49
3. Kinerja Organisasi a. Definisi Kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah a sesuatu yang dicapai, b prestasi yang diperlihatkan,
c kemampuan kerja. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance. Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara
2005:67 bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan. Sedangkan, kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok Mangkunegara, 2005:15.
Bandarsyah dan Rohman 2007:337, menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika.
50 Widodo 2008:79 menyatakan bahwa kinerja hakikatnya
berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Kinerja individu
perorangan individual
performance dan organisasi organizational performance memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa
dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan aktif
sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta pencapaian suatu tujuan yang ditetapkan oleh
suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Penilaian Kinerja
Bandarsyah dan Rohman 2007:338, pada hakikatnya tujuan bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan pelanggan sehingga kita
harus dapat memenuhi semua tuntutan, keinginan dan harapan pelanggan. Sehingga semua kegiatan ditujukan untuk kepuasan
pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi, karena
kelangsungan hidup organisasi ada pada pelanggan. Oleh karena itu organisasi harus memiliki fokus terhadap pelanggan. Kepuasan
pelanggan dapat dijamin dengan menghasilkan barang atau jasa yang
51 berkualitas tinggi dan memenuhi tuntutan pelanggan. Kualitas harus
diperbaharui setiap saat agar pelanggan tetap puas dan loyal. Hal ini tercermin dalam:
1 Pelanggan bersifat sebagai penasehat dalam penjualan. 2 Pelanggan tidak pernah dijanjikan lebih dari yang bisa diberikan.
3 Masukan dan umpan balik pelanggan diakomodasi dalam proses pengembangan produk.
4 Kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan.
5 Memanfaatkan informasi pelanggan. 6 Mendekati pelanggan.
7 Kemampuan untuk memberdayakan pekerja. 8 Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.
Menurut A. Parasuraman seperti yang dikutip oleh Suwardi 2011 bahwa mutu kualitas layanan atau jasa dipengaruhi dan terdiri dari:
1 Tangible. Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan peralatan
komunikasi. Adanya pembuktian yang nyata dari tim penjualan akan bentuk fisik dari pelayanan yang mereka berikan, sehingga
pembuktian tersebut akan dapat dapat membentuk suatu opini bagi pelanggan kearah yang positif. Tentunya perusahaan akan mengalami
suatu tingkat kepercayaan tinggi pada masa mendatang.
52 2 Reliability.
Adanya suatu perlibatan yang konsisten akan kinerja dari perusahaan dalam melihat ketergantungan mereka pada kondisi objektif pada saat
melakukan pelayanan. Ini dapat diartikan juga adanya suatu upaya untuk melakukan kinerja perusahaan secara optimal dalam
memberikan pelayanan yang benar pada saat pertama. 3 Responsiveness.
Perlunya suatu kemampuan seorang pelayanan jasa untuk dapat membaca jalan pikiran pelanggan dalam mengharapkan produk yang
mereka inginkan, sehingga pelanggan merasakan suatu perhatian yang serius dari pihak perusahaan akan harapan yang mereka butuhkan,
dalam arti perusahaan dengan cepat mengambil inisiatif akan permasalahan yang dihadapi pelanggan.
4 Competence. Adanya suatu keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam
memberikan jasa kepada pihak pelanggan dapat dilaksanakan dengan optimal. Disini pengetahuan karyawan akan bentuk jasa yang akan
mereka berikan kepada pelanggan dapat ditawarkan pada kondisi dan situasi yang sesuai, seperti melakukan pendekatan kepada para
pelanggan yang ingin membeli produk yang dijual. 5 Courtesy.
Dalam kegiatan ini adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh karyawan yang memberikan pelayanan kepada pelanggan yang
53 tercermin dari pribadi karyawan seperti kesopanan, respekrespon
yang cepat dalam menawarkan suatu produk kepada pelanggan, serta melakukan pertimbangan dalam mengambil inisiatif yang terbaik
dalam menghadapi suatu pelayanan dan juga mengadakan kontak diantara para karyawan yang melakukan pelayanan.
6 Credibility. Perlunya suatu kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan,
believability serta kejujuran. Dalam pelaksanaan ini, dimana adanya suatu usaha yang maksimal dari sebuah perusahaan untuk berusaha
menanamkan kepercayaan, sehingga perhatian yang tertuju kepada tujuan tersebut akan dapat memberikan suatu kredibilitias yang baik
bagi perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam masalah kredibilitas sangat berpengaruh pada nama perusahaan, reputasi
perusahaan, karakteristik personal dalam melakukan kontak secara personal, adanya tingkat kesulitan yang dihadapi dalam menjual yang
tentunya akan melibatkan tingkat interaksi yang positif dengan pelanggan.
7 Security. Adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan produk
yang mereka beli, dengan demikian pelanggan merasa terbebas dari rasa ragu dan bimbang akan mutu dari produk yang mereka terima,
tentunya pelayanan yang diberikan dapat memberikan suatu kepercayaan yang maksimal kepada pelanggan.
54 8 Access.
Dapat dijangkau dan mudah untuk dilindungi. Melibatkan pendekatan pada setiap kontak yang terjadi antara perusahaan dengan pihak
pelanggan. Dalam hal ini dimana adanya suatu hubungan yang sering dilakukan pihak perusahaan dengan pelanggan dalam memberikan
informasi pada produk yang mereka tawarkan, dengan harapan pelanggan dapat mengetahuinya dengan jelas.
9 Communication. Secara terus menerus memberikan informasi kepada pelanggan dalam
bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan mudah mengerti. Disamping itu perusahaan hendaknya dapat
secara cepat dan tanggap dalam menyikapi keluhan dan komplen yang dilakukan oleh pelanggan.
10 Understandingknowing the customer. Berusaha mengetahui pelanggan serta kebutuhannya. Membuat suatu
ilustrasi yang objektif dengan membentuk suatu usaha dalam tindak lanjut berupa perbuatan sehingga dapat memberikan pengertian
kepada pelanggan akan produk yang mereka butuhkan. Namun A. Parasuraman lebih menyederhanakan jumlah dimensi
atau variabel dalam lima dimensi yakni: 1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
55 lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik Gedung, Gudang, dan lainnya, teknologi peralatan dan perlengkapan yang
dipergunakan, serta penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan sebagai penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan
materi komunikasi. 2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja
yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya.
3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsive dan
tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas
menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu pelanggan
dengan memberikan layanan yang baik dan cepat. 4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan
santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri
56 dari
komponen: komunikasi
communication, kredibilitas
credibility, keamanan security, kompetensi competence, dan sopan santun courtesy. Secara singkat dapat diartikan sebagai
pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil untuk dapat dipercaya dan diyakini.
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Secara
singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara individual.
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja Organisasi Menurut Bandarsyah dan Rohman 2007, dalam penelitiannya
diperoleh hasil korelasi pearson pearson correlation antara pemahaman pekerja bagian perencanaan mengenai ISO 9001:2000 dengan kinerja
bagian perencanaan fungsi JASPEMKIL PERTAMINA UP III mempunyai nilai sebesar 0,991. Koefisien yang diperoleh mendekati 1 satu, maka
dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel penerapan ISO 9001:2000 dengan kinerja perusahaan adalah positif dan sangat erat.
57 Menurut Sutoyo 2012, hasilnya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan pada PT Brantas Abipraya Wilayah I Medan. Kemudian
menurut Lestari 2012 menyatakan bahwa penerapan ISO 9001:2008 mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi. Maka dari
itu, berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha
1
: Penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja organisasi.
2. Pelaksanaan Audit Mutu Internal Terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiro Tugiman 2002,
menyatakan bahwa pelaksanaan audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dan hubungan antara pelaksanaan
audit internal dengan kinerja perusahaan juga dipengaruhi secara langsung oleh manajer puncak, manajer produksi dan manajer keuangan. Sedangkan
menurut Franklin 2006:92, hasilnya menunjukkan bahwa audit internal yang dilaksanakan secara memadai berperan membantu manajemen dalam
mencapai keberhasilan penerapan ISO 9001:2000 pada PT X. Adapun menurut Sutapa 2011 menyatakan bahwa audit mutu
internal mempunyai pengaruh terhadap pengembangan kinerja organisasi ataupun institusi, sehingga perlu dilakukan secara berkala untuk pemantauan
sistem yang sudah diterapkan. Maka dari itu, dalam keadaan seperti ini pelaksanaan audit internal berpengaruh signifikan terhadap kinerja
58 perusahaan. Berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di
atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha
2
: Pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap kinerja organisasi.
3. Penerapan ISO 9001:2000 dan Pelaksanaan Audit Mutu Internal Terhadap Kinerja Organisasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Atiroh 2011, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan
audit mutu internal terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2000 yaitu PT Asia Papercon Internusa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maimunah 2008, hasilnya menyebutkan bahwa penerapan ISO 9001:2000 mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan audit mutu internal. Berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di atas,
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha
3
: Penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja
organisasi.
C. Hasil Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1 sebagai berikut:
59
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Tugiman
2002 Pengaruh Peran
Auditor Internal serta Faktor-faktor
Pendukungnya terhadap Peningkatan
Pengendalian Internal dan Kinerja
Perusahaan. a. Penggunaan
variabel independen, yaitu
Audit Internal
b. Variabel dependen yaitu Kinerja.
a. Tidak terdapat variabel penerapan ISO
9001:2000 b. Metode pengumpulan
data c. Periode penelitian tahun
2002 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas jasa internal auditor internal, pengendalian
internal perusahaan dan kinerja perusahaan dipengaruhi secara
langsung oleh manajer puncak, manajer produksi dan manajer
keuangan.
2. Franklin
2006 Peranan Audit Internal
Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam
Menunjang Penerapan Sistem Manajemen
Kualitas. a. Penggunaan
variabel independen, yaitu
Audit Internal a. Periode Penelitian tahun
2006 b. Tidak terdapat variabel
pengaruh ISO 9001:2000 c. Teknik pengumpulan
data d. Metode penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal yang
dilaksanakan oleh PT. X sudah sangat memadai. Kesesuaian
penerapan sistem manajemen kualitas dengan standar
internasional yang berlaku telah sangat sesuai. Selain itu,
audit internal pada PT. X sangat berperan dalam
menunjang penerapan sistem manajemen kualitas.
Bersambung pada halaman berikutnya
60 Tabel 2.1 lanjutan
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Bandarsyah
dan Abdul Rohman
2007 Pengaruh ISO
9001:2000 terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Bagian
Perencanaan Fungsi Jasa
Pemeliharaan Kilang PT
PERTAMINA Persero UP III
Plaju Palembang a. Penggunaan variabel
independen, yaitu pengaruh ISO
9001:2000
b. Variabel dependen berupa Kinerja
c. Metode pengumpulan data
a. Objek penelitian perusahaan terbatas pada
Perusahaan Bagian Perencanaan Fungsi Jasa
Pemeliharaan Kilang PT PERTAMINA Persero
UP III Plaju Palembang
b. Periode penelitian tahun 2007
c. Tidak ada pelaksanaan audit mutu internal
Diperoleh hasil korelasi pearson Pearson Correlation
antara pemahaman pekerja bagian perencanaan mengenai
ISO 9001:2000 dengan kinerja bagian perencanaan fungsi
JASPEMKIL PERTAMINA UP III mempunyai nilai
sebesar 0,991. Koefisien yang diperoleh mendekati 1 satu,
maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel
penerapan ISO 9001:2000 dengan kinerja perusahaan
adalah positif dan sangat erat.
4. Iriani dan
Hadiputra 2010
Analisis Pengaruh Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Terhadap Kinerja Karyawan
a. Penggunaan variabel independen, yaitu ISO
9001 b. Variabel dependen
berupa kinerja c. Metode pengumpulan
data d. Model analisis
a. Periode penelitian tahun 2010
b. Tidak ada pelaksanaan audit mutu internal
c. Sifat penelitian Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap
kinerja karyawan PT Industri Telekomunikasi Indonesia
pada tingkat kepercayaan
Bersambung pada halaman berikutnya
61 Tabel 2.1 lanjutan
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Di PT Industri Telekomunikasi
Indonesia 95. Hal ini berarti setiap
kebijakan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
5. Hastoni
2010 Analisa atas
Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Untuk Mengevaluasi
Efektivitas Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Studi Kasus Pada PT Murni Cahaya
Pratama a. Penggunaan variabel
independen, yaitu audit mutu internal
a. Periode Penelitian tahun 2010
b. Tidak terdapat variabel pengaruh ISO
9001:2000 c. Teknik pengumpulan
data d. Metode penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Pelaksanaan audit mutu
internal dilaksanakan dengan baik dan dijadikan
sebagai media untuk proses improvement baik dari
sistem, proses dan produk secara berkelanjutan.
b. Sistem manajemen mutu ISO memenuhi standar
sebesar 93,61 c. Ketidaksesuaian atau
temuan audit yang ditemukan pada saat
melakukan audit mutu internal sebagian besar
terjadi karena kesalahan
Bersambung pada halaman berikutnya
62 Tabel 2.1 lanjutan
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
manusia dan kurangnya pengetahuan dan
pemahaman mengenai pentingnya dokumentasi
terutama untuk karyawan baru
d. Dokumentasi yang lebih baik, teratur dan sistematis
sehingga informasi dapat lebih jelas dan mudah
dipahami
e. Meningkatkan kesadaran mutu dari karyawan
f. Berkurangnya kesalahpahaman dan
tumpang tindih pekerjaan dengan adanya pembagian
kerja dan prosedur yang jelas.
6. Nurcahyo
dan Sumaedi
2011 Studi Penerapan
ISO 9001 pada Layanan
Administrasi a. Variabel independen,
yaitu ISO 9001 a. Periode penelitian tahun
2011 b. Metode penelitian
c. Sistem pengumpulan data
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi PT XYZ
dalam menerapkan ISO 9001 pada jasa administrasi bersifat
motivasi eksternal dan
Bersambung pada halaman berikutnya
63 Tabel 2.1 lanjutan
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
di Perguruan Tinggi XYZ
rancangan ISO 9001 pada jasa administrasi PT XYZ
masih bersifat minimalis.
7. Semuel dan
Zulkarnain 2011
Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO
Terhadap Kinerja Karyawan melalui
Budaya Kualitas Perusahaan
a. Penggunaan variabel independen, yaitu
pengaruh ISO 9001 b. Variabel dependen
yaitu kinerja, a. Periode penelitian tahun
2011 b. Tidak ada variabel
pelaksanaan audit mutu internal
c. Model analisis Hasilnya menyatakan bahwa
perencanaan sertfikasi ISO 9001, komitmen perusahaan
dan penerapan prosedur dipersepsikan sudah sangat
baik oleh karyawan dan berpengaruh positif secara
signifikan terhadap budaya kualitas perusahaan.
8. Indriana
Lestari 2012
Pengaruh Sistem Penjaminan Mutu
Internal dan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Terhadap Kinerja Universitas
a. Penggunaan variabel independen, yaitu
ISO 9001 b. Variabel dependen,
yaitu Kinerja Universitas
a. Periode penelitian tahun 2012
b. Tidak ada variabel pelaksanaan audit mutu
internal Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu internal
dan sistem manajemen mutu ISO memiliki pengaruh
positif dan signifikan bagi
64
D. Kerangka Pemikiran
Tujuan utama dari pelaksanaan audit mutu internal adalah mengukur efektivitas sistem manajemen mutu organisasi. ISO 9001:2000 juga bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Akan tetapi, ISO 9001 bukan merupakan standar
produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk barang atau jasa. Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam
ISO 9001:2000, sehingga kita dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001:2000 yang hanya merupakan sistem
manajemen kualitas. Dengan penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal,
diharapkan kinerja suatu organisasi semakin meningkat, karena organisasi tersebut telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2000, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:
65
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung ke halaman berikutnya Penerapan
ISO 9001:2000 X
1
Kinerja Organisasi Y
Pelaksanaan Audit Mutu Internal
X
2
Perlunya Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Organisasi
Fenomena dalam Organisasi mengenai Penerapan ISO 9001:2000
Pentingnya Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Basis Teori: SMM ISO 9001:2000 dan Teori Audit
66 Gambar 2.1 lanjutan
Hasil Analisis Uji 1.
Uji Kualitas Data a.
Uji Validitas b.
Uji Reliabilitas 2.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas b.
Uji Multikolonearitas c.
Uji Heterokedastisitas 3.
Uji Regresi Berganda a.
Koefisien Determinasi R
2
b. Uji Statistik t
c. Uji Statistik F
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
67
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode penelitian kausal komparatif yaitu
penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo, 2002:27. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel independen Penerapan ISO 9001:2000 dan Pelaksanaan Audit Mutu Internal terhadap variabel dependen Kinerja
Organisasi. Penelitian ini dilakukan di SAMSAT Kota Tangerang, UPT DPPKD
Kota Tangerang yang bertempat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. II B, Cikokol, Tangerang. Penelitian ini diadakan pada tahun 2014.
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008:115. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai SAMSAT UPT
DPPKD Kota Tangerang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut Sugiyono, 2008:116. Sampel dalam penelitian ini adalah
68 pegawai UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang, yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil PNS, Tenaga Kontrak Kerja TKK dan Tenaga Kerja Sukarela TKS yang telah bekerja minimal selama satu tahun. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan purposive sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian Indriantoro dan Supomo, 2002:131.
Adapun pertimbangan yang diperhatikan oleh peneliti adalah karena responden yang diminta untuk mengisi kuesioner adalah responden yang
memenuhi kriteria berikut, seperti pegawai dari tingkat operasional hingga top management.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh
data-data dalam
penelitian ini,
peneliti menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka