata. Berbagai permasalahan linguistik berkaitan dengan makna referensial
diuraikan oleh Nida dan Taber 1969: 58-59. Misalnya, kata chair dalam bahasa Inggris bersifat polisemi bermakna banyak: sebagai nomina, kata itu berarti furnitur,
satu kedudukan universitas seperti profesor, ketua dalam rapat, dan sebagai verba bisa berarti ’mengetuai sebuah rapat’. Banyak contoh kasus seperti ini yang dijumpai
dalam setiap bahasa. Arti yang benar bagi penerjemah ditentukan oleh lingkungan semotaktik atau konteks kata-kata lain di sekitarnya. Beberapa makna bisa bersifat
figuratif dan perlu dibedakan dengan makna literalnya. Misalnya kata father dalam bahasa Inggris: father of a child, our Father in heaven, Father Murphy, father of an
invention or a country, dan lain-lain, dan tiap-tiap kata father tersebut memerlukan
penerjemahan yang berbeda. 2.2.4.
Analisis Komponen Makna
Secara umum ada dua pendekatan dalam menentukan. Yang pertama adalah pendekatan yang bersifat analitis, dan yang kedua adalah pendekatan yang bersifat
operasional. Pendekatan yang bersifat analitis berupaya mencari inti makna dengan analisis komponen makna. Pendekatan operasioal lebih memberikan penekanan pada
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009
USU Repository © 2008
mempelajari kata dalam penggunaannya, dan bukan makna leksikal, tetapi lebih kepada bagaimana kata itu digunakan dalam sebuah konteks.
Terkait dengan analisis komponen makna, Nida 1975 membahas cara-cara yang digunakan dalam menganalisis makna. Dicontohkan kata run dalam bahasa
Inggris mempunyai makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya.
1 1 The man boy, child runs. run
1
2 The water faucet, flour runs. run
2
3 The motor business, heart runs. run
3
4 The vine runs over the door. run
4
Nida beranggapan bahwa kata run dapat dibedakan melalui analisis sifat gerakan pada aktivitas run dengan menggunakan tiga parameter seperti tersebut
di bawah ini: 1
Aktual gerakan merupakan kegiatan nyata secara harafiah, 2
Ritmik kegiatan gerakan mengandung irama, 3
Hubungan dengan objek sifat kegiatan dalam kaitannya dengan objek.
Analisis Gerakan run
1
run
2
run
3
run
4
1 Aktual +
+ +
- 2 Ritmik
+ -
+ -
3 Hubungan dengan objek Total
parsial bagian
tujuan
Berkaitan dengan analisis sifat gerakan ini tentunya parameter yang digunakan disesuaikan dengan kata yang dianalisis.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009
USU Repository © 2008
Berbeda dengan Nida, Larson 1998: 59 mengklaim bahwa dalam semua bahasa terdapat empat jenis komponen makna, yaitu 1 golongan benda things,
2 golongan kejadian events, 3 golongan atribut attributes, dan 4 golongan relasi relation. Tetapi, tidak ada dua bahasa yang mempunyai struktur dan
tatabahasa yang sama, meskipun pada tataran konsep masing-masing bahasa mengandung keempat hal tersebut. Keempat golongan komponen yang dimaksud
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Benda things meliputi semua makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan
sebagainya, dan semua benda mati seperti batu, tanah, dan lain- lain.
Kejadian event meliputi semua kegiatanperbuatan seperti berlari, memukul, dan
lain-lain, dan perubahan keadaan atau proses seperti membeku, meleleh, dan lain-lain, dan pengalaman seperti berpikir,
berpendapat, dan lain-lain.
Atribut attributes berkaitan dengan masalah mutu dan jumlah berkenaan dengan
benda atau kejadian seperti panjang, sedikit, lambat, semua, dan lain-lain.
Relasi relation berkaitan dengan hubungan di antara unit-unit semantik tersebut,
misalnya karena, dengan, sejak, dan lain-lain.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009
USU Repository © 2008
2.2.5. Metode Penerjemahan