Kinerja Organisasi a. Definisi Kinerja

49

3. Kinerja Organisasi a. Definisi Kinerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah a sesuatu yang dicapai, b prestasi yang diperlihatkan, c kemampuan kerja. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance. Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara 2005:67 bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Sedangkan, kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok Mangkunegara, 2005:15. Bandarsyah dan Rohman 2007:337, menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika. 50 Widodo 2008:79 menyatakan bahwa kinerja hakikatnya berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja individu perorangan individual performance dan organisasi organizational performance memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta pencapaian suatu tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Penilaian Kinerja

Bandarsyah dan Rohman 2007:338, pada hakikatnya tujuan bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan pelanggan sehingga kita harus dapat memenuhi semua tuntutan, keinginan dan harapan pelanggan. Sehingga semua kegiatan ditujukan untuk kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi, karena kelangsungan hidup organisasi ada pada pelanggan. Oleh karena itu organisasi harus memiliki fokus terhadap pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dijamin dengan menghasilkan barang atau jasa yang 51 berkualitas tinggi dan memenuhi tuntutan pelanggan. Kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pelanggan tetap puas dan loyal. Hal ini tercermin dalam: 1 Pelanggan bersifat sebagai penasehat dalam penjualan. 2 Pelanggan tidak pernah dijanjikan lebih dari yang bisa diberikan. 3 Masukan dan umpan balik pelanggan diakomodasi dalam proses pengembangan produk. 4 Kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan. 5 Memanfaatkan informasi pelanggan. 6 Mendekati pelanggan. 7 Kemampuan untuk memberdayakan pekerja. 8 Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus. Menurut A. Parasuraman seperti yang dikutip oleh Suwardi 2011 bahwa mutu kualitas layanan atau jasa dipengaruhi dan terdiri dari: 1 Tangible. Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan peralatan komunikasi. Adanya pembuktian yang nyata dari tim penjualan akan bentuk fisik dari pelayanan yang mereka berikan, sehingga pembuktian tersebut akan dapat dapat membentuk suatu opini bagi pelanggan kearah yang positif. Tentunya perusahaan akan mengalami suatu tingkat kepercayaan tinggi pada masa mendatang. 52 2 Reliability. Adanya suatu perlibatan yang konsisten akan kinerja dari perusahaan dalam melihat ketergantungan mereka pada kondisi objektif pada saat melakukan pelayanan. Ini dapat diartikan juga adanya suatu upaya untuk melakukan kinerja perusahaan secara optimal dalam memberikan pelayanan yang benar pada saat pertama. 3 Responsiveness. Perlunya suatu kemampuan seorang pelayanan jasa untuk dapat membaca jalan pikiran pelanggan dalam mengharapkan produk yang mereka inginkan, sehingga pelanggan merasakan suatu perhatian yang serius dari pihak perusahaan akan harapan yang mereka butuhkan, dalam arti perusahaan dengan cepat mengambil inisiatif akan permasalahan yang dihadapi pelanggan. 4 Competence. Adanya suatu keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam memberikan jasa kepada pihak pelanggan dapat dilaksanakan dengan optimal. Disini pengetahuan karyawan akan bentuk jasa yang akan mereka berikan kepada pelanggan dapat ditawarkan pada kondisi dan situasi yang sesuai, seperti melakukan pendekatan kepada para pelanggan yang ingin membeli produk yang dijual. 5 Courtesy. Dalam kegiatan ini adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh karyawan yang memberikan pelayanan kepada pelanggan yang 53 tercermin dari pribadi karyawan seperti kesopanan, respekrespon yang cepat dalam menawarkan suatu produk kepada pelanggan, serta melakukan pertimbangan dalam mengambil inisiatif yang terbaik dalam menghadapi suatu pelayanan dan juga mengadakan kontak diantara para karyawan yang melakukan pelayanan. 6 Credibility. Perlunya suatu kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan, believability serta kejujuran. Dalam pelaksanaan ini, dimana adanya suatu usaha yang maksimal dari sebuah perusahaan untuk berusaha menanamkan kepercayaan, sehingga perhatian yang tertuju kepada tujuan tersebut akan dapat memberikan suatu kredibilitias yang baik bagi perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam masalah kredibilitas sangat berpengaruh pada nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik personal dalam melakukan kontak secara personal, adanya tingkat kesulitan yang dihadapi dalam menjual yang tentunya akan melibatkan tingkat interaksi yang positif dengan pelanggan. 7 Security. Adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan produk yang mereka beli, dengan demikian pelanggan merasa terbebas dari rasa ragu dan bimbang akan mutu dari produk yang mereka terima, tentunya pelayanan yang diberikan dapat memberikan suatu kepercayaan yang maksimal kepada pelanggan. 54 8 Access. Dapat dijangkau dan mudah untuk dilindungi. Melibatkan pendekatan pada setiap kontak yang terjadi antara perusahaan dengan pihak pelanggan. Dalam hal ini dimana adanya suatu hubungan yang sering dilakukan pihak perusahaan dengan pelanggan dalam memberikan informasi pada produk yang mereka tawarkan, dengan harapan pelanggan dapat mengetahuinya dengan jelas. 9 Communication. Secara terus menerus memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan mudah mengerti. Disamping itu perusahaan hendaknya dapat secara cepat dan tanggap dalam menyikapi keluhan dan komplen yang dilakukan oleh pelanggan. 10 Understandingknowing the customer. Berusaha mengetahui pelanggan serta kebutuhannya. Membuat suatu ilustrasi yang objektif dengan membentuk suatu usaha dalam tindak lanjut berupa perbuatan sehingga dapat memberikan pengertian kepada pelanggan akan produk yang mereka butuhkan. Namun A. Parasuraman lebih menyederhanakan jumlah dimensi atau variabel dalam lima dimensi yakni: 1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan 55 lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik Gedung, Gudang, dan lainnya, teknologi peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan, serta penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan sebagai penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi. 2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan secara akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. 3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsive dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Secara singkat dapat diartikan sebagai kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan layanan yang baik dan cepat. 4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri 56 dari komponen: komunikasi communication, kredibilitas credibility, keamanan security, kompetensi competence, dan sopan santun courtesy. Secara singkat dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keramahtamahan personil dan kemampuan personil untuk dapat dipercaya dan diyakini. 5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk mengetahui dan mengerti kebutuhan pelanggan secara individual.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja Organisasi Menurut Bandarsyah dan Rohman 2007, dalam penelitiannya diperoleh hasil korelasi pearson pearson correlation antara pemahaman pekerja bagian perencanaan mengenai ISO 9001:2000 dengan kinerja bagian perencanaan fungsi JASPEMKIL PERTAMINA UP III mempunyai nilai sebesar 0,991. Koefisien yang diperoleh mendekati 1 satu, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel penerapan ISO 9001:2000 dengan kinerja perusahaan adalah positif dan sangat erat. 57 Menurut Sutoyo 2012, hasilnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan pada PT Brantas Abipraya Wilayah I Medan. Kemudian menurut Lestari 2012 menyatakan bahwa penerapan ISO 9001:2008 mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi. Maka dari itu, berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha 1 : Penerapan ISO 9001:2000 berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja organisasi. 2. Pelaksanaan Audit Mutu Internal Terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiro Tugiman 2002, menyatakan bahwa pelaksanaan audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dan hubungan antara pelaksanaan audit internal dengan kinerja perusahaan juga dipengaruhi secara langsung oleh manajer puncak, manajer produksi dan manajer keuangan. Sedangkan menurut Franklin 2006:92, hasilnya menunjukkan bahwa audit internal yang dilaksanakan secara memadai berperan membantu manajemen dalam mencapai keberhasilan penerapan ISO 9001:2000 pada PT X. Adapun menurut Sutapa 2011 menyatakan bahwa audit mutu internal mempunyai pengaruh terhadap pengembangan kinerja organisasi ataupun institusi, sehingga perlu dilakukan secara berkala untuk pemantauan sistem yang sudah diterapkan. Maka dari itu, dalam keadaan seperti ini pelaksanaan audit internal berpengaruh signifikan terhadap kinerja 58 perusahaan. Berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha 2 : Pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja organisasi. 3. Penerapan ISO 9001:2000 dan Pelaksanaan Audit Mutu Internal Terhadap Kinerja Organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Atiroh 2011, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan audit mutu internal terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2000 yaitu PT Asia Papercon Internusa. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maimunah 2008, hasilnya menyebutkan bahwa penerapan ISO 9001:2000 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan audit mutu internal. Berdasarkan bukti-bukti empiris dan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha 3 : Penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut: 59 Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Tugiman 2002 Pengaruh Peran Auditor Internal serta Faktor-faktor Pendukungnya terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan. a. Penggunaan variabel independen, yaitu Audit Internal b. Variabel dependen yaitu Kinerja. a. Tidak terdapat variabel penerapan ISO 9001:2000 b. Metode pengumpulan data c. Periode penelitian tahun 2002 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas jasa internal auditor internal, pengendalian internal perusahaan dan kinerja perusahaan dipengaruhi secara langsung oleh manajer puncak, manajer produksi dan manajer keuangan. 2. Franklin 2006 Peranan Audit Internal Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Penerapan Sistem Manajemen Kualitas. a. Penggunaan variabel independen, yaitu Audit Internal a. Periode Penelitian tahun 2006 b. Tidak terdapat variabel pengaruh ISO 9001:2000 c. Teknik pengumpulan data d. Metode penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal yang dilaksanakan oleh PT. X sudah sangat memadai. Kesesuaian penerapan sistem manajemen kualitas dengan standar internasional yang berlaku telah sangat sesuai. Selain itu, audit internal pada PT. X sangat berperan dalam menunjang penerapan sistem manajemen kualitas. Bersambung pada halaman berikutnya 60 Tabel 2.1 lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 3. Bandarsyah dan Abdul Rohman 2007 Pengaruh ISO 9001:2000 terhadap Kinerja Perusahaan Pada Bagian Perencanaan Fungsi Jasa Pemeliharaan Kilang PT PERTAMINA Persero UP III Plaju Palembang a. Penggunaan variabel independen, yaitu pengaruh ISO 9001:2000 b. Variabel dependen berupa Kinerja c. Metode pengumpulan data a. Objek penelitian perusahaan terbatas pada Perusahaan Bagian Perencanaan Fungsi Jasa Pemeliharaan Kilang PT PERTAMINA Persero UP III Plaju Palembang b. Periode penelitian tahun 2007 c. Tidak ada pelaksanaan audit mutu internal Diperoleh hasil korelasi pearson Pearson Correlation antara pemahaman pekerja bagian perencanaan mengenai ISO 9001:2000 dengan kinerja bagian perencanaan fungsi JASPEMKIL PERTAMINA UP III mempunyai nilai sebesar 0,991. Koefisien yang diperoleh mendekati 1 satu, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel penerapan ISO 9001:2000 dengan kinerja perusahaan adalah positif dan sangat erat. 4. Iriani dan Hadiputra 2010 Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Karyawan a. Penggunaan variabel independen, yaitu ISO 9001 b. Variabel dependen berupa kinerja c. Metode pengumpulan data d. Model analisis a. Periode penelitian tahun 2010 b. Tidak ada pelaksanaan audit mutu internal c. Sifat penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT Industri Telekomunikasi Indonesia pada tingkat kepercayaan Bersambung pada halaman berikutnya 61 Tabel 2.1 lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Di PT Industri Telekomunikasi Indonesia 95. Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 5. Hastoni 2010 Analisa atas Pelaksanaan Audit Mutu Internal Untuk Mengevaluasi Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Studi Kasus Pada PT Murni Cahaya Pratama a. Penggunaan variabel independen, yaitu audit mutu internal a. Periode Penelitian tahun 2010 b. Tidak terdapat variabel pengaruh ISO 9001:2000 c. Teknik pengumpulan data d. Metode penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a. Pelaksanaan audit mutu internal dilaksanakan dengan baik dan dijadikan sebagai media untuk proses improvement baik dari sistem, proses dan produk secara berkelanjutan. b. Sistem manajemen mutu ISO memenuhi standar sebesar 93,61 c. Ketidaksesuaian atau temuan audit yang ditemukan pada saat melakukan audit mutu internal sebagian besar terjadi karena kesalahan Bersambung pada halaman berikutnya 62 Tabel 2.1 lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan manusia dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya dokumentasi terutama untuk karyawan baru d. Dokumentasi yang lebih baik, teratur dan sistematis sehingga informasi dapat lebih jelas dan mudah dipahami e. Meningkatkan kesadaran mutu dari karyawan f. Berkurangnya kesalahpahaman dan tumpang tindih pekerjaan dengan adanya pembagian kerja dan prosedur yang jelas. 6. Nurcahyo dan Sumaedi 2011 Studi Penerapan ISO 9001 pada Layanan Administrasi a. Variabel independen, yaitu ISO 9001 a. Periode penelitian tahun 2011 b. Metode penelitian c. Sistem pengumpulan data Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi PT XYZ dalam menerapkan ISO 9001 pada jasa administrasi bersifat motivasi eksternal dan Bersambung pada halaman berikutnya 63 Tabel 2.1 lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan di Perguruan Tinggi XYZ rancangan ISO 9001 pada jasa administrasi PT XYZ masih bersifat minimalis. 7. Semuel dan Zulkarnain 2011 Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO Terhadap Kinerja Karyawan melalui Budaya Kualitas Perusahaan a. Penggunaan variabel independen, yaitu pengaruh ISO 9001 b. Variabel dependen yaitu kinerja, a. Periode penelitian tahun 2011 b. Tidak ada variabel pelaksanaan audit mutu internal c. Model analisis Hasilnya menyatakan bahwa perencanaan sertfikasi ISO 9001, komitmen perusahaan dan penerapan prosedur dipersepsikan sudah sangat baik oleh karyawan dan berpengaruh positif secara signifikan terhadap budaya kualitas perusahaan. 8. Indriana Lestari 2012 Pengaruh Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Universitas a. Penggunaan variabel independen, yaitu ISO 9001 b. Variabel dependen, yaitu Kinerja Universitas a. Periode penelitian tahun 2012 b. Tidak ada variabel pelaksanaan audit mutu internal Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penjaminan mutu internal dan sistem manajemen mutu ISO memiliki pengaruh positif dan signifikan bagi 64

D. Kerangka Pemikiran

Tujuan utama dari pelaksanaan audit mutu internal adalah mengukur efektivitas sistem manajemen mutu organisasi. ISO 9001:2000 juga bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Akan tetapi, ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk barang atau jasa. Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga kita dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001:2000 yang hanya merupakan sistem manajemen kualitas. Dengan penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal, diharapkan kinerja suatu organisasi semakin meningkat, karena organisasi tersebut telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2000, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut: 65 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Bersambung ke halaman berikutnya Penerapan ISO 9001:2000 X 1 Kinerja Organisasi Y Pelaksanaan Audit Mutu Internal X 2 Perlunya Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Organisasi Fenomena dalam Organisasi mengenai Penerapan ISO 9001:2000 Pentingnya Pelaksanaan Audit Mutu Internal Basis Teori: SMM ISO 9001:2000 dan Teori Audit 66 Gambar 2.1 lanjutan Hasil Analisis Uji 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonearitas c. Uji Heterokedastisitas 3. Uji Regresi Berganda a. Koefisien Determinasi R 2 b. Uji Statistik t c. Uji Statistik F Kesimpulan, Implikasi dan Saran 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode penelitian kausal komparatif yaitu penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih Indriantoro dan Supomo, 2002:27. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen Penerapan ISO 9001:2000 dan Pelaksanaan Audit Mutu Internal terhadap variabel dependen Kinerja Organisasi. Penelitian ini dilakukan di SAMSAT Kota Tangerang, UPT DPPKD Kota Tangerang yang bertempat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. II B, Cikokol, Tangerang. Penelitian ini diadakan pada tahun 2014.

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008:115. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai SAMSAT UPT DPPKD Kota Tangerang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut Sugiyono, 2008:116. Sampel dalam penelitian ini adalah 68 pegawai UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang, yang berstatus Pegawai Negeri Sipil PNS, Tenaga Kontrak Kerja TKK dan Tenaga Kerja Sukarela TKS yang telah bekerja minimal selama satu tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan purposive sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian Indriantoro dan Supomo, 2002:131. Adapun pertimbangan yang diperhatikan oleh peneliti adalah karena responden yang diminta untuk mengisi kuesioner adalah responden yang memenuhi kriteria berikut, seperti pegawai dari tingkat operasional hingga top management.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka