Hubungan Desain Lansekap dengan Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

4 Estetika Seni Budaya Afektif dan Psikomotorik 5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Matematika IPA, IPS, Bahasa ,TIK Afektif, Kognitif, danatau Psikomotorik Sumber : Depdiknas, 2009 Dari segi sarana dan prasarana sekolah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 mengenai sarana dan prasarana untuk sekolah dasar mensyaratkan adanya tempat bermainberolahraga. Tempat tersebut, yang berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara dan kegiatan ekstrakurikuler, berupa ruang terbuka yang sebagian di tanami pohon penghijau. Termpat tersebut juga dilengkapi dengan sarana, seperti tiang bendera beserta benderanya, peralatan bola voli, peralatan senam, peralatan atletik, perlengkapan seni budaya, peralatan keterampilan, pengeras suara dan tape recorder.

2.4. Hubungan Desain Lansekap dengan Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Tingkat aktifitas fisik anak – anak di halaman sekolah lebih tinggi dari pada aktifitas di bagian sekolah yang lain dalam satu hari Dessing, et. al, 2013. Lansekap memiliki kesempatan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung cara – cara belajar anak. Weaver 2000 merumuskan aspek dari perancangan lansekap pendidikan apa saja yang dapat di terapkan untuk mengakomodasi bermain anak dalam mendukung perkembangan anak lihat tabel 2.1. Usia 7 – 12 tahun merupakan usia sekolah dasar yang sesuai untuk evaluasi di pemukiman Universitas Sumatera Utara Jamestown. Dari tabel 2.1, aspek - aspek yang dapat di akomodasi oleh desain lansekap adalah : 1 Aksesibiliti, bagi anak aksesibilitas berarti aman di lalui dan bebas penghalangrintangan, membuatnya menjadi mudah di mengerti oleh anak. Gambar 2.1 Gambar 2.1 Aksesibiliti Sumber : Weaver, 2000 2 Gambar dan penanda, dapat melampaui kata–kata yang tertulis, seperti gambar yang menceritakan sebuah cerita, kata–kata sederhana ataupun detail. Gambar 2.2 Gambar 2.2 Gambar dan Penanda Sumber : Boston Schoolyard Initiative, 2010 3 Kemampuan Memanipulasi, beberapa aspek lansekap harus memungkinkan anak – anak untuk mengubah secara manual apa yg ingin mereka ciptakan Universitas Sumatera Utara seperti bak pasir, tumbuhan, mainan kecil dan peralatan lainnya. Gambar 2.3 Gambar 2.3 Kemampuan Memanipulasi Sumber : Let The Children Play, 2011 4 Stimulasi Panca Indra, anak – anak belajar dengan baik ketika mereka menikmati dalam menyelidiki dunia dengan panca indra mereka sendiri Fowler, 1993 dalam Weaver, 2000. Juga berinteraksi dengan elemen - elemen yang mereka nyaman terhadapnya. Gambar 2.4 Gambar 2.4 Stimulasi Panca Indra Sumber : New Jersey School Outdoor Area Working Group, 2007 Universitas Sumatera Utara Perkembangan Fisik Perkembangan Kognitif Perkembangan SosialPsikologi M o to ri k Kasar M o to rik H alu s Ket er am p il an B ah asa P er m ai n an P ra kt ek ya ng F ungs iona l P em ai na n ya ng kons tukt if P er m ai na n ya ng D ra m atik Sim b o -lik B er ma in de nga n At u ran B er m ai n Se n d ir iPa sa n g - an B er m ai n P ar al el B er ma in de nga n B er ke lom pok P em ecah an M asal ah Har g a Di ri Id en tita s Berbagai Skala untuk item dibangun • • • • • • Lingkungan Alam • • • • • • • • Ruang yang Tidak Terdefinisi • • • • • • • Retret dan Poin yang Dipisah • • • Berbagai Ukuran Sosial • • • • • Interaksi Sosial • • • • • • • Keanekaragaman Lansekap • • • • • • • • • • • • Landmark yang permanen • • Kelanjutan dari Pengalaman • • • • • • • • • • Bukti Penyelesaian • • • • • • • • Misteri Rasa Ingin Tahu • • • • • • • Pengalaman Ruang • • • • Tantangan yang Meluluskan • • • • • • • • • • Tantangan yang Aman • • • • • • • • • • Stimulasi Panca Indra • • • • • • • Kemampuan Memanipulasi • • • • • • • Gambar dan Penanda • • • • • • Aksesibiliti • • • • • • • • • • • • Tabel 2.2 Potensi Hubungan antara Pertimbangan Desain, Konsep Perkembangan dan Bermain Sumber : Waever, 2000 Keterangan: • = Berhubungan Universitas Sumatera Utara 5 Tantangan yang Aman, tantangan adalah resiko yang dapat dilihat oleh anak dan memilih untuk dilakukan atau tidak. Anak – anak harus mengambil resiko untuk menantang keterampilan dan keberanian mereka. Play For All Guidelines, 1992 dalam Weaver, 2000. Gambar 2.5 Gambar 2.5 Tantangan yang Aman Sumber : Physical Education, 2009 6 Tantangan yang Meluluskan, tantangan yang aman harus ideal bagi anak dan memiliki beberapa level kesulitan untuk setiap kegiatannya seperti balokpapan keseimbangan dan jaring kargo dengan berbagi ketinggian. Gambar 2.6 Gambar 2.6 Tantangan yang Meluluskan Sumber : Physical Education, 2009 Universitas Sumatera Utara 7 Pengalaman Ruang, lansekap harus menyediakan bagian yang melatih anak mengenai tempat, seperti diatasdibawah, didalamdiluar, ke ataske bawah, kanankiri, kedalaman, dan arah. Jenis elemen ruang adalah tempat yang tinggi untuk melihat berbagai kegiatan, ruang dengan ukuran yang berbeda untuk merangkak, naik, turun, melewati sesuatu, tempat untuk jatuh, melompat dan mendarat dengan aman dan serangkaian pengalaman mendaki. Gambar 2.7 Gambar 2.7 Pengalaman Ruang Sumber : Boston Schoolyard Initiative, 2010 8 Mistery Rasa Ingin Tahu, membiarkan anak – anak bertanya – tanya apa yang ada di depan atau di sudut untuk menambah pengalamannya. Gambar 2.8 Gambar 2.8 Misteri dan Rasa Ingin Tahu Sumber : Acar, 2013 Universitas Sumatera Utara 9 Bukti Penyelesaian, penyelesaian yang dapat dibuktikan secara visual seperti memanjat sesuatu yang tinggi, dapat dilihat semua orang, suatu tanda pada titik penyelesaian seperti bell atau lonceng, atau dapat melihat sesuatu yang hanya bisa dilihat dari ketinggian Play For All Guidelines, 1992 dalam Weaver 2000. Gambar 2.9 Gambar 2.9 Bukti Penyelesaian Sumber : New Jersey School Outdoor Area Working Group, 2007 10 Kelanjutan Pengalaman, memberikan kesempatan bagi anak untuk melanjutkan pengalamannya dari rumah ke sekolah, seperti permainan puzzle, buku mewarnai harus tersedia. Gambar 2.10 Gambar 2.10 Kelanjutan Pengalaman Sumber : Physical Education, 2009 Universitas Sumatera Utara 11 Landmark yang Permanen, memberikan keakraban, keamanan dan identitas. Menjadi focal point dan sebagai orienatasi atau penanda arah bagi anak – anak. Gambar 2.11 Gambar 2.11 Landmark yang Permanen Sumber : New Jersey School Outdoor Area Working Group, 2007 12 Keanekaragaman dalam Lanskap, karena kebutuhan seiring perkembangan anak selalu berubah – ubah, lansekap harus dapat mengakomodasinya. Menyusun ulang, memutar atau memindakan elemen – elemen taman adalah salah satu cara agar lanskap menjadi tetap “baru” bagi anak – anak. Gambar 2.12 Gambar 2.12 Keanekaragaman dalam Lanskap Sumber : Boston Schoolyard Initiative, 2010 13 Interaksi Sosial, elemen lansekap yang mendorong interaksi sosial untuk kelompok yang berbeda ukuran harus disediakan. Contohnya meliputi bangku Universitas Sumatera Utara yang berkelompok, daerah duduk yang tertutup, dan tempat kecil yang terlindungi. Gambar 2.13 Gambar 2.13 Interaksi Sosial Sumber : Boston Schoolyard Initiative, 2010 14 Berbagai Ukuran Ruang Sosial, merekomendasikan ruang dalam lansekap dengan furniture ukuran anak – anak, serta area privat, semi-privat, dan publik bagi anak – anak untuk berinteraksi. Gambar 2.14 2.14 Berbagai Ukuran Ruang Sosial Sumber : Boston Schoolyard Initiative, 2010 15 Retret dan Titik Pemisah, memberikan tempat bagi anak – anak untuk, memikirikan mimpi mereka, menjauh dari tekanan luar, atau menonton sebuah kelompok bermain dari kejauhan, jika mereka memilih untuk tidak ikut – ikutan. Gambar 2.15 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15 Retret dan Titik Pemisah Sumber : New Jersey School Outdoor Area Working Group, 2007 16 Ruang yang Tidak Terdefinisi, bidang yang tidak memiliki tujuan tertentu dapat menjadi apa pun yang diinginkan anak, sehingga mendorong imajinasinya dalam bermain. Ruang terbuka harus cukup besar, bahkan untuk menampung permainan yang paling enerjik sekalipun. 17 Lingkungan Alam, anak – anak sebaiknya harus dapat berdekatan dengan berbagai vegetasi dan satwa liar di habitatnya. Gambar 2.16 Gambar 2.16 Lingkungan Alam Sumber : Acar, 2013 18 Berbagai Skala untuk item buatan, unsur pendukung lansekap harus menggunakan item dengan skala anak – anak. Contohnya tempat duduk dan pancuran air minum. Di lingkungan sekolah penting bahwa segala furnitur dapat di akses oleh anak – anak dari segala ketinggian. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kriteria Desain Lanskap Sekolah Dasar