Perbedaan akses media sosial berdasarkan perilaku konsumsi pada
Akses media media sosial tinggi atau sering akan berdampak pada meningkatkan aktivitas menonton televisi. Media televisi sebagai media
elektronik yang mudah didapatkan di masyarakat yang berbagai kalangan, entah itu miskin maupun kaya, untuk anak-anak maupun dewasa sehingga
dalam kesehariannya masyarakat mampu menemukan televisi. Televisi bagi anak-anak maupun remaja sangat menarik, karena televisi
menampilan audio visual yang lengkap dan menarik, dengan acara-acara televisi yang menarik maka remaja tertarik pada sebuah acara televisi,
remaja dapat menyaksikan televisi hingga berjam-jam. Media sosial dapat membantu remaja untuk mencari informasi seputar acara-acara favorit di
televisi, misalnya jadwal pertandingan olahraga, film dan lain-lain. Dengan demikian media sosial dapat meningkatkan frekuensi menonton
televisi. Remaja yang sering mengakses media sosial dapat melakukan dua aktivitas sekaligus, yaitu menonton televisi dan akses media sosial.
Remaja saling bertukr informasi dengan teman untuk membahas acara televisi yang sedang ditonton melalui media sosial misalnya WA, BBM,
FB, Chat, Line, Instagram, dll . Acara televisi yang sering dibicarakan
oleh remaja lewat media sosial adalah drama, realty show, olahraga, life style
, dan lain-lain. Temuan penelitian menunjukkan bahwa remaja jarang melihat
televisi, hal ini disebabkan karena responden adalah anak muda atau remaja usia sekolah, dan mayoritas adalah mahasiswa, sehingga kegiatan
perkualiahan atau sekolah sudah banyak menyita waktu mereka sehari –
hari. Aktivitas menonton televisi lebih banyak dilakukan pada saat waktu luang yaitu malam hari, dan jenis acara televisi juga mempengaruhi
frekuensi atau intensitas remaja dalam menonton televisi. Saat ini acara di beberapa televisi bisa diakses melalui media sosial, yaitu melalui youtube,
sehingga remaja dapat dilihat rekaman atau siaran ulangnya melalui media sosial.