Sifat Kebijaksanaan Perkembangan Kebijaksanaan

yang suportif selama masa dewasa awal berkaitan secara positif dengan kebijaksanaan pada 40 tahun mendatang Sternberg Jordan, 2005.

f. Kepribadian

Kramer menyatakan bahwa kepribadian individu ternyata mempengaruhi kebijaksanaannya. Individu yang memiliki kualitas kognitif, reflektif dan emosional yang berkontribusi terhadap kebijaksanaan cenderung terpelajar, lebih sehat secara fisik, memiliki lebih banyak hubungan positif dengan orang lain, dan memiliki nilai yang lebih tinggi dalam berbagai tes kepribadian untuk dimensi keterbukaan terhadap pengalaman baru openness Sigelman dan Rider, 2003. Baltes menambahkan dimensi generativity dan creativity sebagai faktor kepribadian yang dianggap mampu memprediksi kebijaksanaan dengan lebih baik dibandingkan faktor kecerdasan intelligence Santrock, 2011.

5. Sifat Kebijaksanaan

Berdasarkan hasil penelitiannya, Baltes menyatakan ada beberapa sifat kebijaksanaan Sigelman Rider, 2003, yaitu: a. Kebijaksanaan bersifat langka. Jumlah orang yang bijaksana dalam masyarakat sangatlah langka karena banyaknya kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang yang bijaksana. b. Keahlian di bidang tertentu terbukti lebih relevan dengan perkembangan kebijaksanaan dibandingkan faktor usia semata. Universitas Sumatera Utara c. Usia tidak memprediksi kebijaksanaan, namun pengetahuan dasar yang berkontribusi terhadap kebijaksanaan seperti berbagai crystallized intelligence lainnya tergolong tinggi di usia lanjut. Individu akan lebih mampu menjadi bijaksana dengan memiliki pengalaman hidup mengasah wawasan insight tentang kondisi kehidupan manusia. d. Kebijaksanaan mencerminkan kombinasi dari kecerdasan, kepribadian, dan gaya kognitif. Individu yang sering membandingkan dan mengevaluasi permasalahan relevan dan yang mampu menerima ambiguitas akan lebih mampu menampilkan kebijaksanaan dibandingkan yang kurang.

6. Perkembangan Kebijaksanaan

Dalam mencetuskan konsep teoritis tentang kebijaksanaan dan menghubungkannya dengan psikologi rentang kehidupan lifespan psychology, Baltes mengajukan beberapa kondisi yang kondusif untuk mematangkan perkembangan kebijaksanaan Sternberg Jordan, 2005. Adapun beberapa kondisi yang diajukan Baltes, yaitu: a. Seperti layaknya perkembangan untuk berbagai keahlian lainnya, Baltes berasumsi bahwa kebijaksanaan diperoleh melalui proses pembelajaran dan pelatihan yang intensif dan meluas. Proses ini tentunya membutuhkan motivasi yang tinggi untuk mencapai keunggulan excellence dan lingkungan sekitar yang mendukung perkembangan kebijaksanaan. Universitas Sumatera Utara b. Karena kebijaksanaan merupakan perpaduan antara intelek dan karakter yang membuatnya berbeda dengan berbagai karakteristik positif yang lebih terbatas, perkembangan dan pengasahan kebijaksanaan membutuhkan berbagai proses dan faktor. Berbagai proses dan faktor yang dimaksud, meliputi: kemampuan intelektual tertentu, ketersediaannya seorang mentor yang mendampingi individu, penguasaan terhadap berbagai pengalaman hidup yang kritis, keterbukaan individu terhadap pengalaman baru, dan kepemilikan atas nilai- nilai yang mengarah kepada pengembangan diri, kebaikan dan toleransi. c. Baltes menyatakan bahwa ada banyak jalan yang mengarahkan individu kepada kebijaksanaan. Tingkat kebijaksanaan yang sama dapat diperoleh dengan kombinasi proses dan faktor-faktor fasilitatif yang berbeda. Jika beberapa faktor fasilitatif tertentu tersedia dalam hidup individu, beberapa individu dapat melanjutkan perkembangan kebijaksanaannya sampai kepada tahap yang lebih tinggi. Beberapa faktor fasilitatif yang berpotensi mengembangkan kebijaksanaan adalah latara belakang keluarga tertentu, munculnya kejadian yang kritis dalam kehidupan dan individu mampu menguasainya, pelatihan profesional, perubahan dalam masyarakat, dan sebagainya. Faktor-faktor fasilitatif yang dimaksud adalah faktor kontekstual, faktor keahlian dan faktor personal lihat gambar 1. Ketiga faktor tersebut dianggap berpengaruh terhadap perkembangan kebijaksanaan karena ketiga faktor tersebut menentukan cara individu mengalami dunia dan perencanaannya, mengatur dan memandang kehidupannya yang tercakup dalam konteks pengaturan Universitas Sumatera Utara perkembangan lihat gambar 1. Faktor fasilitatif, konteks pengaturan perkembangan, dan kebijaksanaan berhubungan secara dua arah dan bersifat akumulatif sepanjang rentang kehidupan manusia Sternberg Jordan, 2005.

7. Karakteristik Orang yang Bijaksana