70 Gambar 36. Memasang Pasak
Dalam pemasangan pasak dilakukan secara simetris dan harus rata dengan tujuan agar setiap pasak yang dipasang dapat mengimbangi keketatan tiap sisi
membran.
3.6 Klasifikasi Alat Musik
Dalam mengklasifikasikan instrumen gandang sikambang, penulis mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Sachs dan Horn Bostel 1914, yaitu:
sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyi. Sistem
klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yang terdiri dari: idiofon alat itu sendiri sebagai sumber penggetar utama bunyi, membranofon kulit sebagai sumber penggetar
utama bunyi, aerofon udara sebagai sumber penggetar utama bunyi, dan kordofon senar sebagai sumber penggetar utama bunyi.
Universitas Sumatera Utara
71 Berdasarkan teori di atas, gandang sikambang dapat dimasukkan dalam
klasifikasi membranofon. Di dalam klasifikasi ini, curt sach memperhatikan bentuk dari membrnofon itu sendiri dan membaginya ke dalam: cylindrycal
drums, barrel drums, conical drums, hourglass drums, footed drums, goblet drums, kettle drums, handle drums, dan frame drum.
Melihat dari bentuknya, gandang sikambang dapat dimasukkan dalam klasifikasi frame drum. Frame drum adalah bentuk gendang yang ketebebalan
badannya relatif lebih kecil dari diameter membran penghasil bunyi yang diikat di atas badan alat musik tersebut.
Dari ketebalan gendang, Curt Sacs membagi dalam kedua kategori yakni, gendang berbingkai tebal dan berbingkai tipis. Gendang berbingkai tebal adalah
ketebalan badan gendang melebihi seperempat dari diameter membrannya. Sedangkan gendang berbingkai tipis adalah gendang yang ketebelan badan
gendangnya kurang dari seperempat dari diameter membaran. Berdasarkan kategori ketebalan badan gendang, gandang sikambang dapat dikategorikan
gendang berbingkai tipis.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB IV KAJIAN GANDANG SIKAMBANG
Pada bab ini, penulis mendiskusikan kajian dari gandang Sikambang. Penulis akan membahas mengenai, warna bunyi dari gendang sikambang, teknik pukulan,
posisi memainkan, dan pola dasar ritem gandang sikambang.
4.1 Warna Bunyi
Setiap suku bangsa mempunyai persepsi yang berbeda terhadap bunyi yang dianggap musikal maupun cara menghasilkan bunyi tersebut Merriam, 1964: 3.
kondisi yang menyebabkan penulis mengalami kesulitan dalam mengukur bunyi mana yang dianggap benar-benar musikal dan yang dianggap tidak musikal oleh
masyarakatnya. Setelah penulis mengamati persepsi masyarakat pesisir mengenai warna bunyi
dari gendang sikambang, ternyata persepsi mereka berdasarkan onomatope. Onomatope adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari
sumber yang digambarkannya dengan kata lain penamaan berdasarkan peniruan bunyi. Tidak ada satu ketentuan yang baku dan bisa dipakai sebagai pedoman
yang tetap dalam memainkan gendang ini. Ada berbagai versi mengenai warna bunyi yang dihasilkan oleh gandang
sikambang, menurut bapak Charil menyatakan warna bunyi gendang ini ada dua, yakni warna “tak” dengan memukul bagian pinggir gendang dan warna bunyi
“tungdung” dengan memukul bagian tengah gendang. Selanjutnya dari bapak
Universitas Sumatera Utara