Pembahasan tanggal 21 April- 24 April 2012

4.3 Pembahasan tanggal 21 April- 24 April 2012

Pemeriksaan objektif vital sign yang dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin HB, respiratory rate RR dan suhu tubuh temperatur. Pemeriksaan objektif yang dilakukan pada tanggal 21 – 24 April 2012 dapat dilihat Tabel berikut: Tabel 4.7 Pemeriksaan mulai tanggal 21 – 24 April 2012 Tanggal pemeriksaan Suhu C RR xmenit 21-04-2012 22-04-2012 23-04-2012 24-04-2012 37.6 37 37.2 37.2 26 22 27 26 Obat-obat yang digunakan pasien pada tanggal 21 –24 April 2012 ditunjukkan pada Tabel 3.10 4.3.1 Pengkajian Tepat Pasien Data hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan yang tidak normal. Hasil diagnosis sementara dokter menyatakan bahwa pasien mengalami hydrocephalus communicans. Kriteria diagnosis untuk penyakit hydrocephalus adalah adanya muntah nyeri kepala, demam, kesadaran menurun anonim, 2010 dan pasien mengalami muntah, demam dan nyeri pada kepala. Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan analisa cairan tubuh khususnya cairan otak didapatkan warna cairan otaknya tidak normal, yaitu kuning jernih, kemudian terjadi peningkatan jumlah sel cairan otak yang nilai normalnya 3, pada pasien jumlahnya 98, total protein seharusnya 45 pada pasien berjumlah 98, total LDH 256, dimana nilai normalnya 200. Glukosa nilai normalnya 40-76, pada pasien glukosanya 19. Berdasarkan hasil laboratorium yang diterima, menyatakan bahwa pasien masih mengalami hydrocephalus. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dari hasil pemeriksaan pemeriksaan elektrolit, terjadi peningkatan dari sebelumnya menjadi 3.5 dan mendekati nilai normal. Berdasarkan pemeriksaan fungsi hati pasien didapat nilai SGPT 81, hal ini menunjukkan adanya kerusakan pada fungsi hati dari pasien.

4.1.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Pemberian infus D5 NaCl 0,225 sudah tepat, dimana pemberian infus D5 NaCl 0,225 diindikasikan untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan mengembalikan keseimbangan elektrolit Michele, 1995. Dilihat dari pemberian terapi, NaCl 0,9 diberikan karena pasien dalam keadaan coma dan membutuhkan cairan elektrolit. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian terapi yang penting untuk menjaga cairan dan elektrolit dan terapi pemulihan untuk mengurangi jumlah cairan yang hilang Phillips, L.D, 2005. Pemberian antibiotik Gentamisin sesuai dengan uji kultur, hasil kultur menyatakan bahwa pasien sensitif terhadap gentamisin. Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosid yang berdaya spektrum luas dan bersifat bakterisid terhadap bakteri bacilli gram negatif dan gram positif. Gentamisin bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein bakteri tetapi antibiotik ini merupakan salah satu antibiotika yang sensitif terhadap pasien ini, pemberian tepat indikasi. Pertimbangan lain bahwa golongan aminoglikosida adalah antibiotika yang larut dalam lemak dan protein, injeksi gentamisin diperlukan untuk dapat larut dalam cairan otak. Pemberian kombinasi Rifampisin dan isoniazid adalah untuk Pengobatan TB paru yang dialami pasien, ini merupakan Obat Anti Tuberculosis yang harus diberikan secara bersama-samakombinasi Wattimena, 1991. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung Anonim g , 2010. Ranitidin juga diberikan pada terapi yang menggunakan NSAID’S sebagai profilaksis untuk mencegah ulser duodenal McEvoy, 2004. Ranitidin tepat diberikan sebagai obat untuk mencegah gangguan lambung akibat pemakaian obat NSAID’S. Pemberian meropenem sudah tepat. Berdasarkan hasil kultur pasien, dinyatakan bahwa meropenem sensitive terhadap pasien. Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas, efektif untuk Enterobacteriaceae, Pseudomonas dan kebanyakan bakteri gram positif dan gram negatif lainnya. Antibiotik ini sering digunakan untuk infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Enterobacter aerogenes Miller, 2005. Pemberian novalgin diindikasikan untuk menurunkan suhu tubuh pasien yang tinggi. Novalgin diberikan agar suhu tubuh pasien tidak naik dan tidak menyebabkan kejang.

4.3.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian infus D5 NaCl 0,225 sudah tepat, dimana pemberian infus D5 NaCl 0,225 untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori dan mengembalikan keseimbangan elektrolit Michele, 1995. NaCl 0,9, diberikan karena pasien dalam keadaan koma dan membutuhkan asupan cairan elektrolit. Pemberian infus NaCl 0,9 sudah tepat karena kondisi tubuh pasien lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian terapi yang penting untuk menjaga cairan dan elektrolit dan terapi pemulihan untuk mengurangi jumlah cairan yang hilang. Perbaikan kesetimbangan elektrolit sangat penting UNIVERSITAS SUMATRA UTARA untuk mencegah komplikasi yang serius sehubungan dengan kelebihan atau kekurangan elektrolit Phillips, L.D, 2005. Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosid yang berdaya spektrum luas dan bersifat bakterisid terhadap bakteri bacilli gram negatif dan gram positif. Gentamisin bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein bakteri. Gentamisin tidak diabsorbsi pada pemberian oral, tetapi secara cepat diabsorbsi setelah suntikan intramuskuler dengan kadar puncak yang tercapai dalam waktu 0,5-1 jam. Antibiotik ini merupakan salah satu antibiotika yang sensitif terhadap pasien, pemberian obat tepat. Ranitidin tepat obat yang diberikan untuk mencegah gangguan lambung yang diakibatkan oleh pemberian obat-obatan yang berefek samping dapat mengganggu saluran cerna Ganiswara, 2007. Rifampisin, merupakan obat antituberkulosis yang bersifat bakterisid terhadap Mycobacterium tuberculosis yang dikombinasi dengan antituberkulosis Isoniazid. Pengobatan terhadap penderita yang terinfeksi TB paru selalu dilakukan dengan kombinasi untuk mencegah kemungkinan terjadi populasi mutan M. Tuberculosis yang resisten terhadap obat antimikroba yang digunakan tunggal. Pemberian kedua kombinasi ini akan menghambat secara spontan pertumbuhan mikroba Wattimena, 1991, dengan demikian pemberian kombinasi Rifampisin dan Isoniazid sudah tepat, hanya saja pemberian Isoniazid harus dikombinasi dengan vitamin B6 untuk menghindari terjadinya efek samping neuritis perifer. Pemberian meropenem sudah tepat obat. Berdasarkan hasil kultur pasien, dinyatakan bahwa meropenem sensitive terhadap pasien. Meropenem merupakan antibiotik spektrum luas, efektif untuk Enterobacteriaceae, Pseudomonas dan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA kebanyakan bakteri gram positif dan gram negatif lainnya. Antibiotik ini sering digunakan untuk infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Enterobacter aerogenes Miller, 2005.

4.3.4 Pengkajian Tepat Dosis

Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Tabel 4.8 Daftar pengkajian tepat dosis. Jenis Obat Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberia n Lama Pemberia n Saat Pemberian Interval Pemberia n NaCl 0,9 2.5mlkgb bhari Intravena - pasien dalam keadaan koma dan membutuhka n asupan cairan elektrolit philip. L.D, 2005 - Ranitidin 50 mg Sweetma n, S.C, 2007 Intravena Selama pengguna an NSAID Mencegah tukak lambung tiap 6-8 jam UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Ranitidin tersedia dalam bentuk tablet 150 mg dan larutan suntik 25 mgml, dengan dosis 50 mg IM atau IV tiap 6-8 jam Ganiswarna, 2007. Dosis injeksi ranitidin yang diberikan untuk pasien yaitu 50 mg setiap 12 jam sedangkan perhitungan dosis untuk anak yang berat badannya BB 12kg dan tinggi badan TB 96Cm, BSA yang didapat adalah 0.57, dan dosisnya seharusnya 84.8 setara dengan 90mg12 jam, jadi dosis yang diberikan tidak tepat, karena kurang dosisnya. Tetapi menurut gunawan penggunaan ranitidin untuk pencegahan tukak lambung, dosisnya diturunkan, jadi pemberiannya tepat. Cairan infus NaCl 0,9 . Mempunyai volume 500 mlbotol, dengan dosis yang diberikan kepada pasien 20 tetesmenit secara IV. Dosis lazim NaCl 0,9 2,5mLkgBBjam Ansel, H.C, 2004. Untuk pasien BB= 12 kg seharusnya mendapatkan 2,5 mlkgBBjam x 12 kg = 30 mljam, jadi seharusnya pasien mendapatkan 10 tetesmenit. Faktor tetesan 15 tetesml, maka dosis yang diberikan tepat. Rifampisin 10mgkgB Bhari Enteral 4-6 bulan Diberikan sebelum makan 1- 2kalihari Isoniazid 5mgkghr dosistunga l.maks: 300mghar iTatro, 2003 Enteral 4-6 bulan Diberikan sebelum makan 1 kali perhari Novalgin 500mgml Intravena Analgetik diberikan sesudah makan, kalau perlu saja 3-4xhari Gentamicin 5mgkgha ri Tatro D.S, 2003 Intratekal 7-10 hari 2 jam sesudah makan Per 8 jam Meropenem 40mgkgb b anonim, 2012 Intravena 7-10 hari 2 jam sesudah makan Per 12 jam UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dosis Gentamisin 3-5mgkghari Tatro , 2003, berat badan pasien 12 kg berarti 36 mg-60 mghari, dosis yang diberikan pada pasien 30 mghari maka dengan demikian dosis yang diberikan pada pasien sudah tepat. Rifampisin dosis lazimnya 10mgkgbb, untuk anak dengan berat 12 kg, diberikan 120mg, berarti sudah tepat dosis. Isoniazid Dosis 5 mgkghari dlm dosis tunggal, maksimal 300mghari Tatro D.S, 2003, lazimnya dosis yang diberikan pada pasien dengan BB 12kg adalah 60 mg, pemberian sudah tepat dosis. Dosis novalgin untuk dewasa 500mg untuk 3-4x sehari, 1500- 2000mghari. Sedangkan untuk anak dengan BSA 0.56 dosis yang diperlukan 300mg. Dosis yang diberikan kepada pasien seharusnya 300mg, tetapi yang diberikan kepada pasien 250mg, dosis yang diberikan tepat. Dosis lazim meropenem untuk anak-anak pada penderita meningitis adalah 40mgKgBB diberikan 3kali sehari tidak lebih dari 2g anonim, 2010. Dosis untuk pasien dengan berat badan 12 kg adalah 480 mg8jam. Dosis yang diberikan ke pasien sudah tepat, dimana dosis yang diberikan adalah 500 mg8 jam.

4.3.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Tabel 4.9 Efek samping dan interksi obat tanggal 21- 24 April 2012 Jenis Obat Efek Samping Interaksi Obat UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

4.4 Pembahasan tanggal 25 April- 28 April 2012