Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Makanis Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Visual

William Arthur Yehezki Bangun : Analisa dan Eksperimental Tekuk Kolom Ganda Konstruksi Kayu Panggoh Dengan Klos dan Sambungan Baut, 2013 USU Repository © 2013 Ukuran antara tegangan dan regangan dalam limit proporsional yang memberikan angka umum untuk menyatakan kekakuan atau elastis suatu bahan disebut dengan modulus elastisitas. Semakin besar modulus elastisitas suatu kayu, maka kayu tersebut semakin kaku. Kemampuan kayu dalam menahan perubahan bentuk pada saat diberi pembebanan disebut dengan kekakuan. Suatu bahan yang mengalami patahan dengan seketika tanpa ditandai dengan perubahan bentuk terlebih dahulu disebut dengan patah getas. Patah getas dapat didefinisikan sebagai jenis keruntuhan berbahaya yang terjadi tanpa deformasi plastis lebih dahulu dan dalam waktu yang sangat singkat. Sebagai contoh bahannya adalah kapur tulis dan gypsum. Gambar 2.6. Regangan Memanjang Kayu 2.1.3. Pemilahan Grading

a. Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Makanis

Pemilahan dengan grading machine sudah banyak digunakan beberapa negara termasuk negara kita. Prinsip pengujian yang digunakan dengan lentur statik dimana kayu dibentuk dengan ukuran tertentu ataupun yang masih utuh kayu log dan diberi beban terpusat, kemudian besarnya lendutan dicatat. Pengujian ini dilakukan pada setiap jarak tertentu sebagai contoh 1 satu meter. Universitas Sumatera Utara William Arthur Yehezki Bangun : Analisa dan Eksperimental Tekuk Kolom Ganda Konstruksi Kayu Panggoh Dengan Klos dan Sambungan Baut, 2013 USU Repository © 2013 Dari data kemiringan kurva beban dan lendutan maka nilai modulus elastisitas lentur MOE diperoleh. Mengacu pada nilai MOE, tegangan lain dapat diperoleh berdasarkan rumus empiris. Kuat acuan lainnya dapat mengikuti tabel 2.1. Kuat acuan yang berbeda dengan tabel 2.1 dapat digunakan apabila terdapat pembuktian secara eksperimental yang mengikuti standar-standar eksperimen yang baku. Tabel 2.1. Nilai kuat acuan MPa berdasarkan atas pemilahan secara mekanis pada kadar air 15 Anonim, 2000 Kode Mutu E w F b F t F c F v F c ┴ E26 25000 66 60 46 6,6 24 E25 24000 62 58 45 6,5 23 E24 23000 59 56 45 6,4 22 E23 22000 56 53 43 6,2 21 E22 21000 54 50 41 6,1 20 E21 20000 50 47 40 5,9 19 E20 19000 47 44 39 5,8 18 E19 18000 44 42 37 5,6 17 E18 17000 42 39 35 5,4 16 E17 16000 38 36 34 5,4 15 E16 15000 35 33 33 5,2 14 E15 14000 32 31 31 5,1 13 E14 13000 30 28 30 4,9 12 E13 12000 27 25 28 4,8 11 E12 11000 23 22 27 4,6 11 E11 10000 20 19 25 4,5 10 E10 9000 18 17 24 4,3 9 Dimana: E w = Modulus Elastisitas Lentur F c = Kuat Tekan Sejajar Serat F b = Kuat Lentur F v = Kuat Geser F t = Kuat Tarik Sejajar Serat F c ┴ = Kuat Tekan Tegak Lurus Serat Universitas Sumatera Utara William Arthur Yehezki Bangun : Analisa dan Eksperimental Tekuk Kolom Ganda Konstruksi Kayu Panggoh Dengan Klos dan Sambungan Baut, 2013 USU Repository © 2013

b. Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Visual

Pemilahan kelas kuat kayu dilakukan dengan visual dan grading machine. Pemilahan secara visual dilakukan dengan mengamati beberapa parameter visual kayu yang berhubungan pada kayu itu sendiri, seperti lebar cincin tahunan, kemiringan serat, mata kayu, keberadaan jamur atau serangga perusak kayu, dan retak. Cara seperti hal tersebut sudah lama digunakan dan hasilnya tidak pasti karena faktor kesalahan manusianya lebih besar. Apabila pengukuran secara visual berdasarkan berat jenis, maka kuat acuan kayu berserat lurus atau tanpa cacat dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut Sri Sumarni, 2007: 1. Kerapatan ρ dengan satuan kgm 3 pada kondisi basah berat dan volume diukur pada kondisi basah, tetapi kadar airnya sedikit lebih kecil dari 30 dihitung dengan mengikuti prosedur baku Dimana: ρ = kerapatan kayu kgm 3 W g = berat kayu basah kg V g = volume basah kayu m 3 2. Kadar air, m m 30 diukur dengan prosedur baku. Dimana: m = kadar air kayu W d = berat kayu kering oven gr Universitas Sumatera Utara William Arthur Yehezki Bangun : Analisa dan Eksperimental Tekuk Kolom Ganda Konstruksi Kayu Panggoh Dengan Klos dan Sambungan Baut, 2013 USU Repository © 2013 W g = berat kayu basah gr 3. Hitung berat jenis pada m G m dengan rumus: 4. Hitung berat jenis dasar G b dengan rumus: 5. Hitung berat jenis pada kadar air 15 G 15 dengan rumus: 6. Hitung estimasi kuat acuan Modulus Elastisitas Lentur dengan rumus: Dimana: G = berat jenis kayu pada kadar air 15 G = G 15 Untuk kayu yang mempunyai cacat kayu dan atau serat yang tidak lurus, estimasi nilai modulus elastisitas lentur acuan dari tabel 2.2 harus direduksi dengan mengikuti ketentuan SNI 03-3527-1994 UDC Unit Decimal Classification 691.11 tentang “εutu Kayu Bangunan” dengan mengalikan estimasi nilai modulus elastisitas lentur acuan dari rumus point 6 enam dimana nilai rasio tahanan pada tabel 2.2 bergantung pada Kelas Mutu Kayu. Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada tabel 2.3. Tabel 2.2. Nilai Rasio Tahanan Anonim. 2002 Kelas Mutu Nilai Rasio Tahanan A 0,80 B 0,63 C 0,50 Universitas Sumatera Utara William Arthur Yehezki Bangun : Analisa dan Eksperimental Tekuk Kolom Ganda Konstruksi Kayu Panggoh Dengan Klos dan Sambungan Baut, 2013