Tindak Tutur Direktif Bentuk-bentuk Tindak Tutur dalam Adat Perkawinan Batak Karo

keinginan, dan nehken kehamaten ‘menyampaikan rasa hormat’ berfungsi untuk memberitahukan.

4.1.2 Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu jenis tindak tutur ini meliputi, perintah, pemesanan, permohonan, pertanyaan, pemberian saran. Searle dalam Leech, 1993:164 tuturan ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur. Misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat. Berikut inilah tuturannya: Tindak Tutur Direktif 1: Enggo kam pulung krina anak beru Ginting ras sangkep ngeluh Sudah kamu kumpul semua anak beru Ginting dengan sangkep ngeluh Ginting mergana ndai? Ginting marganya tadi? ‘sudah kamu kumpul semua anak beru Ginting dengan sanngkep ngeluh Ginting marganya‘ Data percakapan tindak tutut direktif 1 pada ngembah belo selambar, anak beru Sembiring anak beru pihak laki-laki sebagai penutur karena yang pertama sekali memulai percakapan adalah anak beru pihak laki-laki bertanya pada anak beru Ginting tentang perkumpulan mereka bersama kalimbubunya orang tua pengantin perempuan beserta semua kelompok marganya. Terlihat pada kalimat Universitas Sumatera Utara enggo pulung kam krina? ‘apakah kamu semua sudah berkumpul?‘ kalimat pada tindak tutur direktif 1 ini berfungsi untuk bertanya. Tindak Tutur Direktif 2: Enggo isap kami anak beru Ginting isap si brekenndu kai dage kata isap? sudah hisap kami anak beru ginting rokok yang berikanmu apa jadi kata rokok? ‘kami anak beru Ginting sudah merokok, rokok yang kamu berikan, jadi apa maksud dari rokok yang kamu berikan?‘ Data percakapan pada ngembah belo selambar, anak beru Ginting menanyakan maksud dari rokok yang mereka terima sebelumnya dari anak beru Sembiring. Terlihat pada kata kai dage? ‘jadi apa‘ kalimat pada tindak tutur direktif 2 ini berfungsi untuk bertanya. Tindak Tutur Direktif 3: Enggom kap lit ertima kam entisik gelah i sungkun kami lebe kalimbubu sudah lah ada tunggu kamu sebentar supaya di tanya kami dulu kalimbubu kami kami ‘sudah ada, kamu tunggu sebentar kami akan bertanya terlebih dahulu kepada kalimbubu kami‘ Data percakapan tindak tutur direktif 3 pada ngembah belo selambar di mana anak beru Gintinga bertanya kepada anak beru Sembiring tentang maksud dari rokok yang mereka berikan. Anak beru Sembiring menyuruh anak beru Ginting untuk menunggu sebentar, karena mereka akan bertanya terlebih dahulu kepada kalimbubunya tentang rokok yang mereka berikan sebelum menjawab pertanyaan dari anak beru Ginting. Terlihat pada kata ertima, pada kalimat ‘ertima kam entisik gelah isungkun kami lebe kalimbubu kami‘. Kata ertima ‘menunggu‘ pada tindak tutur direktif 3 ini berfungsi untuk meminta izin. Universitas Sumatera Utara Tindak Tutur Direktif 4: Enggo kap kam ngerana ras permenndu janah enggo nge i katakanna sudah lah kamu berbicara dengan keponakanmu dan sudah pun di katakannya sura-surana man bandu, e peseh man anak beru Ginting. keinginannya untuk kamu itu sampaikan kepada anak beru Ginting ‘kamu telah berbicara dengan keponakanmu dan dia telah mengatakan keinginannya kepadamu itulah kamu sampaikan kepada anak beru Ginting‘. Data percakapan pada ngembah belo selambar kalimbubu orang tua pengantin laki-laki memerintahkan anak berunya untuk menyampaikan maksud dari rokok yang mereka berikan kepada anak beru Ginting yaitu mengenai pembicaran anak berunya dengan anaknya pengantin laki-laki tentang keinginannya yang mau menikahi anak dari kalimbubu anak beru Ginting. Terlihat pada kata peseh, pada kalimat ‘e peseh man anak beru Ginting‘. Kata peseh ‘sampaikan‘ pada tindak tutur direktif 4 berfungsi untuk memerintah. Tindak Tutur Direktif 5: Ue ma, ma peseh kami sura-suranta man anak beru kalimbubunta iya paman kan sampaikan kami keinginan kita pada anak beru kalimbubu kita Ginting mergana Ginting marganya. ‘iya paman kami akan memberitahukan keinginan kita kepada anak beru kalimbubu kita Ginting marganya’ Data percakapan pada ngembah belo selambar anak beru pihak laki-laki menuruti kemauan kalimbubunya. Kemudian anak beru pihak laki-laki menyampaikan maksud dari rokok yang mereka berikan. Pada percakapan ini terlihat bahwa anak beru pihak laki-laki menuruti apa yang diperintahkan kalimbubunya. Terlihat pada ma peseh, pada kalimat ‘ue ma, ma peseh kami sura- Universitas Sumatera Utara surata’. Kata ma peseh ‘akan memberitahukan’ pada tindak tutur direktif 5 ini berfungsi untuk menuruti apa yang disampaikan penutur. Tindak Tutur Direktif 6 : gelah banci terdauhen perjumpanta enda, ercakap kita emaka ersura-sura supaya bisa lebih juah pertemuan kita ini berbicara kita jadi berkeinginan kel kami ras kalimbubu kami Sembiring mergana pedalan kami me ate sangat kami dengan kalimbubu kami Sembiring marganya jalankan kami lah niat kami kampil kehamaten kampil peradaten tuhu kerehen kami ibas wari kami kampil kehorm atan kampil peradatan benar kedatangan kami dalam hari sendah ras kalimbubu kami Sembiring mergana sesuai ras sekarang dengan kalimbubu kami Sembiring marganya sesuai dengan ngikutken merga si lima beru si lima perkade-kaden si sepuludua mengikutkan marga yang lima beru yang lima kekerabatan yang dua belas tambah sada igelari maba belo selambar, tapi amin bagegia tambah satu dinamai membawa sirih selembar tapi walaupun demikian mindo kel kami perkuah ate kalimbubuta Ginting mergan ras meminta sangat kami kerendahan hati kalimbubu kita Ginting marganya dengan sangkepna ngeluh la ketadingen kam anak beru Ginting tingkatken min sangkepna ngeluh tidak ketinggalan kamu anak beru Ginting tingkatkan lah perjumpanta ibas wari sendah gelah teruslah kita ersinget-singet pertemuan kita dalam hari sekarng supaya teruslah kita mengingatkan gelah teh kami ersikap ras kalimbubu kami. endam sura-sura kami supaya tahu kami bersiap dengan kalimbubu kami inilah keinginan kami arih kam krina anak beru Ginting musyawarah kamu semua anak beru Ginting ‘Supaya pertemuan kita ini bisa lebih jauh berbicara kita, kami sangat berkeinginan dengan kalimbubu kami Sembiring marganya, kami ingin menjalankan kampil kehormatan kampil peradatan benar kedatangan kami pada hari ini dengan kalimbubu kami Sembiring marganya sesuai dengan mengikutkan peradatan marga yang lima, beru yang lima tuturnya yang delapan ikatannya yang tiga kekerabatan yang dua belas ditambah satu dinamai ngembah belo selambar, tapi walaupun demikian kami sangat meminta kerendahan hati kalimbubu kita Ginting marganya dengan sangkep ngeluh tidak ketinggalan kamu Universitas Sumatera Utara semua anak beru Ginting tingkatkanlah pertemuan kita ini supaya kita tetap bisa saling mengingatkan agar kami tahu bersiap dengan kalimbubu kami Sembiring marganya inilah keinginan kami musyawarahlah kamu semua anak beru Ginting‘. Data percakapan pada ngembah belo selambar penutur anak beru pihak laki-laki memohon kerendahan hati anak beru pihak perempuan beserta dengan kalimbubunya pihak perempuan supaya mereka dapat menjalankan kampil kehormatan kampil peradatan, agar mereka dapat berbicara lebih lanjut mengenai keinginan mereka. Terlihat pada kata mindo, pada kalimat ‘mindo kel kami perkuah ate kalimbubuta Ginting mergana‘. Kata mindo ‘meminta‘ pada tindak tutur direktif 6 ini berfungsi untuk memohon. Tindak Tutur Direktif 7: Sesuai sura-surandu kam krina Sembiring mergana erkelang-kelangken anak Sesuai keinginanmu kamu semua Sembiring marganya berperantarakan anak berundu, kai sura-surandu ndai enggom menda nungnungi kami sangkep ngeluh berumu apa kainginanmu tadi sudah ini beritahu kami sangkep ngeluh kalimbubu kami Ginting mergana enggo banci pedalanndu kampil. kalimbubu kami Ginting marganya sudah bisa jalankanmu kampil ‘sesuai keinginanmu, semua Sembiring marganya berperantarakan anak berumu apa keinginanmu tadi sudah kami beritahu kepada sangkep ngeluh kalimbubu kami Ginting marganya. Kami telah sepakat, kamu anak beru pihak laki-laki sudah dapat menjalankan kampil’. Data percakapan tindak tutur direktif 7 pada ngembah belo selambar anak beru pihak perempuan beserta dengan kalimbubunya telah sepakat maka mereka mengizinkan anak beru pihak laki-laki menjalankan kampil yang mereka maksudkan. Terlihat pada kata banci, pada kalimat ‘kai sura-surandu ndai enggom menda nungnungi kami Ginting mergana enggo banci pedalanndu Universitas Sumatera Utara kampil’. Kata banci ‘bisa’ pada tindak tutur direktif 7 ini berfungsi untuk mengizinkan. Tindak Tutur Direktif 8: Bage kel sura-sura anakta e ras permenta e sebab kami pe seperti lah keinginan anak kita ini dengan keponakan kita ini karena kami pun enggo meriah kel ukur kami, sebab enggo orati kami anak kami Sembiring sudah ikhlas sangat hati kami karena sudah tanyai kami anak kami Sembiring mergana maka ia enggo tutus kel atena njabuken bana bekasa marganya maka dia sudah serius sangat niatnya menikah untuknya karena arihna ersada ngenda maka kami reh. Ibas bagidie enggo musyawarahnya bersatu ini maka kami datang dalam seperti ini sudah me bage perpadanen anakta e ras permenta ena emaka sura-sura lah seperti takdir anak kita ini dengan keponakn kita itu jadi keinginan kami enda kai pe renggo-enggo maka banci enda kampil kami man kami ini apa pun berkesudahan maka bisa ini kampil kami makan belo lah kam krina. sirih lah kamu semua ‘seperti inilah keinginan anak kita dengan keponakan kita ini, karena hati kami pun sudah sangat ikhlas dan kami juga sudah bertanya kepada anak kami Sembiring marganya, maka niatnya juga sudah serius menikah dan mereka sudah sepakat sehingga kami datang dan sudah ditakdirkan anak kita Sembiring marganya dengan keponakan kita ini untuk bersatu, inilah keinginan kami. Ini kampil dari kami makan sirihlah kamu semua‘. Data percakapan tindak tutur direktif pada ngembah belo selambar ibu penganti laki-laki memohon kerendahan hati bibi pengantin perempuan supaya mengikhlaskan keponakannya menikah dengan anaknnya dan mewarkan kampil yang berisi sirih kepada bibi pengantin perempuan untuk menaklukkan hatinya dan menyuruh bibi pengantin perempuan untuk memakan sirih yang ditawarkannya. Terlihat pada kata enda dan enggo me bage , pada kalimat ‘enggo me bage perpadanen anakta e ras permenta ena emaka sura-sura kami enda kai Universitas Sumatera Utara pe renggo-enggo mak banci‘. Kata enda dan enggo me bage ‘ini dan sudah seperti ini‘ pada tindak tutur direktif 8 berfungsi untuk memberi dan memohon. Tindak Tutur Direktif 9: Enda i sehken ibas perjabunku ibas wari si sendah mami ini di sampaikan dalam perkawinanku dalam hari yang sekarang mami ras mama gia kam kriana gelah mejuah-juah kel aku ibas dengan paman pun kamu semua supaya sehat-sehat sangat aku dalam jabuku pagi ku sehken utang adat nangdangi kam krina kalimbubuku rumahku besok ku sampaikan hutang adat kepada kamu semua kalimbubuku gelah ibas perjabun kami pe pagi krina kam tetap ertoto guna supaya dalam perkawinan kami pun besok semua kamu tetap berdoa untuk perjabun kami gelah kami pe tetap ersada arih kami perkawinan kami supaya kami pun tetap bersatu musyawarah kami mejuah-juah kami ibas jabu kami jumpa pencarin kami krina enda sehat-sehat kami dalam rumah kami ketemu pencarian kami semua ini arapen kami i sehken kami utang adat man bandu krina harapan kami di sampaikan kami hutang adat untuk kamu semua ‘ini saya sampaikan hutang adat di acara perkawinanku untukmu semua mami bersama dengan paman, supaya kelak dalam rumah tanggaku baik-baik saja dan aku berharap kamu semua tetap berdoa agar kami sehat-sehat dan kami bersatu hati dan sukses dalam pekerjaan, oleh sebab itulah kami menyampaikan hutang adat kepadamu kalimbubu‘. Data percakapan tindak tutur direktif 9 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan pada saat membayar hutang peradatan oleh pengantin perempuan kepada si ngalo bere-bere, perbibin, dan perkempun yang berbicara pada saat memberikan hutang adat ini adalah pengantin perempuan, pada pemberian hutang adat ini pengantin perempuan meminta doa restu dari kalimbubunya agar tetep dibawa dalam doa supaya dalam menjalani rumah tangganya dia dapat menjalaninya dengan baik. Terlihat pada kata isehken, pada kalimat ‘ enda arapen Universitas Sumatera Utara kami isehken kami utang adat man bandu krina‘. Kata isehken ‘menyampaikan‘ pada tindak tutur direktif 9 ini berfungsi untuk meminta doa restu. Tindak Tutur Direktif 10: Man bandu kam si nihamati kami puang kalimbubu kami, emkapken singalo ulu untuk mu kamu yang hormati kami puang kalimbubu kami yaitu singalo ulu emas kalimbubu kami Sembiring mergana si pemena kel lebe ersentabi emas kalimbubu kami Sembiring marganya yang pertama kali dahulu memohon kel kami ras kalimbubu kami Sembiring mergana mulai ibas tapak-tapak sangat kami dengan kalimbubu kami Sembiring marganya mulai dari telapak nahe kami seh ku ujung buk kami entah ija gia kekurangen kami kaki kami sampai ke ujung rambut kami entahdimana pun kekurangan kami ras kalimbubu Sembiring mergana ula min sangkut-sangkut ukurndu dengan kalimbubu Sembiring marganya jangan lah nyangkut hatimu puang kalimbubu kami, kin min ndai arusna ija permen kami Sembiring puang kalimbubu kami lah pun tadi harusnya dimana keponakan kami Sembiring mergana ibas wari sendah njabuken bana reh kel min kami marganya dalam hari sekarang menikah unuknya datang lah pun kami ku rumahndu sekalak-sekalak ngataken mata kerja, tapi amin ke rumahmu satu per satu memberitahukan hari-H pesta tapi walaupun bagegia mama impal entah la gia ser-ser idahi kami kam krina demikian paman impal mungkin tidak pun semua didatangi kami kamu semua ula kel min sangkut pusuhndu. Bicara sangkut ukurndu labo akap kami jangan lah nyagkut hatimu walaupun nyangkut hatimu tidak rasa kami dalih, gelah ula sangkutlah tuahndu nangdangi beberendu. masalah supaya jangan nyangkut berkatmu kepada keponakanmu Sembiring mergana emaka ibas wari si sendah Bukit mergana teridah Sembiring marganya jadi dalam hari yang sekarang Bukit marganya nampak kel kam sangap engkai maka bage ning kami anak beru sangat kamu beruntung mengapa demikian begini katakan kami anak beru Sembiring mergana sebab si eteh kami mbarenda, waktu permen Sembiring marganya karena yang tahu kami dahulu waktu keponakan Universitas Sumatera Utara kami Sembiring mergana ngidah wari terang ibas pertibi enda kam kap kami Sembiring marganya melihat hari terang dalam dunia ini kamu lah kalimbubu si ndidong-ndoahkensa ku lau ertoto kam asakai kam kemberahen kalimbubu yang menggendong ke air berdoa kamu berapa kamu istri Bukit mergana gelah permen kami pe sehat-sehat mejuah-juah Bukit marganya supaya keponakan kami pun sehat-sehat baik-baik tarum nginget-nginget belinna lupa ia enca ia enggo mbelin seh gara-gara mengingat-ingat besarnya lupa dia setelah dia sudah besar sampai krina sura-surandu Bukit mergana gelah tumbuk kel ia pagi ras semua keinginanmu Bukit marganya supaya bersatu lah dia besok dengan impalna si beru Bukit enterem, kerna kai totondu kalimbubu enggo ibegi impalnya si beru Bukit banyak tentang apa doamu kalimbubu sudah didengar Dibata tapi sitikkel Bukit mergana kerna perjabun enda perpadanen ngeluh, Tuhan tapi sedikit Bukit marganya tentang perkawinan ini takdir hidup padan permen kami Sembiring mergana enggo ersada perpadanenna ras takdir keponakan kami Sembiring marganya sudah bersatu takdirnya dengan si beru Ginting ibasbage enggo ersada arihna enggo iorati si beru Ginting dalam begini sudah bersatu musyawarahnya sudah ditanyai kami permen kami si beru Ginting sebab pengakun permen kami kami keponakan kami si beru Ginting karena pengakuan keponakan kami si beru Ginting ngasup kap ia mbaba beru Si enterem adi seh ia si beru Ginting sanggup pun dia membawa beru yang banyak jika sampai dia pagi ku bukit jadi ia pagi beru Bukit seh ia pagi ku jabu Tarigan besok ke bukit jadi dia besok beru Bukit sampai dia besok ke rumah Tarigan mergana salih kang ia jadi beru Tarigan bagendam pengakun permen marganya berubah pula dia jadi beru Tarigan seperti inilah pengakuan keponkan maka kami pang ku jabundu. Ibas bagidie lah seh kel pagi sehingga kami berani ke rumahmu dalam seperti ini lah sampai sangat besok sura-sura permen kami enda tetap ibabandu ibas toto, sehken kami ate keinginan keponakan kami ini tetap dibawamu dalam doa sampaikan kami niat kami ulu emas utang peradaten endam sura-sura kalimbubu kami Sembiring kami ulu emas hutang peradatan inilah keinginan kalimbubu kami Sembiring Universitas Sumatera Utara mergana. Ibas bage sura-sura kami enda man bandu dage anak beru marganya dalam begini keinginan kami ini untuk kamu jadi anak beru Bukit ndai cuba dage orati kalimbubuta singalo ulu emas. Bukit tadi coba jadi tanyai kalimbubu kita singalo ulu emas ‘yang kami hormati sumua puang kalimbubu kami, yaitu kalimbubu si ngalo ulu emas yang pertama terlebih dahulu kami memohon dengan kalimbubu kami Sembiring marganya mulai dari telapak kaki sampai ke ujung rambut kami. Entah di mana pun kekurangan kami dengan kalimbubu kami Sembiring marganya janganlah masukkan ke dalam hatimu puang kalimbubu kami, seharusnya di mana keponakan kami Sembiring marganya ini menikah kami semua datang ke rumahmu satu per satu memberitahukan hari-H pesta perkawinan, tapi walaupun demikian paman, impal tidak semuanya kamu kami datangi janganlah dimasukkan ke dalam hati, dan tidak masalah bagi kami jika kamu masukkan kedalam hatimu asalkan jangan terhambat berkatmu kepada keponakanmu. Jadi pada hari ini Bukit marganya terlihat kamu beruntung. Mengapa kami katakan seperti ini, karena sepengetahuan kami waktu pertama kalinya keponakan kami Sembiring marganya ini melihat hari terang dunia ini kamulah yang menggendong ke air dan semua istrimu berdoa supaya keponakan kami ini sehat-sehat dan selamat-selamat setelah dia besar sampai semua keinginanmu supaya kelak dia dapat bersatu dengan semua impalnya si beru Bukit, tentang apa doamu kalimbubu telah didengar Tuhan tapi tentang perkawinan ini adalah takdir hidup, takdir keponakan kami ini sudah bersatu dengan si beru Ginting dan mereka sudah bersatu hati dan kami pun telah menanyakan si beru Ginting, dia mengaku bahwa dia sanggup membawa nama marga yang banyak jika dia datang ke rumahmu maka dia akan menjadi beru Bukit, dan jika kelak dia datang ke rumah kalimbubu kami Tarigan marganya, maka di sana pun dia akan menjadi beru Tarigan beginilah pengakuannya, oleh sebab itu maka kami berani datang ke hadapanmu. Tetaplah bawa mereka dalam doamu, inilah niat kami ingin menyampaikan hutang peradatan kalimbubu kami Sembiring marganya‘. Data percakapan tindak tutur direktif 10 pada acara mata kerja hari-H pesta perkawinan pada acara ini pihak laki-laki akan membayar hutang peradatan kepada singalo ulu emas untuk menyampaikan rasa hormat mereka pihak pengantin laki-laki dan memohon kepada singolo ulu emas untuk mengikhlaskan keponakannya pengantin laki-laki untuk menikah dengan orang lain yang bukan anaknya. Terlihat pada kata sinihamati dan ersentabi, pada kalimat ’man banndu Universitas Sumatera Utara kam sinihamati kami puang kalimbubu kami emkapken kalimbubu singalo ulu emas‘ dan pada kalimat ‘ersentabi kel kami muali ibas tapak-tapak nahe kami seh ku ujung buk kami ula kel min sangkut-sangkut ukurndu‘, dan meminta doa restu kepada singalo ulu emas agar tetap merestui dan mendoakan keponakannya sehingga dalam menjalani rumah tangganya kelak semua keinginan dapat tercapai. Pada pembicaran ini yang berbicara adalah anak beru pihak laki-laki. Terlihat pada ibabandu ibas toto, pada kalimat ‘ibas bagidie lah seh kel pagi sura-sura permen kami enda tetap ibabandu ibas toto‘. Kata sinihamati ‘yang dihormati‘ pada tindak tutur direktif 10 ini berfungsi untuk menyampaikan rasa hormat. Kata ersentabi ‘memohon‘ pada tindak tutur direktif 10 ini berfungsi untuk memohon, dan kata ibaba ndu ibas toto ‘kamu bawa dalam doa‘ pada tindak tutur direktif 10 ini berfungsi untuk meminta doa restu. Tindak Tutur Direktif 11: Enda dage ulu emas endai. Cuba dage kirandu asakai nge i sehken ini jadi ulu emas barusan coba jadi hitungmu berapa kah disampaikan Sembiring mergana erkelang-kelangken anak beruna ena. Sembiring marganya berperantarakan anak berunya itu. ‘ ini ulu emas yang Sembiring marganya berikan coba kamu hitung berapakah jumlah yang diberikannya melalui perantara anak berunya itu‘. Data percakapan pada mata kerja hari-H pesta perkawinan pada pembicaraan ini yang berbicara adalah kalimbubu singalo ulu emas kepada anak berunya. Dia menyuruh anak berunya untuk menghitung jumlah ulu emas yang diberikan oleh Sembiring marganya melalui anak berunya yang telah diterimanya itu. Terlihat pada kalimat cuba dage ‘jadi coba‘. Kalimat tindak tutur direktif 11 ini berfungsi utuk menyuruh. Universitas Sumatera Utara Tindak Tutur Direktif 12: Enggo i oge kami kalimbubu kerna ulu emas si bereken Sembiring mergana sudah di baca kami kalimbubu tentang ulu emas si bereken Sembiring mergana erkelang-kelangken anak beruna buena Rp 610.000 kerna si e ban berperantarakan anak berunya banyaknya Rp 610.000 tentang yang ini buat arihndu krina musyawarahmu semua ‘kami sudah menghitung jumlah ulu emas yang diberikan Sembiring marganya melalui anak berunya banyaknya Rp 610.000 untuk ini musyawarahlah kamu semua kalimbubu kami‘. Data percakapan tindak tutur direktif 12 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan pada percakapan ini anak beru kalimbubu singalo ulu emas menuruti apa yang disuruh oleh singalo ulu emas, yaitu memghiting jumlah ulu emas yang diberikan oleh Sembiring marganya melalui anak berunya. Terlihat pada kata enggo, pada kalimat ‘enggo ioge kami kerna ulu emas buena Rp 610.000. Kemudian anak beru singalo ulu emas menyuruh kalimbubunya untuk bermusyawah sejenak tentang jumlah ulu emas yang diberikan kepadanya. Terlihat pada kata ban, pada kalimat ‘ban arih ndu krina‘. Kata enggo ioge kami ‘kami sudah menghitung‘ pada tindak tutur direktif 12 ini berfungsi untuk menuruti apa yang diinginkan oleh penutur dan kata ban ‘buat‘pada tindak tutur direktif 12 ini berfungsi untuk menyuruh. Tindak Tutur Direktif 13: Enggo me kap mbue ibereken Sembiring mergana erkelang-kelangken anak sudah lah sangat banyak diberikan Sembiring marganya berperantarakan anak beruna. E kami mindo tambah gelah tambah dolat bebere kami berunya jadi kami minta tambah supaya bertambah wibawa keponakan kami ras ertambahna pagi rejekina ibas ia njabuken bana gelah ia pe dan bertambahnya besok rejekinya dalam dia menikah untuknya supaya dia pun Universitas Sumatera Utara pagi malem atena malemen ate kami natap-natap besok senang hatinya senangan hati kami melihat-lihat. ‘sudah sangat banyak yang diberikan Sembiring marganya berperantarakan anak berunya, tapi kami mau minta tambah mengapa kami meminta tambah supaya tambah pula wibawa keponakan kami ini dan semakin bertambah rejekinya kelak dalam perkawinannya ini supaya dia pun senang hatinya lebih senang lagi hati kami melihanya‘ Data percakapan tindak tutur direktif 13 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan pada percakapan ini kalimbubu singalo ulu emas meminta tambah dari jumlah yang telah diberikan oleh Sembiring marganya pihak penganti laki- laki berperantarakan anak berunya. Terlihat pada kata mindo, pada kalimat ‘kami mindo tambah‘. Kata mindo ‘meminta‘ pada tindak tutr direktif 13 berfungsi untuk meminta. Tindak Tutur Direktif 14: La kam toganen kalimbubu kami adi mindo tambah kam enda tambahna Tidak kamu tolak kalimbubu kami jika minta tambah kamu ini tambahnya ‘ kami tidak patut untuk menolak permintaanmu kalimbubu, jika kamu meminta tambah ini tambahnya‘. Data percakapan tindak tutur direktif 14 pada mata kerja hari-H pesta perkawinan anak beru Sembiring memberikan tambah jumlah ulu emas yang diminta oleh kalimbubu singalo ulu emas. Terlihat pada kata enda, pada kalimat ‘adi mindo tambah kam enda tambahna‘. Pada tuturan 13 penutur meminta tambah jumlah ulu emas dari yang sebelumnya, pada tuturan 14 ini anak beru Sembiring memberikan apa yang diminta oleh singalo ulu emas. Penutur dapat mempengaruhi lawan tuturnya sehingga lawan tuturnya menuruti kemauan penutur, yaitu memberikan tambah dari jumlah ulu emas yang sebelumnya. Kata Universitas Sumatera Utara enda ‘ini‘ pada tindak tutur direktif 14 berfungsi untuk menuruti kemauan penutur, yaitu memberikan apa yang diminta oleh penutur. Dalam adat perkawinan batak Karo tindak tutur direktif ditandai dengan kata enggo pulung ‘sudah kumpul‘ berfungsi untuk bertanya, kai dage ‘jadi apa‘ berfungsi untuk bertanya, peseh ‘sampaikan‘ berfungsi untuk memerintah, ma peseh ‘akan disampaikan‘, mindo ‘minta‘ berfungsi untuk memohon dan meminta, banci ‘bisa‘ berfungsi untuk mengizinkan, enda ‘ini‘ berfungsi untuk memberikan, enggo me bage ‘sudah seperti ini‘ berfungsi untuk memohon, sehken ‘sampaikan‘ berfungsi untuk memberi, sinihamati ‘yang dihormati‘ berfungsi untuk menyampaikan rasa hormat, ersentabi ‘memohon‘ berfungsi untuk memohon , ibaba ibas toto ‘bawa dalam doa‘ berfingsi untuk meminta doa restu, cuba dage ‘jadi coba‘ berfungsi untuk menyuruh dan ban ‘buat‘ berfungsi untuk menyuruh.

4.1.3 Tinadak Tutur Komisif