Penyiapan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Penentuan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Sakarin BPFI

25 3.5.2 Prosedur Analisis 3.5.2.1 Penyiapan Larutan Sampel Ditimbang sirup 1 gram untuk masing-masing jenis sirup, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol 60 hingga garis tanda, dikocok ± 15 menit, lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm dan diawaudarakan ± 30 menit

3.5.2.2 Penyiapan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Masing-masing unit diatur, kolom yang digunakan Shimadzu VP-ODS 250 x 4,6 mm, detektor UV-Vis dan dideteksi pada panjang gelombang 225 nm. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit dengan laju alir 1 mlmenit sampai diperoleh garis alas yang datar, menandakan sistem tersebut telah stabil.

3.5.2.3 Penentuan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum

Pada kondisi kromatografi komposisi fase gerak divariasikan untuk menda patkan hasil analisis yang optimum. Perbandingan fase gerak metanol 60:dapar fosfat pH6,8 yang divariasikan adalah 50:50, 60:40, 70:30 dengan laju alir 1 mlmenit. Kondisi kromatografi yang memberikan waktu retensi yang singkat, resolusi yang baik, nilai lempeng teoritis yang valid dan tailing faktor paling kecil yang akan dipilih dan digunakan dalam penelitian ini. 3.5.3Analisis Kualitatif Menggunakan KCKT 3.5.3.1 Uji Identifikasi Natrium Sakarin dalam Sirup menggunakan KCKT Diinjeksikan sebanyak 20µl larutan sampel, dianalisis pada kondisi KCKT dengan perbandingan fase gerak metanol 60:dapar fosfat pH 6,840:60 dan laju alir 1 mlmenit serta panjang gelombang 225 nm. Selanjutnya untuk identifikasi, Universitas Sumatera Utara 26 pada larutan sampel sirup tersebut ditambahkan sedikit larutan Natrium SakarinBPFI spiking kemudian diinjeksikan dan dianalisis kembali pada kondisi KCKT yang sama. Diamati kembali luas area dan dibandingkan antara kromatogram hasil spiking dengan kromatogram larutan sampel sebelum spiking. Sampel dinyatakan mengandung Natrium Sakarin, jika terjadi peningkatan tinggi puncak dan luas area pada kromatogram hasil spiking. 3.5.4 Analisis Kuantitatif

3.5.4.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Sakarin BPFI

Ditimbang seksama sejumlah 50,0 mg Natrium Sakarin BPFI, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut metanol 60 hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µgml LIB I. Dari LIB I dipipet 10 ml, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut metanol 60 hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 200 µgml LIB II.

3.5.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium Sakarin BPFI