Sifat-sifat Fisik Tanah Sifat-sifat Kimia Tanah

Reliaman Saragih : Survey Dan Pemetaan Tanah Detail Di Kebun Sukaluwei PT. NV Perimex Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2010. Epipedon adalah sebuah horizon atas penciri. Epipedon terdiri dari bagian atas pada tanah yang dihitami oleh bahan organik A1, Ap dan bagian atas horizon eluvial A2, A3. Epipedon tidak sinonim horizon A, karena epipedon boleh termasuk sebahagian atau seluruh horizon B, jika bahan organik tersedia berasal dari Horizon A ke Horizon B. Alluvial baru, colluvial, atau endapan eolin, lapisan yang halus, tidak termasuk kedalam konsep epipedon, karena penampang pedogenesis tidak dengan signifikan perkembangannya Amerijckx, 1987. Horizon bawah penciri mencakup bagian tanah tempat terjadinya pelonggokan berbagai bahan seperti: gips, kalsiummagnesium karbonat, garam larut, atau lapisan penyemenan yang membatasi gerkan air dan penetrasi akar tanaman. Horizon penciri ini digunakan untuk mengklasifikasikan tanah pada kategori tinggi ordo tanah Poerwowidodo, 1991. Menurut Soil Survey Staff 2006 menyatakan bahwa kriteria horizon bawah penciri adalah dibawah permukaan tanah, dibawah epipedon, dan kebanyakan di horizon B, tetapi beberapa terdapat di bagian horizon A.

2.2. Data yang Diperlukan untuk Genesis dan Klasifikasi

2.2.1. Sifat-sifat Fisik Tanah

Analsis Besar Butiran Analisis Mekanik Menurut Hardjowgeno 1993 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis besar butiran adalah: a Terjadinya translokasi liat dan ada tidaknya horizon argilik. b Jenis dari proses pembentukan tanah. Reliaman Saragih : Survey Dan Pemetaan Tanah Detail Di Kebun Sukaluwei PT. NV Perimex Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2010. c Pengamatan terhadap lithologic discontinuity, misalnya terlihat dari perubahan tekstur yang menyolok. d Klasifikasi besar butiran merupakan kriteria untuk kategori famili.

2.2.2. Sifat-sifat Kimia Tanah

Kapasitas Tukar Kation KTK Menurut Boul, etal 1981 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis Kapasitas Tukar Kation KTK adalah: a Petunjuk jenis-jenis mineral liat yang ditemukan dalam tanah. b Petunjuk untuk tingkat pelapukan tanah. c Petunjuk dalam penyediaan unsur hara. Kation dan Asam dapat Dipertukarkan Menurut Hardjowgeno 1993 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis Kation dan Asam dapat dipertukarkan adalah: a Sifat tanah menjadi lebih jelek kalau perbandingan kandungan Na dapat dipertukarkan dengan kation lain dan KTK semakin tinggi. b Ratio CaMg. c Bila Aldd 60 KTK, maka merupakan racun bagi tanaman. Pengukuran pH Tanah Menurut Hardjowgeno 1993 menyatakan bahwa dari pengukuran pH tanah tersebut dapat diperkirakan hal-hal berikut: a pH 3,5 terdapatnya sulfat masam cat clay di dalam tanah. Reliaman Saragih : Survey Dan Pemetaan Tanah Detail Di Kebun Sukaluwei PT. NV Perimex Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2010. b pH 4,5 kemungkinan banyak terdapat H dapat dipertukarkan di samping Al. c pH 4,5-4,8 pada tanah mineral cukup banyak Al dapat ditukar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, dan kejenuhan basa rendah. d pH 4,0-5,2 pada tanah organik histosol aau epipedon histik. Cukup banyak Al + H dapat ditukar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman e pH 5,8-6,5 ada exchange acidity, yang memungkinkan berasal dari hidroksil Al atau gugus fungsional dari bahan organik. Kejenuhan basa 70-90, tergantung dari jenis mineral liatnya. f pH 6,5-8,0 kejenuhan basa 100, tdak Al dapat ditukar. g pH 8,0-8,5 kejenuhan basa 100, terdapat CaCO 2 bebas. Kation yang dapt ditukarkan terutama Ca + Mg h pH 8,5-10,0 banyak mengandung garam mudah larut, daya hantar listrik tinggi. Na dapat ditukarkan tinggi tapi belum cukup sebagai horizon natrik. i pH 10 tanah jenuh dengan Na = tanah alkali Kejenuhan Basa Menurut Hardjowgeno 1993 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis Kejenuhan Basa adalah: Reliaman Saragih : Survey Dan Pemetaan Tanah Detail Di Kebun Sukaluwei PT. NV Perimex Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2010. a Menunjukkan tingkat pencucian. Kejenuhan basa sub soil dari horizon B dan bagian atas horizon C merupakan petunjuk sejauh mana pencucian basa-basa dari tanah. Digunakan untuk membedakan tanah-tanah ordo Ultisol dan Alfisol. b KB 50 pada pH 7, adalah penciri untuk horizon Mollik penciri untuk ordo Mollisol. Bahan Organik dan Penyususnya Menurut Hardjowgeno 1993 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis Bahan Organik dan Penyususnya adalah: a Petunjuk besarnya akumulasi bahan organik dalam keadaan lingkungan yang berbeda. Penciri penting untuk tanah-tanah yang proses pembentukannya banyak dipengaruhi oleh bahan organik seperti: horizon Mollik dan Umbrik. b Untuk membedakan tanah organik dan tanah mineral.

2.3. Klasifikasi Tanah