5. Sebagai cairan pelumas dengan jalan melapisi dan melindungi mukosa
terhadap iritasi mekanis, kimiawi, termis, membantu kelancaran aliran udara, dan membantu pembicaraan dan penelanan makanan.
6. Sebagai antimikroba dan juga mengontrol mikroorganisme rongga mulut
secara spesifik misal dengan sIgA dan non spesifik misal dengan adanya lisozim, laktoferin, sialoperoksidase.
7. Keseimbangan air, dalam keadaan dehidrasi aliran saliva akan menurun
dan rongga mulut akan terasa kering, orang akan merasa haus sehingga ada signal untuk minum.
8. Fungsi saliva sebagai pelindung, kandungan enzim lisozim yang bersifat
bakterisid yang dapat menyebabkan dinding sel bakteri lisis, dimana fungsi dinding sel bakteri adalah untuk memberikan bantuan mekanis pada isi sel dan sebagai
pelindung bakteri terhadap lingkungan sekitarnya.
2.4.2 Komposisi Saliva
Komposisi saliva terdiri atas 94-99,5 air, bahan organik, dan bahan anorganik. Komponen organik saliva yang terutama adalah protein, selain itu masih
ada komponen-komponen lain seperti lipid, urea, asam amino, glukosa, amoniak, dan vitamin.
40
Komponen anorganik saliva terutama adalah elektrolit dalam bentuk ion seperti Na
+
, K
+
, Ca
2+
, Mg
2+
, Cl
-
, SO
4 2-
, H
2
PO
4
, dan HPO
4 2
.
24,37
Komposisi saliva yang normal akan mempengaruhi keefektifan masing-masing fungsi saliva dalam
mempertahankan kondisi yang konstan di lingkungan rongga mulut.
41
Komposisi saliva dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima. Misalnya bila memakan makanan yang mengandung banyak karbohidrat, maka kandungan
amilase dalam campuran saliva akan meningkat. Komposisi saliva juga dipengaruhi oleh laju aliran saliva.
37
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Kapasitas Buffer Saliva dan Derajat Keasaman pH Saliva
Kapasitas buffer saliva menunjukkan kemampuan saliva mempertahankan pH tetap netral ketika mendapatkan asam dari lingkungan. Sifat ini bergantung pada
kandungan bikarbonat dalam saliva yang juga bergantung pada laju aliran. Konsentrasi bikarbonat ini juga bekerja mengatur pH saliva. Oleh karena itu,
kapasitas buffer dan pH meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan laju aliran.
37
Kapasitas buffer saliva merupakan faktor primer yang penting pada saliva untuk mempertahankan pH saliva berada dalam interval normal sehingga
keseimbangan mulut terjaga.
38
Sistem buffer yang memberi kontribusi utama 85 pada kapasitas total buffer saliva adalah sistem bikarbonat dan 15 oleh fosfat,
protein, dan urea. Kapasitas buffer saliva dan pH saliva juga naik bersamaan dengan kenaikan
kecepatan sekresi. Pada saat keadaan istirahat, pH saliva adalah 6,1 – 6,47 selanjutnya distimulasi pada sekresi saliva akan meningkat pH mencapai angka netral
yaitu 7,62. Saliva juga mengandung sistem buffer bikarbonat HCO
3-
yang sangat efektif. Dalam aliran darah perifer, kombinasi sodium bikarbonat, asam karbonat, dan
gas karbon dioksida mengeluarkan proton ion hidrogen dari dalam sistem. saliva terdiri atas 5 karbondioksida larut, bandingkan dengan 1 dalam udara kamar
normal, dan terdapat dalam bentuk bikarbonat H
2
O + CO
2
= HCO
3
+ H
+
dan gas CO
2
larut.
30,40-41
Konsentrasi ion bikarbonat dalam saliva pada keadaan istiahat mendekati 1 mmoll dan meningkat sampai lebih dari 50 mmoll saat distimulasi. Dengan
meningkatnya konsentrasi ion bikarbonat, pH juga meningkat, demikian pula pada kapasitas buffer dan ini adalah titik kunci dalam interpretasi tes diagnostik. Akibat
variasi di jurnal dalam jumlah aliran saliva, terdapat juga variasi dalam jumlah bikarbonat, pH serta kapasitas buffer. pH saliva terendah terjadi saat tidur dan sesaat
setelah bangun, dan setelah itu terus bervariasi sepanjang hari. Sedikit peningkatan pH dan kapasitas buffer akan memfasilitasi remineralisasi serta beberapa pengaruh
lain terhadap flora rongga mulut. Secara spesifik, keadaan ini akan menekan
Universitas Sumatera Utara
peningkatan jumlah mikroorganisme asidurik, khususnya Streptococcus mutans yang kariogenik serta Candida albicans. Berkurangnya sekresi saliva dan kapasitas buffer
juga dipengaruhi malnutrisi dan berat badan lahir rendah yang termasuk lahir prematur yaitu predisposisi tingginya level kolonisasi Streptococcus mutans.
23
2.4.4 Laju Aliran Saliva