sentrifugasi. Kotoran yang kedua adalah kotoran yang berbentuk suspense koloid dalam minyak, misalnya karbohidrat, fosfolipid, senyawa yang mengandung
Nitrogen dan senyawa kompleks lainnya. kotoran tersebut dapat dihilangkan dengan cara uap panas, elektrolisa dan dilanjutkan dengan cara mekanis.
Kotoran yang ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam minyak, misalnya Asam Lemak Bebas, sterol dan hidrokarbon yang dihasilkan dari hidrolisis
trigliserida dan zat warna karotenoid dan klorofil.
2.5 Kandungan Nutrisi Minyak Sawit 1.
Kandungan Kalori dan Vitamin
Minyak kelapa sawit seperti jenis lemak dan minyak nabati lainnya memiliki nilai kalori sebesar 9 kkalg, dimana nilai kalori untuk nilai protein dan
karbohidrat masing-masing 4 kkalg. Minyak dan lemak nabati merupakan sumber vitamin A, D dan E serta berfungsi sebagai pembawa vitamin K. Minyak kelapa
sawit merupakan sumber minyak yang kaya vitamin A, dimana kandungan betakaroten mencapai 1.000 mgkg. Serta Vitamin E yang merupakan salah satu
antioksidan alami yang paling efektif yang terdapat dalam minyak nabati.
2. Kandungan Asam Lemak Esensial dan Asam Lemak Tidak Jenuh
Minyak kelapa sawit terdiri dari 50 asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak kelapa sawit berupa asam linoleat yang dibutuhkan
secara esensial untuk nutrisi manusia dan hewan. Kekurangan asam lemak esensial akan menimbulkan gangguan metabolisme yang menyebabkan
pertumbuhan terhambat, dermatitis dan gangguan reproduksi Seto, 2001.
3. Kandungan Kolestrol
Universitas Sumatera Utara
Kadar kolestrol dalam minyak sawit relatif rendah, hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001 dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian dinyatakan
bahwa kandungan kolestrol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolestrol dalam 29 liter minyak sawit Fauzi, dkk, 2002.
2.6 Pemanfaatan Minyak Sawit 1.
Minyak Kelapa Sawit Sebagai Obat
Kandungan minor dalam minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi. Diantara kandungan minor yang sangat berguna tersebut
antara lain karoten dan tokoferol. Karoten merupakan sumber provitamin A yang dapat mencegah kebutaan defisiensi Vitamin A dan pemusnahan radikal bebas
yang selanjutnya juga bermanfaat untuk mencegah kanker, arterosklerosis serta memperlambat proses penuaan. Sedangkan unsur tokoferol dikenal sebagai
antioksidan alam dan juga sebagai sumber vitamin E.
2. Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Pangan
Minyak kelapa sawit telah digunakan sebagai minyak goreng sejak lama sekali, bahkan sebelum orang mengenal proses rafinasi. Setelah mengalami
rafinasi, pemucatan dan penghilangan bau atau disingkat RBD Refined, Bleached, Deodorized, minyak sawit digunakan untuk membuat berbagai produk
yang lebih tinggi nilainya. Produk-produk pangan yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku ataupun bahan suplemennya antara lain minyak goreng,
margarine, shortening berbagai macam dressing, produk-produk mie termasuk mie instant, produk-produk snack-extruded dan sebagainya Seto, 2001.
3. Minyak Kelapa Sawit sebagai Bahan Non-Pangan
Universitas Sumatera Utara
Selain sebagai bahan baku untuk industri pangan, minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di industry nonpangan, dari industri
farmasi sampai industri oleokemikal. Produk nonpangan tersebut dihasilkan melalui proses hidrolisa splitting.
Oleokemikal adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, termasuk di antaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama
minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, metal ester, lemak alkohol, asam amino dan gliserin.
4. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit
Pemanfaatan limbah padat termasuk Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan sepanjang tahun.
Sampai saat ini, TKKS belum dimanfaatkan seluruhnya, sebagian besar TKKS masih dibakar pada Incenerator dan abunya dipergunakan sebagai pupuk Kalium
di perkebunan kelapa sawit. Pembakaran ini telah dilarang karena pencemaran udara yang ditimbulkan, juga dibutuhkan biaya operasi dan pemeliharaan yang
tinggi. TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan energi alternatif, mulsa, kompos, bahan pengisi kertas atau pulp, bahan partikel arang
briket, polipot, dsb Nainggolan, dkk, 2011.
2.7 Penetapan Kadar Minyak dengan Metode Sokhletasi