3. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang dapat diusahakan
serta lahan pembudidayaan ikan yang potensial diwilayah Republik Indonesia. Pengelolaan perikanan di luar wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia, sebagaimana diuraikan diatas, diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, persyaratan, danatau standar internasional yang diterima
secara umum. Yang dimaksud dengan pengelolaan perikanan diluar wilayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 5 ayat 2 UU No. 31 Tahun 2004 adalah pengelolaan perikanan di laut lepas.
B. Kewenangan Daerah dalam Pengelolaan Wilayah Laut
Dalam rangka Otonomi Daerah, Kewenangan pengelolaan sumberdaya laut bukan lagi hanya hak pemerintah pusat. Era Otonomi Daerah telah melahirkan
desentralisasi wewenang yaitu dilaksanakannya penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Termasuk didalamnya adalah penyerahan atas wewenang pengelolaan wilayah laut sebagaimana diuraikan dalam
Undang-udang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 18, sebagai berikut
62
: 1
Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk menegelola sumberdaya di wilayah laut.
62
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, LN 125 Tahun 2004.__
2 Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumberdaya alam di
bawah dasar danatau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
3 Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut;
b. pengaturan administratif;
c. pengaturan tata ruang; d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah
atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah; e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan
f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara. 4 Kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 paling jauh 12 dua belas mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas danatau kearah perairan kepulauan untuk
provinsi dan 13 sepertiga dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupatenkota.
5 Apabila wilayah laut antara 2 provinsi kurang dari 24 mil, kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut dibagi sama jarak atau
diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar dua provinsi tersebut, dan untuk kabupatenkota memperoleh 13 sepertiga dari
wilayah kewenangan provinsi dimaksud.
6 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5 tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
7 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.
Pembagian wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 di atas hanya sebatas dalam hal pengelolaan sumber daya alam laut sebagaimana disebutkan dalam
ayat 4 dan 5 berkaitan dengan kewenangan daerah untuk mengeluarkan perijinan usaha perikanan.
C. Kewenangan Perijinan.