Metode Jalur Kritis LANDASAN TEORI

Dimana : Wb = Waktu baku All = Faktor kelonggaran dalam bentuk persentase.

3.5. Metode Jalur Kritis

10 Metode jaringan kerja dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama dan mununjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan akhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut: TE = E Waktu paling awal peristiwa dapat terjadi yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu selesai. TL = L Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi yang berarti waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. 10 Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Penerbit Erlangga. Jakarta. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ES Waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. EF Waktu selesai paling awal suatu kegiatan. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupaka ES kegiatan berikutnya. LS Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh mulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. LF Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat penyelesaian proyek. D Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umunya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain. Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju forward computation dan perhitungan mundur backward computation. 1. Hitungan Maju Dimulai dari Start initial event menuju Finish terminal event untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan EF, waktu tercepat terjadinya kegiatan ES dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa E. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Hitungan Mundur Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan LF, waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan LS dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi L. Untuk lebih jelasnya dalam melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur dalam sebuah jaringan kerja diberikan ilustrasi sebagai berikut. 1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6 3 A B C D E F Gambar 3.4. Contoh Jaringan Kerja Proyek A. Perhitungan Maju Aturan Pertama Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya predecessor telah selesai. E1 = 0 Aturan Kedua Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya. EFi-j = ESi-j + t i-j Maka : EF1-2 = ES1-2 + D = 0 + 2 = 2 EF2-3 = ES2-3 + D = 2 + 5 = 7 EF2-4 = ES2-4 + D = 2 + 3 = 5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA EF3-5 = ES3-5 + D = 7 + 6 = 13 EF4-5 = ES4-5 + D = 5 + 4 = 9 Aturan Ketiga Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal ES kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal EF yang terbesar dari kegiatan terdahulu. Bila EFc EFb EFa, maka ESd = EFc Maka: EF5-6 = EF4-5 + D = 13 + 3 = 16 Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF Kegiatan Kurun Waktu Hari t Paling Awal i j Mulai ES Selesai EF 1 2 3 4 5 1 2 2 2 2 3 5 2 7 2 4 3 2 5 3 5 6 7 13 4 5 4 5 9 5 6 3 13 16 Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 16 minggu B. Perhitungan Mundur Aturan Keempat Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan. LSi-j = LFi-j – t Maka LS5-6 = EF5-6 – D = 16 – 3 = 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LS4-5 = EF4-5 – D = 13 – 4 = 9 LS3-5 = EF3-5 – D = 13 – 6 = 7 LS2-4 = EF2-4 – D = 9 – 3 = 6 LS2-3 = EF2-3 – D = 7 – 5 = 2 Aturan Kelima Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir LF kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir LS kegiatan berikutnya yang terkecil. Jika LSb LSc LSd maka LFa = LSb Sehingga: LF1-2 = LS2-3 = 2 dan LS1-2 = EF1-2 – D = 2 – 2 = 0 Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF Kegiatan Kurun waktu t Paling awal Paling akhir I J Mulai es Selesai ef Mulai ls Selesai lf 1 2 3 4 5 6 7 1 2 2 2 2 2 3 5 2 7 2 7 2 4 3 2 5 6 9 3 5 6 7 13 7 13 4 5 4 5 9 9 13 5 6 3 13 16 13 16 C. Perhitungan Slack atau Float Aturan Keenam Slack Time atau Total Slack TS = LS – ES atau LF – EF UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Slack Kegiatan Kurun waktu t Awal Akhir Total Slack ts i j ES EF LS LF 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 2 2 2 2 3 5 2 7 2 7 2 4 3 2 5 6 9 4 3 5 6 7 13 7 13 4 5 4 5 9 9 13 4 5 6 3 13 16 13 16 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Apindowaja Ampuh Persada yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso Km 8.5, Mabar, Medan – Belawan Sumatera Utara. Penelitian dimulai awal Februari 2012.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah applied research dimana penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah nyata yang terjadi di lapangan, yang hasilnya diarahkan pada pengambilan tindakan.

4.3. Kerangka Konseptual

Pada penelitian dilakukan pemecahan masalah terhadap waste time yang terjadi pada lantai produksi PT. Apindowaja Ampuh Persada. Dilakukan penggambaran rincian proses produksi pada current state map dengan menggunakan tool value stream mapping dimana diperlukan data aliran proses produksi, aliran informasi, data waktu untuk saat ini. Dari hasil penggambaran current state map diperoleh production process time untuk saat ini. Dilakukan analisis terhadap current state map dengan mengelompokkan kegiatan value added dan kegiatan non value added, membandingan waktu aktual dengan waktu baku yang telah diperoleh. Dari hasil perbandingan akan diperoleh proses yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA