Karena sifat fungsi dalam bidang biologi,
C. Karena sifat fungsi dalam bidang biologi,
ini, organisme dapat dikultur pada diantaranya berperan memelihara o suhu 37.5
C atau sedikit lebih dan menyimpan kultur stok dian-
tinggi tanpa khawatir mediumnya tara dua periode penanaman,
mencair.
menyimpan media steril untuk mencegah dehidrasi, dan berpe-
Media padat dapat disimpan ran sebagai gudang bagi larutan
dalam tabung reaksi, yang diikuti yang tidak tahan panas, antibio-
dengan pendinginan dan penge- tik, serum, dan reagen biokimia-
rasan sehingga membentuk agar wi.
miring (agar slants) (Gambar 14.5.). Media ini digunakan untuk
memelihara biakan murni untuk Untuk tumbuh dan berkembang,
14.2.2 Penyiapan media
tujuan sub culturing. Dengan mikroba membutuhkan suplai nu-
cara yang sama, pada saat mem - trisi yang memadai dan lingkung-
beku tidak dibuat miring tetapi te- an pertumbuhan yang sesuai. Di
gak sehingga menghasilkan agar laboratorium, suplai nutrisi diberi-
deep tubes (Gambar 14.6.). Agar kan dalam bentuk media kultur
ini digunakan terutama untuk yang mengandung senyawa se-
mempelajari kebutuhan mikroba derhana.
akan gas. Agar dalam tabung reaksi dapat dicairkan dalam
Media kultur dapat berbentuk ca- water bath mendidih dan dituang- ir, semi padat, dan padat. Media
kan ke cawan petri sehingga kultur berwujud cair tidak me-
menghasilkan lempengan agar ngandung agar sebagai pengen-
(agar plate)(Gambar 14.7.). Agar tal dan biasa disebut medium kal-
ini memiliki permukaan lebih luas du (broth medium). Penambahan
untuk isolasi dan mempelajari agar menjadikan medium berben-
mikroba.
tuk semi padat dan padat.
Agar merupakan ekstrak rumput laut, yaitu karbohidrat yang dido-
14.2.3 Fungsi Media
Media merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya mikroba, karena media memiliki nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Media ada yang bersifat umum dan ada yang khusus. Media
yang bersifat khusus untuk mem- bantu mengisolasi dan mengiden-
Gambar 14.5. Agar miring
tifikasi mikroba spesifik. Untuk
tujuan khusus, media dapat diba- gi menjadi (a) selektif; (b) dife- rensial, (c) enrichment, dan (d) kombinasi media selektif dan di- ferensial.
a. Media Selektif
Media selektif dibuat dengan pe- nambahan senyawa kimia yang dapat menghambat satu kelom- pok mikroba yang lain namun memacu pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contoh berikut- nya dari Eropa adalah Columbia CNA. Agar yang mengandung
Gambar 14.6. Agar deep tube
antibiotik yang dapat mengham- bat pertumbuhan gram negatif,
namun tidak terhadap bakteri gram positif (Gambar 14.8).
b. Media Differensia
Media differensi mengandung ba- han tambahan yang dapat me- nyebabkan perubahan warna me- dia apabila terjadi reaksi kimia tertentu. Media ini digunakan un- tuk membedakan bakteri berda- sarkan karakteristik biokimia. Pe-
rubahan warna dalam koloni
Gambar 14. 7. Lempengan agar
disebabkan oleh fermentasi bak-
pada cawan petri pada cawan petri
dia dan agar miring, tegak, atau nya enzim laktosa non fermenter.
lapisan. Inokulasi merupakan tek- nik yang penting dan banyak di-
gunakan dalam penyiapan dan Media diperkaya mengandung
c. Media Diperkaya
pemeliharaan kultur stok dan pro- aditif yang menghambat pertum-
sedur pengujian mikroba. buhan dan membantu meningkat- kan pertumbuhan organisme ter-
Prosedur transfer kultur adalah tentu
sebagai berikut :
1. Jarum atau ose inokulasi ha-
d. Kombinasi media selektif
rus selalu disterilisasi dengan
menahannya di bagian terpa- Kombinasi media selektif dan dif-
dan differrencial
nas dari api pembakar Bun- ferensia memungkinkan meng-
sen hingga kawat menjadi hambat pertumbuhan mikroba
merah panas. Dalam keada- yang satu dengan pertumbuhan
an panas, loop jangan pernah lainnya
dimasukkan ke media berisi mikroba akan tetapi diperta- hankan dahulu di udara sela- ma 10-20 detik hingga mendi- ngin.
2. Tabung kultur stok dan ta- bung yang akan diinokulasi dipegang dalam telapak ta- ngan dan ditahan dengan jari jempol. Kedua tabung mem- bentuk huruf V. Kedua dibu- ka dengan mengambil tutup pertama dengan jari keling- king dan tutup kedua dengan jari tengah. Selama dibuka, kedua tutup harus tetap diper-
Gambar 14.8. Berbagai Media
tahankan di tangan yang se-
Selektif
dang memegang jarum atau
ose steril.
Sumber : Berbagai sumber
3. Setelah tutup dilepas, leher tabung dilewatkan secara ce-
pat melalui api. Inokulasi adalah teknik pemin-
14.3 Inokulasi
4. Peralatan transfer yang sudah dahan mikroba dari satu media
steril didinginkan lebih lanjut ke media lainnya secara subcul-
dengan menyentuhkannya ke ture. Bentuk subculture ada yang
dinding bagian dalam dari ta- dinding bagian dalam dari ta-
5. Tergantung media kultur, ja- rum atau ose digunakan un- tuk mengambil inokulum. Jarum ose umumnya diguna- kan untuk mengambil contoh kultur dari kultur kaldu (broth culture). Salah satu alat dapat digunakan untuk me- ngambil inokulum dari kultur agar miring (agar slant cul- ture) dengan menyentuh-kan secara hati-hati ke per- mukaan media padat di dae- rah yang terlihat ada pertum- buhan jadi jangan mencungkil agar. Jarum selalu digunakan bila memindahkan mikroba ke agar deep tube baik dalam bentuk kultur cair atau padat.
6. Ose atau jarum yang telah mengandung sel dimasukan ke tabung subculture. Dalam media kaldu, ose atau jarum digoyang secara perlahan untuk melepaskan mikroba; dalam medium agar miring (agar slant culture) keduanya menggambar tipis diatas per- mukaan yang telah mengental sebuah garis lurus atau zig- zag. Untuk inokulasi pada agar deep tube, jarum dima- sukkan ke dasar tabung de- ngan membentuk garis lurus dan secara cepat menggam- bar sepanjang garis lurus ter- sebut.
7. Setelah inokulasi, peralatan dikeluarkan, leher tabung di- panaskan kembali, dan tutup
dipasang kembali seperti se- mula.
8. Ose dan jarum dipanaskan kembali untuk membunuh mi- kroba yang ada.
14.3.1 Isolasi Koloni Diskret dari Kultur campuran
Teknik yang umum digunakan untuk mengisolasi koloni diskret didasari oleh kebutuhan akan or- ganisme tertentu. Dengan demi- kian mulai dikembangkan apa yang disebut kultur murni. Untuk membuat kultur murni dari kultur campuran harus dilakukan dua langkah utama, yaitu : 1) kultur campuran diencerkan sehingga mikroba secara individual menja- di terpisah cukup jauh pada per- mukaan lempeng agar, sehingga setelah masa inkubasi masing- masing koloni dapat dipisahkan dari lainnya. Lempeng agar se- perti ini disebut lempeng isolasi
dan 2) mikroba yang sudah di- pisahkan dari lempeng isolasi selanjutnya dipindahkan ke me- dia steril lainnya. Setelah diinku- basi, semua organisme di media kultur yang baru akan tumbu ber- sama dengan jenisnya. Kultur ini dikenal sebagai kultur murni.
14.3.1.1. Metode streak-plate
Metode streak-plate (lempeng go- res) adalah teknik menumbuhkan mikroba di dalam media agar dengan cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur mikroba. Dengan teknik ini mikroba yang tumbuh Metode streak-plate (lempeng go- res) adalah teknik menumbuhkan mikroba di dalam media agar dengan cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur mikroba. Dengan teknik ini mikroba yang tumbuh
sen.
Teknik isolasi mikroba ini dapat dianggap cepat secara kualitatif.
f) Goreskan ke atas permukaan Ini merupakan teknik pengencer-
agar dalam cawan petri se- an penting yang melibatkan pe-
cara perlahan-lahan. Usaha- nyebaran satu ose kultur ke per-
kan jangan sampai agar han- mukaan lempengan agar.
cur atau tergores.
Ada beberapa cara untuk meng-
g) Letakkan ose yang telah beri- goreskan mikroba ke media agar,
si mikroba di atas permukaan diantaranya adalah penggoresan
agar pada daerah 1 hingga four way atau quadrant streak.
mikrobanya menempel pada Adapun cara kerja metode lem-
permukaan agar. peng gores adalah sebagai beri- kut :
h) Ose dibakar hingga berpijar
a) Tuang media agar cair ke da- dan dinginkan. Letakkan ose lam cawan petri, lalu biarkan
pada lempengan agar dimana hingga mengeras.
terdapat mikroba dan gosok- an secara cepat beberapa kali
b) Bagi tiga bidang permukaan ke permukaan daerah 1. atas cawan petri yang akan digores dengan spidol atau
i) Bakar kembali ose hingga lainnya.
berpijar dan dinginkan. Putar cawan petri hingga membuat
c) Bakar jarum ose dari bagian o sudut 90 dengan daerah 1. pangkal dalam terus hingga
Sentuhkan ose ke media kul- ke bagian lup (ujung) sampai
tur di daerah 1, dan gosokan berpijar merah.
beberapa kali ke media agar di daerah 2.
d) Panaskan bibir tabung reaksi yang berisi kultur mikroba de-
j) Bakar kembali ose dan di- ngan cara memutar tabung
nginkan. Putar kembali ca- sehingga semua bagian bibir
wan petri hingga membentuk tabung terkena api. o sudut 90 dengan daerah 2.
Ambil mikroba dari daerah 2
e) Segera masukkan jarum ose dan goreskan di daerah 3 ke dalam tabung reaksi untuk
dengan cara yang sama mengambil mikroba, lalu se-
seperti di daerah 2 (Gambar gera keluarkan. Usahakan ke-
tika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan selalu di-
Penyebaran mikroba dilakukan dengan menggunakan L-shaped bent rod dimana cawan petri diletakan
pada ”lazy-susan” turntable sehingga dapat diputar hingga 360 o (Gambar 14.10).
Gambar 14.9. Isolasi mikroba dengan metode lempeng gores
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merch
Gambar 14.10. Inokulasi ant2/merchant.mvc... mikroba dengan metode
lempeng sebar k) Tanpa membakar kembali
Sumber :
ose, putar kembali cawan pe- o
www.thesciencefair.com/Merchant2/
tri hingga membuat sudut 90 merchant.mvc... dengan daerah 3. Ambil
mikroba dari daerah 3 dan Adapun tahapan inokulasi goreskan ke daerah 4
mikroba dengan metode lempeng dengan membentuk garis
sebar adalah ebagai berikut : yang lebar.
a) Letakan bent glass rod ke l) Bungkus cawan petri dengan
dalam gelas beaker dan kertas coklat, inkubasi dalam
tambahkan etil alkohol 96 % inkubator dan amati koloni
hingga menggenangi bagian yang terbentuk.
bawah bent.
b) Dengan ose yang telah disterilkan, ambil satu ose
penuh kultur mikroba dan Teknik spread-plate (lempeng
14.3.1.2 Teknik spread-plate
letakan ke bagian pusat dari sebar atau juga sering disebut
agar plate. Pasang kembali spin plate)
membutuhkan
tutupnya.
campuran mikroba yang
dilarutkan terlebih dahulu.
c) Keluarkan glass rod dari Selama inokulasi, sel akan
gelas beaker dan bakar di api disebar ke seluruh permukaan
pembakar Bunsen. Posisi medium agar padat dengan steril.
bagian bent dari glass rod bagian bent dari glass rod
tangan selama beberapa kali. terbakar mengalir ke tangan. Biarkan hingga alkohol yang
d) Pipet larutan pengenceran terbakar mati semuanya.
tadi sebanyak + 1 ml ke dalam cawan petri.
d) Dinginkan rod selama 10-15 detik. Buka tutup cawan petri
e) Putar cawan petri secara dan putar pada ”lazy-susan”
perlahan-lahan di atas meja turntable. Selama ”lazy-
untuk meratakan larutan dilusi susan” turntable berputar,
tadi di atas permukaan media sentuhkan bent rod steril ke
agar.
permukaan agar. Gerakan di- ulangi kembali sehingga kul-
f) Lakukan proses inkubasi dan tur mikroba menjadi tersebar
amati pertumbuhan koloni di permukaan media agar.
mikroba.
e) Bila gerakan berputar ”lazy- susan turntable” telah ber-
Adapun cara kerja lempeng sebar henti, letakkan kembali tutup
menggunakan metode swab cawan petri. Rendam rod da-
(usap) adalah sebagai berikut : lam alkohol dan bakar kem- bali.
a. Tuang media agar cair ke dalam cawan petri, lalu biarkan hingga mengeras.
Selain menggunakan L-shaped bent rod, teknik lempeng sebar
b. Pipet beberapa ml kultur juga dapat dikerjakan dengan
mikroba dan kemudian cam- menggunakan pipet dan metode
purkan ke dalam beberapa ml swab. Adapun cara kerja lem-
aquades sesuai dengan dilusi peng sebar menggunakan pipet
yang dikehendaki. adalah sebagai berikut :
c. Aduk hingga merata dengan
a) Tuang media agar cair ke cara memutar tabung reaksi dalam cawan petri, lalu
dengan telapak tangan selaa biarkan hingga mengeras.
beberapa kali.
b) Pipet beberapa ml kultur mikroba dan campurkan ke
d. Masukkan swab stick (tangkai dalam beberapa ml aquades
apus) steril ke dalam tabung sesuai dengan pengenceran
reaksi hingga bagian kapas- yang dikehendaki.
nya tenggelam di dalam la-
c) Aduk campuran hingga me- rutan dilusi. Usahkan mema- rata dengan cara memutar
sukkan tangkai apus jangan sukkan tangkai apus jangan
c) Pipet larutan tersebut seba- tabung reaksi.
nyak + 1 ml ke dalam cawan petri.
e. Apus ke atas permukaan agar dengan perlahan-lahan seca-
d) Tuang media agar yang ma- ra merata. Ingat, usahakan o sih cair (suhu + 50
C) ke jangan sampai agar hancur
dalam cawan petri tersebut atau tergores.
(Gambar 14.11).
f. Lakukan proses iInkubasi dan
e) Putar cawan petri secara per- amati pertumbuhan koloni
lahan-lahan di atas meja mikroba.
horizontal untuk mengaduk campuran media agar dengan kultur mikroba.
14.3.1.3 Teknik Pour Plate
Teknik pour-plate (lempeng tu-
f) Lakukan proses inkubasi dan ang) adalah teknik inokulasi mi-
amati pertumbuhan koloni kroba di dalam media agar de-
bakteri.
ngan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan kultur mikroba.
Teknik lempeng tuang biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroba yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.
Adapun tahan kerja teknik lem- peng tuang adalah sebagai beri- kut :
Gambar 14.11. Pengenceran
a) Pipet beberapa ml kultur mik- Sumber : Cappuccino, 1987 roba dan campurkan dengan
beberapa ml aquades sesuai
dengan pengenceran yang di- kehendaki.
14.3.2 Isolasi Kultur Murni dari Spread- atau Streak-
b) Aduk hingga merata dengan
Plate
cara memutar tabung reaksi menggunakan kedua telapak
Isolasi kultur murni bertujuan un- tangan selama beberapa kali.
tuk membuat kultur stok mikroba tuk membuat kultur stok mikroba
api pembakar Bunsen; 4) plate dan/atau spread plate.
Inokulasi agar miring dengan cara menggeser jarum ose
Adapun prinsipnya adalah koloni dari bawah ke arah atas yang telah disebar dengan baik
membentuk gerakan zigzag akan berkembang pada permuka-
sepanjang permukaan agar. an media agar. Masing-masing
Jangan sampai menggali ke mikroba dapat dipindahkan de-
dalam media agar atau me- ngan jarum steril dan ditum-
rusak permukaan media agar. buhkan pada media agar miring
c) Panaskan kembali leher ta- (agar slant). Masing-masing me-
bung reaksi dan tutup kem- dia agar miring mewakili pertum-
bali.
buhan dari satu spesies mikroba
d) Bakar jarum inokulasi dan dan dirancang sebagai kultur
simpan.
murni atau cadangan (stock).
e) Inkubasi ke dalam inkubator dan amati bentuk koloni yang
Pembuatan media agar miring tumbuh. Lama proses inku- adalah sebagai berikut : a) Tuang
basi juga mempengaruhi per- media agar ke dalam tabung
hitungan mikroba. Perhitung- reaksi secara aseptis dan b)
an mikroba yang diinkubasi- Dinginkan agar pada tabung re-
kan selama 18 jam memberi- aksi dalam keadaan miring (+ 20- 0 kan hasil lebih baik dibanding-
30 ) kan 24 jam. Namun demiki- an, beberapa mikroba mem-
Prosedur pembuatan kultur murni butuhkan masa inkubasi lebih pada media agar miring adalah
lama lagi.
sebagai berikut :
a) Gunakan pinsil lemak untuk menandai tabung reaksi berisi
14.4 Pengujian Mikrobiologi
nutrien agar miring.
14.4.1 Penanganan Sampel
b) Transfer secara aseptik mi- Pengambilan dan penanganan kroba dari media streak-plate
sampel, termasuk pengenceran, dan/atau spread plate dengan
merupakan bagian penting dalam prosedur sebagai berikut : (1)
analisis mikroba pada bahan pa- Bakar jarum ose hingga ka-
ngan. Pengambilan sampel ha- wat berpijar merah dan di-
rus sedemikian rupa sehingga inginkan; (2) Setelah dingin,
dapat mewakili keseluruhan ba- sentuhkan jarum ke koloni mi-
han pangan.
kroba yang diingin-kan pada Sampel yang telah diambil harus agar lempeng gores / sebar;
disimpan dalam wadah tertutup
3) Buka tutup tabung agar untuk mencegah terjadinya kon- miring dan lewatkan le-her
taminasi. Pengambilan sampel taminasi. Pengambilan sampel
tetap beku/dingin hingga tiba di peralatan yang steril. Sterilisasi
laboratorium Pengiriman sampel peralatan selama di lapangan
dilakukan sesegera mungkin. dapat dilakukan dengan pencuci- an dan pembakaran dengan pro-
Pada saat akan dianalisis, sam- pana. Penggunaan alkohol seba-
pel beku harus dicairkan dengan gai anti septik dikhawatirkan akan
cara menyimpannya selama 18
menyebabkan kebakaran. o jam pada suhu 2 -5
C dan segera ditangani. Secara umum, semua Wadah yang digunakan untuk
sampel harus sudah dianalisis menyimpan sampel harus bersih,
dalam waktu 36 jam sejak dite- kering, mempunyai tutup besar
rima di laboratorium. dan mampu menyimpan sampel dengan bobot 100 g atau lebih.
14.4.2 Pengujian Morfologis
Kantong plastik sering digunakan Inokulasi mikroba pada agar mi- sebagai wadah sampel. Jangan
ring adalah untuk melihat karak- menulis informasi data sampel
teristik koloni bakteri yang tum- langsung ke kantong plastik, teta-
buh. Tiap bakteri memiliki karak- pi gunakan lakban atau kertas
teristik morfologi yang berbeda label.
(Tabel 14.2.).
Data sampel yang dicantumkan
14.4.3 Pewarnaan Mikroba
pada lakban atau kertas label Mikroba berukuran kecil dan ter- antara lain : 1) tempat, hari,
lihat transparan atau tidak ber- tanggal dan jam pengambilan
warna, sehingga sering menim- sampel; 2) uji mikrobiologis yang
bulkan kesulitan dalam pengama- akan diterapkan; 3) nama dan
tan. Untuk mengatasi hal terse- alamat perusahaan pemohon; 4)
but, mikroba harus diwarna terle- kode atau jumlah sampel; 5)
bih dahulu.
deskripsi sampel; 6) nama dan tanda tangan kolektor; 7) hari,
Pewarnaan dapat dilakukan de- tanggal, dan jam diterima di labo-
ngan dua cara, yaitu pewarnaan ratorium; atau 8) tanda tangan
asam dan basa. Pewarnaan orang yang menerima sampel di
asam yang terdiri dari garam laboratorium. Semua informasi
natrium, kalium, kalsium, atau ini mempengaruhi interpretasi
ammonium yang bersifat negatif. dan hasil akhir.
Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang
Sampel yang dikirim ke labora- bersifat positif. torium untuk dianalisa harus di- pertahankan seperti dalam kondi- si tempat asalnya. Sampel beku
Tabel 14.2. Karakteristik Pertumbuhan Koloni Bakteri
Karakter Deskripsi
Ukuran Diameter koloni yang diukur di dalam mm cm Bentuk Keseluruhan
Sirkular, irregular, punctiform, rhizoid Koloni
Tepi / Margin Entire, lobate, erose, undulate
Elevasi Datar (flat), raised, convex (cembung), pulvinate, umbonate, crateriform
Permukaan Wrinkled, rough (kasar), concentric rings, dull, glistening, seperti berlemak
Pigmentasi merah, kuning, krim, putih, tidak berwarna
Kelarutan dalam air larut dalam air, tidak larut dalam air
Opasitas Transparan, translucent, opaque
Bau manis, busuk, menyerupai bau buah
Teknik pewarnaan mikroba dapat kah koma, batang, spiral atau dilakukan dengan dua cara, yaitu
bulat) dan bentuknya (apakah pewarnaan sederhana dan dife-
berbentuk rantai, berpasangan, rensial. Pewarnaan sederhana
berempat (tetrad) atau banyak adalah pewarnaan yang hanya
(kluster)).
menggunakan satu pewarna saja. Pewarnaan sederhana (Gambar
Pewarnaan diferensial adalah pe-
14.12) dilakukan untuk melihat warnaan yang menggunakan dua bentuk morfologis mikroba (apa-
zat pewarna. Pewarnaan diferen- zat pewarna. Pewarnaan diferen-
mikroba yang membentuk partikel komponen yang akan diamati
melayang (flocculent) di dalam dengan sekelilingnya, sehingga
media broth. Ada yang terse- akan memberi kemudahan dalam
dimentasi, melayang di per- pengamatan mikroba (Gambar
mukaan saja (pellicle) dan ada 14.13).
pula yang melayang di permuka- an berbentuk seperti cincing (ring).
Gambar 14.12. Pewarnaan sederhana ditujukan untuk mengamati bentuk
morfologis mikroba
Sumber : Dennis Kunkel Microscopy, Gambar 14.13. Pengamatan inti Inc.
sel dengan pewarnaan diferensial
Sumber : Dennis Kunkel Microscopy, Pewarnaan diferensial dapat
Inc.
dibagi dua, yaitu : (1) untuk memi-sahkan kelompok mikroba sehingga dikenal pewarnaan
Gram dan pewarnaan asam; dan Pengujian turbiditas dapat dilaku-
2) untuk melihat struktur mikroba kan dengan cara berikut : sehingga dikenal pewarnaan fla-
a) Tuang media kaldu ke dalam gel, kapsul, spora, atau inti sel.
tabung reaksi secara aseptis
b) Ambil mikroba dengan cara menggoresnya dari kultur bi-
akan mikroba. Pengujian turbiditas serupa de-
14.4.4 Pengujian Turbiditas
c) Transfer dengan cara meng- ngan teknik agar miring, namun
goreskan ke dalam tabung re- teknik ini menggunakan media
aksi yang berisi kaldu tadi broth (kaldu) dan yang diamati
d) Lakukan inkubasi di dalam in- adalah karakteristik kekeruhan-
kubator dan amati bentuk ko- nya. Tiap mikroba memiliki karak-
loni yang tumbuh teristik turbiditas (kekeruh-an) loni yang tumbuh teristik turbiditas (kekeruh-an)
14.4.3 Teknik Pengenceran
media, maka koloni yang tum- dalam analisa mikrobiologi. Kare-
buh dapat dihitung sehingga na hampir semua metode perhi-
jumlah sel mikroba dapat di- tungan jumlah sel mikroba mem-
ketahui dengan persamaan : pergunakan teknik ini, seperti
TPC (Total Plate Count).
Adapun cara pengenceran popu- Jumlah sel mikroba =Jumlah lasi mikroba adalah sebagai beri-
koloni x 1/Pengenceran kut :
a) Ambil 1 ml larutan media kultur mikroba dan masukkan
Misal
ke dalam 9 ml aquades atau Apabila pada dilusi 1/100 tumbuh larutan buffer pepton untuk
sebanyak 20 koloni, maka dapat memperoleh
diketahui jumlah sel adalah : 1/10 bagian. Jumlah sel mikroba =Jumlah
pengenceran
b) Dari larutan pengenceran koloni x 1/Pengenceran 1/10, ambil 1 ml dan ma-
sukkan ke dalam 9 ml aqua- = 20 x 1/ (1/100) des atau larutan buffer pepton
untuk memperoleh di-lusi = 2000 sel 1/100 bagian.
c) Dari larutan pengenceran Apabila pada dilusi 1/1000 tum- 1/100, ambil 1 ml dan ma-
buh sebanyak 3 koloni, maka sukkan ke dalam 9 ml aqua-
jumlah sel mikroba dapat dihitung des atau larutan buffer pepton
dengan menggunakan rumus : untuk memperoleh dilusi
1/1000 bagian. Jumlah sel mikroba =Jumlah koloni x 1/Pengenceran
d) Dari larutan pengenceran 1/1000, ambil 1 ml dan ma-
sukkan ke dalam 9 ml aqua- = 3 x 1/(1/1000) des atau larutan buffer pepton
= 3000 sel untuk memperoleh dilusi
1/10.000 bagian dan seterus- nya hingga diperoleh pengen-
ceran 1/1.000.000.