1. Macam Sistem Peminjaman Sirkulasi
Menurut Darmono 2001:149, dalam praktiknya terdapat berbagai macam sistem sirkulasi yang dapat diterapkan diperpustakaan mulai dari sistem sirkulasi diperpustakaan
kecil sampai kepada sistem yang sangat tertib untuk mengatasi layanan sirkulasi pada perpustakaan yang besar. Banyaknya sistem sirkulasi perpustakaan ini menunjukkan
adanya dinamika dan perkembangan sistem sirkulasi itu sendiri.
a. Sistem Buku Besar
Sistem buku besar ini menganut register, artinya setiap peminjam mendapat jatah satu halaman atau lebih dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam pada akhir
buku besar. Sistem ini hanya dapat diterapkan pada perpustakaan kecil dengan jumlah anggota sedikit dan koleksi yang sedikit pula.
Contoh sistem buku besar
Nama Siswa : No. Induk :
Alamat :
b. Bentuk NCR No Carbon Required
Pada sistem ini peminjam perlu mengisi formulir peminjaman, lengkap dengan nama, alamat, nama pengarang, judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir
peminjaman. Formulir ini disebut dengan NCR karena formulir peminjaman menggunakan kertas khusus yang langsung membuat tembusan walaupun tidak
menggunakan karbon. Sistem NCR banyak digunakan diperpustakaan perguruan tinggi diluar negeri. Tujuannya adalah untuk mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam
peminjaman. Biasanya perpustakaan semacam itu tidak membatasi berapa banyak buku
yang boleh dipinjam oleh anggota. c.
Sistem Book Issue Card BIC
Sistem ini banyak digunakan diperpustakaan sekolah. Ada dua variasi sistem BIC, masing-masing menggunakan kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Pada sistem pertama, pada
bagian atas kartu tertulis “pengarang dan judul”. Pada bagian sebelah bawah “pengarang” No Judul
Buku No
Buku No
Register Tgl
Pinjam Tanggal
Kembali Tanda
Tangan
Dst
Universitas Sumatera Utara
dan “judul” ditulis kolom “ tanggal” dan “peminjam”. Bila buku dipinjam maka kartu dicabut, kemudian pada kolom tanggal ditulis tanggal harus kembali. Kartu BIC
kemudian dijajar menurut tanggal kembali, lalu menurut pengarang. Versi kedua menggunakan kartu anggota. Dibagian atas tercetak keterangan “nama” dan “jenis
koleksi”. Kolom itu akan diisi oleh petugas dengan nama anggota.
d. Sistem Browne
Sistem ini mula-mula digunakan di Inggris. Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya sesuai dengan jumlah buku yang boleh dipinjam
anggota perpustakaan. Jumlah buku yang boleh dipinjam seorang anggota perpustakaan bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing perpustakaan. Lazimnya 2-4 buku,
walaupun ada perpustakaan yang mengijinkan meminjam dalam jumlah yang tak terbatas. Tiket anggota berisi nomor anggota, nama, serta alamat diketik pada masing-masing tiket.
Untuk mendampingin tiket buku diperlukan kartu buku, berisi nomor panggil, nomor induk, pengarang, judul, edisi, dan tahun terbit. Kartu ini dimasukan kedalam
kantong buku, dilekatkan pada bagian akhir buku disebelah dalam sudut kiri bawah. Label tanggal atau slip tanggal dilekatkan dibagian akhir buku, lazimnya
berhadap-hadapan dengan kantong buku. Dapat pula pelekatan slip tanggal dilakukan pada fly leaf yaitu bagian buku yang berhadapan dengan kulit belakang. Pada slip tanggal
dituliskan nomor induk serta nomor panggil. Keuntungan sistem Browne:
1. sederhana 2. ekonomis
3. dapat mengetahui lokasi buku yang dipinjam setiap saat 4. memudahkan penandonan, bila dijajarkan secara benar
5. jumlah buku yang dipinjamkan pada setiap anggota dapat dikontrol 6. tidak ada penundaan ketika buku dikembalikan ke sirkulasi kemudian ke rak
7. kartu anggota ditangan pembaca ini membuktikan bahwa buku sudah dikembalikan. Kerugian sistem Browne:
1. makan waktu karena penjajaran secara manual
2. sangat mungkin terjadi kesalahan waktu penjajaran dan pengembalian
3. perlu tenaga untuk menangani meja sirkulasi ditambah dengan laci kartu
4. ada kemungkinan kekeliruan memasukan kedalam laci kartu 5.
peminjaman makan waktu yang lama oleh karena itu mungkin saja terjadi antrian yang panjang.
Universitas Sumatera Utara
e. Sistem Newark