Dokumentasi Wawancara Tehnik Pengumpulan Data

17 masyarakat madani civil society. 20 Good Governance merupakan suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan. Pengelolaan perubahan masyarakat dan pengelolaan pembangunan. 21 Untuk mewujudkan good governance adalah suatu persyaratan yang harus dilakukan bagi setiap pemerintahan, seperti Indonesia yang sedang mengalami krisis, baik ekonomi, budaya, sosial, moral, serta kepemimpinan. Oleh karena itu Indonesia perlu mengambil langkah yang strategis guna mewujudkan kepemerintahan yang baik pada era reformasi saat ini. 22 a. Konsep – konsep yang terdapat dalam Good Governance 23 , yaitu :  Teori Political Society terdiri dari partai politik, birokrasi dan negara merupakan kumpulan suatu organisasi dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktifitas utamanya adalah memperoleh dan menjalankan kekuasaan politik seperti partai politik dan lembaga-lembaga negara.  Teori Economic Society merupakan kumpulan organisasi di dalam masyarakat yang pendirian dan aktifitas tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan financial seperti korporasi dan unit ekonomi lainnya. 20 Dr. Asmawi Rewansyah MSc, Reformasi Birokrasi dalam Rangka Good Governance Jakarta : CV Yusaintanas Prima,2010 h. 80 21 Prof. H. Bintoro Tjoktoamidjojo, MA, Reformasi Nasional Penyelenggaraan Good Governance dan Perwujudan Masyarakat Madani Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2002 h. 61 22 Adi Sujatno, Moral Dan Etika Kepemimpinan Merupakan landasan ke arah kepemerintahan yang baik Good Governance, Jakarta : Team4AS, 2007 h. 39 23 Ibid., h. 42-43 18  Teori Civil Society merupakan kumpulan organisasi di masyarakat yang tujuan utamanya adalah non politis dan non ekonomi, inisiatif pendiriannya datang dari bawah, menjunjung pluralitas dan mengembangkan demokrasi egaliter. b. Enam prinsip good governance menurut Feisal Tamim sebagai berikut 24 : 1. Competence, yaitu penyelenggaraan pemerintahan suatu daerah harus dilakukan dengan mengedepankan profesionalitas dan kompetensi birokrasi. Maka setiap pejabat yang dipilih atau ditunjuk untuk menduduki suatu jabatan dapat benar-benar yang memiliki kompetensi yang dilihat dari semua aspek penilaian, baik dari pendidikan atau keahlian, pengalaman, moralitas, dedikasi, ataupun aspek lainnya. 2. Transparancy, yaitu dalam proses pengambilan kebijakan publik dan pelaksanaan seluruh fungsi pemerintahan harus diimplementasikan dengan mengacu pada prinsip keterbukaan. Dengan kemudahan mengakses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif. Hal ini merupakan penyelenggaraan pemerintahan oleh birokrasi yang haknya harus dijunjung tinggi. 3. Accountability, yaitu setiap tugas dan tanggung jawab dalam pemerintahan daerah harus diselenggarakan dengan cara yang terbaik yaitu dengan pemanfaatan sumber daya yang efisien demi keberhasilan 24 Dr. Bambang Istianto HP. M.Si. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009 h. 107 19 penyelenggaraan pemerintahan di suatu daerah, karena setiap kebijakan dan tindakan yang diambil haruslah dipertanggungjawabkan ke hadapan publik ataupun terhadap hukum. 4. Participation, yaitu dengan adanya otonomi daerah maka magnitude dan intensitas kegiatan suatu daerah menjadi sedemikian besar. Hal ini dihadapkan dengan kemampuan sumber daya masing-masing daerah, maka mau tidak mau harus ada perpaduan antara upaya pemerintah daerah dan masyarakat. Pemerintah daerah harus mampu mendorong prakarsa, kreativitas, dan peran serta masyarakat dalam setiap upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka setiap meningkatkan keberhasilan pembangunan daerah. 5. Rule of law, yaitu penyelenggaraan pemerintahan daerah harus didasarkan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang jelas. Dengan demikian perlu dijamin adanya kepastian dan penegakan hukum yang merupakan persyaratan keberhasilan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 6. Social justice, yaitu penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam implementasinya harus menjamin penerapan prinsip kesetaraan dan keadilan bagi setiap anggota masyarakat. Tanpa adanya hal tersebut maka masyarakat tidak akan mendukung suatu kebijakan dan program pemerintah daerah.