Nilai-nilai dalam Konsep Termokimia

6. Nilai-nilai dalam Konsep Termokimia

a. Nilai Religi Nilai religi dalam suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan seseorang bahwa segala sesuatu ada yang mengaturnya. 84 Seperti fitrah manusia yang cenderung untuk beragama, tertera dalam firman Allah SWT sebagai berikut:                              Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman: Bukankah Aku Ini Tuhanmu? mereka menjawab: Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini keesaan Tuhan, QS. Al-A’raaf: 172. Konsep energi pada pembahasan termokimia, dapat mempekuat keimanan tentang eksistensi atau hakikat keberadaan Allah SWT yang maha kekal. Walaupun tidak dapat lilihat secara langsung melalui panca indera, keberadaan Allah dapat diketahui melalui bukti- bukti yang ada, seperti adanya alam semesta beserta isinya, adanya makhluk hidup bahkan adanya manusia yang diberikan kelebihan akal untuk digunakan secara benar merupakan bukti keberadaaan Allah. Allah memiliki sifat tidak berawal, tidak berakhir, Maha kekal dan lain-lain. Sebagaimana tertera dalam firman-Nya, yaitu sebagai berikut:        Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, Ar-Rahmaan: 27. 84 Suroso Adi Yudianto, Op.Cit., h. 16                        Janganlah kamu sembah di samping menyembah Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan, Al-Qashash: 88. Begitu pula dengan energi, walaupun energi tidak dapat dilihat secara kasat mata melalui panca indra, tetapi dapat dirasakan melalui indra peraba. Energi yang dimaksud di sini adalah energi dalam bentuk panas. Keberadaan energi kalor dapat diketahui melalui pengukuran suhu. Jika suhu sistem pada akhir reaksi lebih tinggi berarti suhu sistem mengalami kenaikan karena terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem, sebagai akibat penyerapan kalor dari lingkungan. Sebaliknya, jika suhu sistem pada akhir reaksi lebih rendah berarti suhu sistem mengalami penurunan karena terjadi perpindahan energi panas dari sistem ke lingkungan, sebagai akibat dari pelepasan kalor oleh sistem ke lingkungan. Adanya energi membuktikan bahwa ada Sang Pencipta yang telah menciptakannya untuk kepentingan manusia di alam, sedangkan manusia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya walaupun sampai hari kiamat tiba. b. Nilai Sosio-politik-ekonomi Manusia telah dibekali oleh Allah SWT dengan fitrah untuk berpolitik, melakukan hubungan sosial dan ekonomi sesuai dengan Surat At-Taubah ayat 71 berikut ini,                             Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul- Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, QS. At-Taubah: 71. Nilai sosio-politik-ekonomi dalam bahan ajar adalah nilai yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia untuk bersikap dan berperilaku sosial yang baik dalam kehidupan. 85 Nilai sosio-politik- ekonomi yang diintegrasikan pada konsep termokimia tentang sistem dan lingkungan berupa analogi tentang faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri manusia, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar diri manusia, misalnya lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-lain. Ketika seseorang sedang mengalami suatu permasalahan yang rumit, mereka membutuhkan orang lain untuk bertukar pikiran, agar permasalahan yang dihadapi bisa terselesaikan. Karena manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, terikat dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat yang saling membutuhkan satu sama lain. Peristiwa di atas merupakan analogi tentang sistem dan lingkungan. Sistem selalu terikat dengan lingkungan, karena pada sistem dan lingkungan terjadi pertukaran, yaitu pertukaran energi panas. Pada saat sistem membutuhkan kalor, maka energi akan berpindah dari lingkungan ke sistem, begitu pula sebaliknya. Keduanya saling mempengaruhi dan berkaitan. Adapun nilai sosio-politik-ekonomi yang dapat diambil pada konsep termokimia tentang reaksi eksoterm dan endoterm adalah bahwa dalam kehidupan di dunia ini manusia, khususnya umat muslim memiliki hak dan kewajiban dalam hal memberi dan menerima. 85 Ibid., h. 17 Seorang fakir dan miskin mempunyai hak untuk dapat menerima sebagian harta yang dimiliki oleh seseorang yang mampu kaya yang wajib mendermakan sebagian hartanya dalam batas yang sudah ditentukan, dalam bentuk zakat maal. Hal ini telah dijelaskan melalui firman Allah berikut:                          Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, QS. At-Taubah: 60. Sebagai manusia yang beragama dan juga merupakan makhluk sosial, harus senantiasa memiliki kesadaran untuk selalu menanamkan sikap saling memberi dan menerima. Meskipun tidak dengan harta, hal tersebut dapat dilkukan dengan menggunakan tenaga atau fikiran untuk membantu orang lain. Begitu juga yang terjadi pada reaksi eksoterm dan endoterm, dimana reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan energi dalam bentuk kalor dari sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menerima kalor dari lingkungan ke sistem. Pada konsep reaksi endoterm dan eksoterm ada saling keterkaitan satu sama lain, suatu zat ada kalanya menerima kalor dan ada kalanya melepas ketika terjadi suatu reaksi. Manusia juga ada kalanya di atas yang siap untuk berbagi dengan orang lain yang berada di bawahnya. Suatu senyawa kimia terbentuk melalui ikatan antar- atomunsur penyusunnya H o f . Begitu juga dengan kita, sebagai manusia harus senantiasa menjaga tali silaturrahmi agar ukhuwah islamiyah tetap terjaga. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 1 yang berbunyi:                                Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan Mengawasi kamu, QS. An-Nisa: 1. c. Nilai Intelektual Setiap manusia diciptakan telah memiliki fitrah, salah satunya adalah fitrah intelektual seperti tertuang dalam ayat Al-Quran berikut ini,            Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, QS. Ali-Imron: 190. Nilai intelektual dalam bahan ajar adalah nilai yang melandasi kecerdasan manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat. 86 Nilai intelektual dalam konsep termokimia adalah bahwa pada reaksi pembakaran yang menghasilkan gas karbon dioksida CO 2 dapat mencemari lingkungan, sehingga kita harus mengurangi pencemaran akibat CO 2 yaitu dengan melakukan penghijauan, menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti bus transjakarta, bersepeda atau jalan kaki. d. Nilai Praktis 86 Ibid., h. 16-17 Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang memberikan manfaat langsung bagi kehidupan manusia. 87 Pada kehidupan manusia, konsep termokimia kimia banyak dimanfaatkan. Seperti bahan bakar elpiji, minyak tanah, bensin, solar merupakan bahan yang mengandung unsur C dan H. Penggunaannya mengakibatkan putusnya ikatan antar- atom energi ikatan dan akan menghasilkan energi H = -reaksi eksoterm yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan, seperti memasak, menjalankan kendaraan ataupun mesin. Sedangkan reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari dijumpai pada proses terjadinya hujan proses kondensasi uap, dimana hasil penguapan air laut karena adanya sinar matahari diserap oleh atmosfer bumi yang kemudian disebut dengan proses konsendasi uap yang nantinya akan jatuh ke bumi, yang disebut dengan air hujan yang dapat digunakan oleh semua makhluk hidup di bumi untuk keperluan sehari-hari.

7. Hasil Penelitian yang Relevan