71 Kesenian merupakan salah satu warna kebudayaan yang terbentuk dari
hasil kreatifitas dan inovasi masyarakat dan lingkungannya. Kesenian tradisional lahir dari budaya masyarakat terdahulu di suatu daerah
tertentun yang terus berkembang secara turun-temurun dan terus diikuti oleh generasi berikutnya.
Disamping mengenalkan musik perkawinan, fungsi musik perkawinan Batak Toba di Kota Medan merupakan ritual adat yang tidak bertentangan
dengan ajaran agama Kristen, yang mana fungsi musik perkawinan sebagai sarana upacara adat dalam pesta perkawinan Batak Toba sebagai sarana
untuk mengungkapkan rasa kegembiraan dan sebagaai sarana hiburan. Untuk melihat fungsi pada upacara perkawinan Batak Toba, penulis
melakukan pendekatan yang dikemukakan oleh Allan P. Merriam dalam bukunya The Anthropology of Music yang membagi musik kedalam
sepuluh kategori fungsi musik, dalam hal ini penulis menitikberatkan fungsi musik perkawinan pada fungsi komunikasi, hiburan, perlambangan,
pengungkapan emosional, reaksi jasmanai, penghayatan estetis dan fungsi ritual. Lima dari keenam fungsi tersebut yaitu fungsi komunikasi, hiburan,
perlaambangan, pengungkapan emosional, reaksi jasmani dan penghayatan estetis merupakan wujud dari adanya kontinuitas yang masih tetap di
pertahankan dan diterima di tengah-tengan masyarakat Batak Toba di Kota Medan, sementara fungsi ritual sudah mengalami perubahan dan bahkan
telah diabaikan.
3.3.1 Fungsi pengungkapan emosional
72 Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan
dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Musik digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu
untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telaah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya
yaang dikaaitkan dengan berrbagai objek seperti cinta, suka-duka, amarah dan mulai mengotak-atik nada sesuai dengan suasana hatinya.
Musik merupakan media yang dapat digunakan untuk mengungkap perasaan. Sebagai contoh, ada orang yang mengungkapkan perasaannya
dengan bernyayi, penulisan lirik lagu, dan ada juga yang mengungkapkan perasaannya dengan memainkan alat musik. Pengungkapan emosional
tersebut diekspresikan dengan kondisi suasana hati orang tersebut. Dalam perkawinan, musik yang dimainkan dapat dianggap sebagai media
untuk mengungkapkan perasaan. Pada saat orangtua dari pihak pengantin wanita menyampaikan ulos hela kepada pengantin, pemusik pargonsi
akan membawakan lagu ataupun musik untuk menggambarkan konteks pemberian ulos tersebut. Sebagai contoh, lagu Borhat ma dainang akan
dinyanyikan sebelum dan pada saat ulos disampaikan. Isi teks lagu ini adalah doa orang tua dan keikhlasan memberangkatkan puterinya
mengarungi bahtera rumah tangga. Dalam doa tersebut dimohon agar pengantin memperoleh anak laki-laki dan anak perempuan sebagaimana
cita-cita dari orang Batak, walaupun harus berpisah namun batin akan selau bersama dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
3.3.2 Fungsi penghayatan estetis
73 Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai Tuhan dengan berbagai
kemampuan belajar ability to learn dan bakat talent tentang apa saja. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda-beda
dalam hal memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik.
Untuk menikmati rasa estetis indah, maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik. Setiap jenis musik
memiliki keunikan melodis, ritmis, dan haarmonis yang terkait dengan komposisi dan instrumentasinya.
Pada dasarnya, seseorang dapat enikmati musik karena secara psikologis mampu untuk menghayati musik itu sendiri. Seseorang juga mampu
memainkan musik dengan baik apabila mampu menghayati permainan dengan baik. Seorang pemain musik apapun tidak akan maksimal
menggunakan instrumen yang dimainkannya jika tidak mampu menghayati permainan musik tersebut dengan baik walaupun secara teknis
orang tersebut mahir dalam memainkannya. Guntur Sitohang yang merupakan salah seorang sesepuh pargonsi Batak
Toba di Harian Boho Samosir pernah berkata, “jika kita ingin mahir dalam bermain musik maka kita harus menjadikan musik itu sebagai bagian dari
kehidupan kita”
21
21
Lihat wawancara Bonggud dengan Guntur Sitohang 2011
yang artinya kita harus menganggap musik itu sebagai sosok yang kita sayangi setiap saat sama seperti bagaimana kita
menyanyangi orang tua, keluarga, bahkan diri kita sendiri. Dengan demikian, maka kita harus merawat, menjaga, dan memeperlakukan
instrumen dengan baik.
74 Selain itu, musik pada upacara adat perkawinan dapat berfungsi sebagai
media untuk penghayatan estetis, hal ini dapat dilihat dari peristiwa manortor pada saat akan menyerahkan ulos kepada pengantin. Pada
umumnya tidak semua orang Batak Toba dapat manortor karena memperoleh pelajaran manortor, tetapi kenyataannya jika kita melihat di
lapangan terjadi sebuah keselaarasan antara gerakan tangan, kaki, dan badan pada saat manortor dengan iraman musik yang di mainkan oleh
pargonsi pemain musik. Hal ini menunjukkan bahwa keselarasan itu muncul karena adaya pengahayatan estetis dari sipanortor ketika
mendengarkan alunan musik yang dimainkan.
3.3.3 Fungsi hiburan