Tinadak Tutur Komisif Bentuk-bentuk Tindak Tutur dalam Adat Perkawinan Batak Karo

enda ‘ini‘ pada tindak tutur direktif 14 berfungsi untuk menuruti kemauan penutur, yaitu memberikan apa yang diminta oleh penutur. Dalam adat perkawinan batak Karo tindak tutur direktif ditandai dengan kata enggo pulung ‘sudah kumpul‘ berfungsi untuk bertanya, kai dage ‘jadi apa‘ berfungsi untuk bertanya, peseh ‘sampaikan‘ berfungsi untuk memerintah, ma peseh ‘akan disampaikan‘, mindo ‘minta‘ berfungsi untuk memohon dan meminta, banci ‘bisa‘ berfungsi untuk mengizinkan, enda ‘ini‘ berfungsi untuk memberikan, enggo me bage ‘sudah seperti ini‘ berfungsi untuk memohon, sehken ‘sampaikan‘ berfungsi untuk memberi, sinihamati ‘yang dihormati‘ berfungsi untuk menyampaikan rasa hormat, ersentabi ‘memohon‘ berfungsi untuk memohon , ibaba ibas toto ‘bawa dalam doa‘ berfingsi untuk meminta doa restu, cuba dage ‘jadi coba‘ berfungsi untuk menyuruh dan ban ‘buat‘ berfungsi untuk menyuruh.

4.1.3 Tinadak Tutur Komisif

Tndak tutur komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur, tindak tutur ini dapat berupa janji, ancaman, penolakan ikrar. Searle dalam Leech, 1993:164 menyebutkan tindak tutur ini terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, menawarkan jenis tindak tutur ini berfungsi untuk menyenangkan. Berikut inilah tuturanya: Universitas Sumatera Utara Tindak Tutur Komisif 1: Sitik pe la ukur kami senang anak kami mbelin enggo kegalangen adi sedikit pun tidak hati kami senang anak kami tumbuh sudah besar-besar jika dokter pe atena lit nge, adi polisi pe atena lit nge impalna dokter pun maunya ada juga jika polisi pun maunya ada juga impalnya enda. Asakai uang keluar Sembiring mergana enda ndai pitu kali lipat pe ini berapa uang keluar Sembiring marganya ini tadi tujuh kali lipat pun ngasup kami ngalarisa sanggup kami membayarnya ’sedikit pun hati kami tidak senang, anak kami juga sudah tumbuh besar, jika dia mau dokter, dokter juga ada, jika dia mau polisi, polisi juga ada impalnya ini, berapa pun uang keluar Sembiring marganya ini tujuh kali lipat pun kami sanggup membayarnya’ Data percakapan tindak tutur komisif 1 pada ngembah belo selambar. Sirembah ku lau bibi pengantin perempuan tidak menyetujui jika keponakanya pengantin perempuan itu menikah dengan orang lain dan berjanji akan sanggup membayar uang keluar Sembiring marganya pihak laki-laki sebanyak tujuh kali lipat. Terlihat pada kata ngasup, pada kalimat ’asakai uang keluar Sembiring mergana enda ndai pitu kali lipat pe ngasup kami ngalarisa’. Kata ngasup ‘sanggup’ pada tindak tutur komisif 1 ini berfungsi untuk berjanji. Tindak Tutur Komisif 2: Bage kel sura-sura anakta e ras permenta e sebab kami pe seperti lah keinginan anak kita ini dengan keponakan kita ini karena kami pun enggo meriah kel ukur kami, sebab enggo orati kami anak kami Sembiring sudah ikhlas sangat hati kami karena sudah tanyai kami anak kami Sembiring mergana maka ia enggo tutus kel atena njabuken bana bakas marganya maka dia sudah serius sangat niatnya menikah untuknya karena arihna ersada ngenda maka kami reh. Ibas bagidie enggo me musyawarahnya bersatu ini maka kami datang dalam sepertini sudah lah Universitas Sumatera Utara bage perpadanen anakta e ras permenta ena emaka sura-sura seperti takdir anak kita ini dengan keponakan kita itu jadi keinginan kami enda kai pe renggo-enggo maka banci enda kampil kami man kami ini apa pun berkesudahan maka bias ini kampil kami makan belo lah kam krina . sirih lah kamu semua ‘seperti inilah keinginan anak kita dengan keponakan kita ini, karena hati kami pun sudah sangat ikhlas dan kami juga sudah bertanya kepada anak kami Sembiring marganya, maka niatnya juga sudah serius menikah dan mereka sudah sepakat sehingga kami datang dan sudah ditakdirkan anak kita Sembiring marganya dengan keponakan kita ini untuk bersatu, inilah keinginan kami. Ini kampil dari kami makan sirihlah kamu semua‘ Data percakapan tindak tutur komisif 2 pada ngembah belo selambar ibu pengantin laki-laki menawarkan kampil kepada sirembah ku lau bibi penganti perempuan untuk menaklukkan hatinya, supaya hatinya senang dan ikhlas keponakanya penganti perempuan menikah dengan anaknya pengantin laki- laki, karena mereka telah bersatu hati dan telah sepakat untuk menikah. Terlihat pada man belolah, pada kalimat ‘enda kampil kami man belo lah kam krina‘. Kata man belolah ‘makan sirih lah‘ pada tindak tutur komisif 2 ini berfungsi untuk menawarkan. Tindak Tutur Komisif 3: Jam enem pagi tenahken kalimbubuta Ginting marganya kami pagi ras jam enam besok undang kalimbubu kita Ginting marganya kami besok dengan permendu e jam lima enggo seh kami bas kerja e keponakanmu ini jam lima sudah sampai kami dalam pesta ini ‘jam enam besok kalimbubu kita Ginting marganya mengundang, kelak kami dengan keponakanmu akan datang jam lima‘ Data percakapan tindak tutur komisif 3 pada ngembah belo selambar. Pengentin laki-laki mengatakan kelak kalimbubunya Ginting marganya orang tua Universitas Sumatera Utara pengantin perempun mengundang jam enam maka dia akan sampai jam lima di pesta itu bersama istrinya. Tuturan ini penutur mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang, yaitu berjanji. Terlihat pada enggo seh pada kalimat ‘Jam enem pagi tenahken kalimbubuta Ginting marganya kami pagi ras permendu e jam lima enggo seh kami bas kerja‘. Kata enggo seh ‘sudah sampai‘ pada tindak tutur komisif ini berfungsi untuk berjanji. Tindak Tutur Komisif 4: Ibas bage sura-surandu nakku kami pe krina mamindu ras mamanndu dalam begini keinginanmu anakku kami pun semua mamimu bersama pamanmu enggo meriah malem kel ate kami, emaka ibas perjabunndu lalap kami sudah ikhlas senang sangat hati kami jadi dalam perkawinanmu selalu kami ertoto gelah kam pe sekula serasi ibas jabundu ersada pagi berdoa supaya kamu pun selaras serasi dalam rumahmu bersatu besok arihndu mejuah-juah kam seh pagi sura-surandu. ibas jabundu musyawarahmu sehat-sehat kamu sampai besok keinginanmu dalam rumahmu jumpa kam bulan ras matawari endam arapen kami ras toto kami mamindu jumpa kamu bulan dan matahari inilah harapan kami dan doa kami mamimu bagepe ras mamandu krina. begitu juga dengan pamanmu semua ‘dalam seperti ini keinginanmu anakku kami pun semua mamimu bersama dengan pamanmu, sudah ikhlas dan senang pun hati kami, jadi dalam perkawinanmu ini pun kami tetap berdoa serasi selaras dalam rumah tanggamu, bersatu hati, sehat-sehat dan apa yang diinginkan dapat tercapai nantinya dan melahirkan anak perempuan dan laki-laki inilah harapan kami dan doa kami mamimu bersama dengan semua pamanmu‘ Data percakapan tindak tutur komisif 4 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan. Pada saat membayar hutang peradatan oleh pihak pengantin perempuan kepada kalimbubunya singalo bere-bere dalam percakapan mami dari pengantin perempuan memberikan doa restunya kepada pengantin perempuan dan Universitas Sumatera Utara berdoa supaya serasi selaras dalam berrumah tangga, tercapai keinginan dan melahirkan anak perempuan dan anak laki-laki. Terliha pada kata ertoto dan arapen, pada kalimat ‘ibas perjabunndu tetap kami ertoto gelah kam pe sekula serasi ibas jabunduersada pagi arihndu mejuah-juah kam, seh pagi sura-surandu jumpa kam bulan ras matawari endam arapen kami‘. Kata ertoto ‘berdoa‘ dan arapen ‘harapan‘ pada tindak tutur komisif 5 ini berfungsi memberikan doa restu dan nasehat. Tindak Tutur Komisif 5: Adi serpi mehuli ena bas kami pe melala tukur rimo kami pe seh kel lalana jika uang biak itu dalam kami pun banyak hasil jeruk kami pun sangat banyak emaka serpi mehuli ena bunga-bunga ngeluh kapken, ulu emas si kata tuhu jadi uang baik itu bunga-bunga hidup ternyata ulu emas yang kata benar ndai nge maka malemna apai si bebere Bukit ndai eng maka malemna. tadi lah maka senangnya mana yang bebere Bukit tadi itulah maka senangnya ‘ kami tidak mengharapkan uang, karena kami juga mempunyai banyak uang dari hasil penjualan jeruk kami. Uang itu hanyalah bunga-bunga hidup. Ulu emas yang sebenarnya itu yang kami inginkan, yaitu si bebere Bukit supaya senang hati kami‘ Data percakapan tindak tutur direktif 5 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan. Pada percakapan ini kalimbubu singalo ulu emas menolak tambah yang diberikan oleh Sembiring marganya melalui anak berunya, karena kalimbubu singalo ulu emas bukan menginginkan uang melainkan dia ingin anak dari Sembiring marganya yang laki-laki atau cucu dari Sembiring marganya yang laki-laki dengan catatan belum menikah. Terlihat pada kata kapken, pada kalimat ‘serpi mehuli ena bunga-bunga ngeluh kapken, ulu emas si kata tuhu ndai nge Universitas Sumatera Utara maka malemna ‘. Kata kapken ‘ternnyata‘ pada tindak tutur komisif 5 ini berfungsi untuk menolak. Dalam adat perkawinan batak Karo tindak tutur komisif ditandai dengan kata ngasup ‘sanggup‘ berfungsi untuk menyatakan janji, man belolah ‘makan sirihlah‘ berfungsi untuk menawarkan, enggo seh ‘sudah sampai‘ berfungsi untuk menyatakan janji, endam toto ras arapen kami ‘inilah doa dan harapan kami‘ berfungsi untuk memberikan doa restu, kapken ‘ternyata‘ berfungsi untuk menolak karena membandingkan dua hal.

4.1.4 Tindak Tutur Ekspresif