Pembahasan tanggal 25 April- 28 April 2012

4.4 Pembahasan tanggal 25 April- 28 April 2012

Pemeriksaan objektif vital sign yang dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin HB, respiratory rate RR dan suhu tubuh temperatur. Isoniazida Neuropati perifer, anemia aplastis, hepatotoksik, defisiensi piridoksin, gangguan ingatan. Tatro D.S, 2003 1.Interaksi obat-obat - rifampisin meningkatkan resiko hepatotoksik isoniazid. 2.interaksi rifampisin+gentamicin rifampisinakan mengurangi level gentamicin .Interaksi obat-makanan makanan menurunkan absorbsi rifampisin, isoniazid. Stockley, 2001 3. Interaksi obat-makanan -makanan menurunkan absorbsi rifampisin, isoniazid. Stockley, 2001 4. interaksi obat dengan hasil lab - Rifampisin abnormalitas dalam tes fungsi hati. Stockley, 2001 Meropenem Sakit kepala, rash, pruritis, diare, mual, muntah, konstipasi, vaginitis. Tatro D.S, 2003 Novalgin Gangguan lambung, kerusakan hati, kerusakan ginjal, dan reaksi alergi kulit Ranitidin Aritmia, bradikardia, sakit kepala, fatigue, pusing, insomnia, halusinasi, depresi, rash, mual, diare, konstipasi, agranulositosis Tatro, 2003 Rifampisin Anoreksia, mual, muntah, hematuria, renal insufisiensi, gagal ginjal akut, ataxia, anemia hemolitik. Tatro D.S, 2003 Gentamicin Sakit kepala, vertigo, encephalopathy, cemas, demam, lelah otot, depresi, urtikaria. Tatro D.S, 2003 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Pemeriksaan objektif yang dilakukan pada tanggal 25 – 28 April 2012 dapat dilihat Tabel berikut: Tabel 4.10 Pemeriksaan mulai tanggal 25 – 28 April 2012 Tanggal pemeriksaan Suhu C RR xmenit 25-04-2012 26-04-2012 27-04-2012 28-04-2012 38 38.5 38.3 37.5 27 27 26 26 Obat-obat yang digunakan pasien pada tanggal 25 –28 April 2012 ditunjukkan pada Tabel 3.10 4.4.1 Pengkajian Tepat Pasien Data hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan yang tidak normal. Hasil diagnosis sementara dokter menyatakan bahwa pasien mengalami hydrocephalus communicans. Kriteria diagnosis untuk penyakit hydrocephalus adalah adanya muntah nyeri kepala, demam, kesadaran menurun anonim, 2010 dan pasien mengalami muntah, demam dan nyeri pada kepala. Berdasarkan hasil pemeriksaan analisa cairan tubuh khususnya cairan otak didapatkan terjadi peningkatan jumlah sel cairan otak yang nilai normalnya 3, pada pasien jumlahnya 9. Berdasarkan hasil laboratorium yang diterima, menyatakan bahwa pasien masih mengalami hydrocephalus.. Dari hasil pemeriksaan hemoglobin HB terlihat bahwa HB pasien dibawah normal yaitu 9, pemeriksaan fungsi hati pasien dengan nilai SGOT 63 dan SGPT 48, hal ini menunjukkan adanya kerusakan pada fungsi hati dari pasien

4.4.2 Pengkajian Tepat Indikasi

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Pemberian infus D5 NaCl 0,225 sudah tepat, dimana pemberian infus D5 NaCl 0,225 diindikasikan untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan mengembalikan keseimbangan elektrolit Michele, 1995. Pemberian kombinasi Rifampisin dan isoniazid adalah untuk Pengobatan TB paru yang dialami pasien, ini merupakan Obat Anti Tuberculosis yang harus diberikan secara bersama-samakombinasi Wattimena, 1991. Pemberian meropenem sudah tepat. Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas, efektif untuk Enterobacteriaceae, Pseudomonas dan kebanyakan bakteri gram positif dan gram negatif lainnya. Antibiotik ini sering digunakan untuk infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Enterobacter aerogenes Miller, 2005. Pemberian novalgin diindikasikan untuk menurunkan demam pasien, kandungan novalgin untuk antipiretik dan analgetik. Jadi sudah tepat indikasi. Injeksi fenitoin merupakan obat yang efektif terhadap kejang parsial dan umum tonik klonik dan efektif terhadap serangan yang primer dan sekunder dari jenis kejang lain Katzung, 1995. Sifat antikejangnya didasarkan pada pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke otak. Fenitoin juga mempengaruhi perpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini, khususnya dengan mengikat pompa na + neuron Ganiswarna,1995. Jadi fenitoin tepat diberikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya kejang akibat cedera kepala.

4.4.2 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian infus D5 NaCl 0,225 sudah tepat, dimana pemberian infus D5 NaCl 0,225 untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan mengembalikan keseimbangan elektrolit Michele, 1995. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Rifampisin, merupakan obat antituberkulosis yang bersifat bakterisid terhadap Mycobacterium tuberculosis yang dikombinasi dengan antituberkulosis Isoniazid. Pengobatan terhadap penderita yang terinfeksi TB selalu dilakukan dengan kombinasi untuk mencegah kemungkinan terjadi populasi mutan M. Tuberculosis yang resisten terhadap obat antimikroba yang digunakan tunggal. Pemberian kedua kombinasi ini akan menghambat secara spontan pertumbuhan mikroba Wattimena, 1991, dengan demikian pemberian kombinasi Rifampisin dan Isoniazid sudah tepat, hanya saja pemberian Isoniazid harus dikombinasi dengan vitamin B6 untuk menghindari terjadinya efek samping neuritis perifer. Pemberian novalgin diindikasikan untuk menurunkan demam pasien, kandungan novalgin untuk antipiretik dan analgetik. Jadi sudah tepat obat. Fenitoin tepat obat diberikan untuk mencegah terjadi kejang akibat trauma kepala dengan menekan potensia aksi berulang, sebagian menghambat saluran natrium dan menurunkan aliran natrium Katzung, 1995. Pemberian meropenem sudah tepat obat. Berdasarkan hasil kultur pasien, dinyatakan bahwa meropenem sensitive terhadap pasien. Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas, efektif untuk Enterobacteriaceae, Pseudomonas dan kebanyakan bakteri gram positif dan gram negatif lainnya. Antibiotik ini sering digunakan untuk infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Enterobacter aerogenes Miller, 2005.

4.4.3 Pengkajian Tepat Dosis

Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 4.11 Daftar pengkajian tepat dosis Rifampisin dosis lazimnya 10mgkgbb, untuk anak dengan berat 12 kg, diberikan 120mg, berarti sudah tepat dosis. Dosis Isoniazid 5 mgkghari dlm dosis tunggal, maksimal 300mghari Tatro D.S, 2003, lazimnya dosis yang diberikan pada pasien dengan BB 12kg adalah 60 mg, pemberian sudah tepat dosis. Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regime n Dosis Route Pemberia n Lama Pemberia n Saat Pemberian Interval Pemberia n NaCl 0,9 2.5mlkg bbhari Intravena - pasien dalam keadaan koma dan membutuhkan asupan cairan elektrolit philip. L.D, 2005 - Rifampisin 10mgkg BBhari Enteral 4-6 bulan Diberikan sebelum makan 1- 2kalihari Isoniazid 5mgkg hari dlm dosis tunggal. maks 300mgh ariTatro D.S, 2003 Enteral 4-6 bulan Diberikan sebelum makan 1 kali perhari Novalgin 500mg ml Intravena Analgetik diberikan sesudah makan 3-4xhari Fenitoin 4-6 mgkgbb Intravena 3-4xhari Meropenem 40mg kgbb anonim, 2012 Intravena 7-10 hari 2 jam sesudah makan Per 12 jam UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dosis novalgin untuk dewasa 500 mg untuk 3-4x sehari, 1500- 2000mghari. Sedangkan untuk anak dengan BSA 0.56 dosis yang diperlukan 300mg. Dosis yang diberikan kepada pasien seharusnya 300mg, tetapi yang diberikan kepada pasien 250mg. Dosis sudah tidak tepat. Fenitoin dapat diberikan peroral atau intravena dengan dosis hari pertama 15 mgkg BB, hari kedua 7,5 mgkg BB dan selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan 4-6 mgkg BB umumnya antara 300-400mghari. Dosis hari pertama 180mg, hari kedua 90mg dan pemeliharaan 48-72mg. Dosis yang diberikan pada pasien sudah tepat yaitu 50mg mg setiap 8 jam. Dosis lazim meropenem untuk anak-anak pada penderita meningitis adalah 40mgKgBB diberikan 3kali sehari tidak lebih dari 2g anonim, 2010. Dosis untuk pasien dengan berat badan 12 kg adalah 480 mg8jam. Dosis yang diberikan ke pasien sudah tidak tepat, dimana dosis yang diberikan adalah 500 mg8 jam, pemberian tepat dosis.

4.4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Tabel 4.12 Efek samping dan interksi obat tanggal 25- 28 April 2012 Jenis Obat Efek Samping Interaksi Obat Isoniazida Neuropati perifer, anemia aplastis, hepatotoksik, defisiensi piridoksin, gangguan ingatan. Tatro D.S, 2003 1.Interaksi obat-obat - rifampisin meningkatkan resiko hepatotoksik isoniazid. 2. Interaksi obat-makanan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

4.6 Rekomendasi untuk Dokter