Perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Pringwulung.

(1)

PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAP BERDASARKAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TEPEVISI, DAN PERIPAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI

PRINGWUPUNG MartinustFujitHaryoko UniversitastSanatatDharma

2015

Tujuantpenelitiantinitadalahtuntuktmenganalisistperbedaantaksestmediatsosialtanaktmuda di t Parokit Pringwulung tYogyakarta t berdasarkan t minat t baca, tintensitas tmenonton t televisi, t dan perilakutkonsumsi.

Penelitiantinitmerupakantpenelitiantdeskriptifteksplanatift yangtdilaksanakantpadatbulan Marett2015. tPopulasitdalamtpenelitiantinitadalahtseluruhtanaktmudatParokitPringwulungtyang berjumlaht80torang.tPengambilantsampeltdilakukantsecaratrandomnsamplingndengantjumlaht44 orang.t Datatdikumpulkantdengantkuesioner. tUjitinstrumentberupatujitvaliditastdantreliabilitas yang t diterapkan t pada t variabel takses t media t sosial, t minat t baca, t intensitas t menonton t televisi, perilakutkonsumsi.tTekniktanalisistdatatmenggunakantAnnova.

Hasiltpenelitiantmenunjukkantbahwa:t(1)tterdapattperbedaaantaksestmediatsosialtditinjau dari tminattbacatanaktmudat(Ft =t t4,214,tρt=t 0,011t <t αt= t0,05);t (2)t tidakterdapatt tperbedaaan aksestmediatsosialtditinjautdaritintensitastmenontonttelevisi.t(Ft=tt1,322,tρt=t0,281t<tαt=t0,05); dant(3)tterdapatttperbedaaantaksestmediatsosialtditinjautdaritperilakutkonsumsit(Ft=tt5,632,tρt= 0,003t<tαt=t0,05).t


(2)

ABSTRACT

THEtDIFFERENCEStBETWEENttSOCIALtMEDIAtACCESSMENT BASEDtONtTHEtINTERESTtOFtREADING,tTHEtINTENSITYtOFtWATCHING

TELEVISION,tANDtTHEtATTITUDEtCONSUMPTIONtOFtTHEtYOUTHtAT PRINGWULUNGtPARISH

MartinustFujitHaryoko SanatatDharmatUniversity

2015

Thetgoaltoftthiststudytisttotanalyzetthetdifferencestoftsocialtmediataccessmenttbasedton the t interest t of t reading, t the t intensity t of t watching t television, t and t the tattitude t of t youth’s consumptionismtattPringwulungtParish.

ThistresearchtistatdescriptivetexplanatorytwhichtwastcarriedtouttattPringwulungtParishtin Marcht2015.tThetpopulationtoftthiststudytweret80tadultstattPringwulungtParish.tThettechnique ofttakingtsamplestwastrandomtsampling.tThetsamplestweret44tadults.tThetdatatweretcollectedtby using t questionnaires. t The tValidation t and t reliability t were t used tto t testt thet socialt media accessment,tthetinteresttoftreading,tthetintensitytoftwatchingttelevision,tandtthetconsumption attitudetoftthetyouth.tThettechniquetoftanalyzingtthetdatatwastAnnova.

Thetresulttoftthistresearchtindicatestthat:t(1)ttheretistatdifferencetsocialtmediataccessment basedtont the tinteresttoftreadingtof tyouth tattPringwulung tParish t(Ft =t t4,214,tρt=t 0,011t <t αt= 0,05);t(2)ttheretistnotdifferencetintthetsocialtmediataccessmenttbasedtontthetinteresttoftwatching televisiontoftthetyouthtattPringwulungtParish.t(Ft=tt1,322,tρt=t0,281t<tαt=t0,05);tt(3)ttheretista differencet int socialt mediat accessmentt based t on tthe t adults t consumptionism t at t Pringwulung Parisht(Ft=tt5,632,tρt=t0,003t<tαt=t0,05).t

Keywords: tthet social tmedia taccessment, tthe tinterest t of t reading, tthe tintensity t of t watching television,tandtconsumptionism


(3)

i

PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAL BERDASARKAN

MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN

PERILAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI

PRINGWULUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Martinus Fuji Haryoko NIM: 101324002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Diriku sendiri

Orang Tuaku Yakobus sukirno dan Florentina

Jumirah yang Terkasih dan keluargaku

Sahabat-sahabatku tercinta

Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi

Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

v

MOTTO


(8)

(9)

(10)

viii

ABSTRAK

PERBEDAAN AKSES MEDIA SOSIAL BERDASARKAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN PERILAKU KONSUMSI

ANAK MUDA DI PAROKI PRINGWULUNG YOGYAKARTA

Martinus Fuji Haryoko Universitas Sanata Dharma

2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung Yogyakarta berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatif yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak muda Paroki Pringwulung yang berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah 44 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas yang diterapkan pada variabel akses media sosial, minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi. Teknik analisis data menggunakan Annova.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari minat baca anak muda (F = 4,214, ρ = 0,011 < α = 0,05); (2) tidak terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari intensitas menonton televisi. (F = 1,322, ρ = 0,281 < α = 0,05); dan (3) terdapat perbedaaan akses media sosial ditinjau dari perilaku konsumsi (F = 5,632, ρ = 0,003 < α = 0,05).

Kata Kunci: akses media sosial, minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi


(11)

ix

ABSTRACT

THE DIFFERENCES BETWEEN SOCIAL MEDIA ACCESSMENT BASED ON THE INTEREST OF READING, THE INTENSITY OF WATCHING TELEVISION, AND THE ATTITUDE CONSUMPTION OF THE

YOUTH AT PRINGWULUNG PARISH Martinus Fuji Haryoko

Sanata Dharma University 2015

The goal of this study is to analyze the differences of social media accessment based on the interest of reading, the intensity of watching television, and the attitude of youth’s consumptionism at Pringwulung Parish.

This research is a descriptive explanatory which was carried out at Pringwulung Parish in March 2015. The population of this study were 80 adults at Pringwulung Parish. The technique of taking samples was random sampling. The samples were 44 adults. The data were collected by using questionnaires. The Validation and reliability were used to test the social media accessment, the interest of reading, the intensity of watching television, and the consumption attitude of the youth. The technique of analyzing the data was Annova.

The result of this research indicates that: (1) there is a difference social media accessment based on the interest of reading of youth at Pringwulung Parish (F = 4,214, ρ = 0,011 < α = 0,05); (2) there is no difference in the social media accessment based on the interest of watching television of the youth at Pringwulung Parish. (F = 1,322, ρ = 0,281 < α = 0,05); (3) there is a difference in social media accessment based on the adults consumptionism at Pringwulung Parish (F = 5,632, ρ = 0,003 < α = 0,05).

Keywords: the social media accessment, the interest of reading, the intensity of watching television, and consumptionism


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih, atas semua berkat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dengan judul “Perbedaan Frekuensi Akses Media Sosial Berdasarkan Minat Baca, Menonton Televisi, Dan Perilaku Konsumsi Anak Muda Di Paroki Pringwulung” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skipsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah memberikan bantuan moril, materi, dukungan, bimbingan maupun kerja sama penulis, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Orang Tua Penulis Bapak Yakobus Sukirno dan Ibu Florentina Jumirah untuk semua dukungan, doa, kasih sayang, dan motivasi.

2. Brigita Huri Utami,S.Pd yang setia menemani, setia menyanyangi juga selalu memberi semangat.

3. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. C.Teguh Dalyono, M. S. selaku Dosen Pembimbing I 5. Bapak Indra Darmawan, S.E ., M.Si. Dosen Pembimbing II

6. Ibu Kurnia Martika Sari, S.Pd.,M.Sc yang telah membantu, memberi dukungan, motivasi untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.


(13)

xi

7. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Satpam USD, Petugas parkir USD, dan Bagian Sarpras USD

8. Ibu Christina Kristiani selaku Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi, BKK Pendidikan Ekonomi yang selama ini telah membantu melayani dengan baik dalam hal administrasi juga Bapak sekretaris MPK USD yang membantu kelancaran Bimbingan.

9. Romo Boni dan Romo Toto yang telah memberikan izin penelitian di Paroki Pringwulung sehingga penelitian ini Berjalan dengan lancar.

10.Para responden yaitu Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yohanes Rasul Pringwulung dan Konco Kenthel Choir yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan juga menjadi suporter selama pengerjaan skripsi.

11.Kakakku Luciana Fitria Ayunita kedua keponakan super Danang dan Dinda, juga kakak ipar U.Purwoko, saudaraku Agus Suparyono dan Dionisius Danar Wenang Adi yang selalu memberikan Dukungan, semangat dan nasihat untuk menyelesaikan studi.

12.Kakek, nenek, pakde, bude, om, tante, sepupu-sepupuku keluarga besar mbah Suwito dan mbah Giyono juga kakung putri Boro, Bapak Ibu Pius Bantul, Bapak Ibu H.Sukaryadi Kendal, Bapak Ibu Bambang Wijanarko Yogya, Bapak Widada Salatiga, Bapak Ibu Turman Riswanto Kendal, Bapak Ibu Suradi Kedawung, Bapak Ibu Yulius Purwokerto, Bapak Ibu Sugimin Cawas, Bapak Ibu Sutikno Palembang, Bapak Suwanto Lampung, Bapak Ibu Supri Gamping, Bapak Ibu Suyudi Yogya, Bapak


(14)

xii

Ibu Jitu Gamping, Bapak Ibu Srimulyono Wonogiri, Bapak Ibu Sutikno Palembang, Bapak Ibu nug bojes Pekalongan, Ibu C.H Sumarmi, Ibu Carolina Handayani Bantul, Ibu MG Purwaningsih Bantul, Ibu Keris Yogya, Bapak Ibu Bargias Sudarwanto, yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa dalam menyelesaikan tugas akhir.

13.Teman Seperjuangan Christina Dyah Kusumawardhani yang telah menjadi teman yang baik dalam pengerjaan skripsi dan teman dalam untung dan malang yang ngehits dan kekinian.

14.Sahabat-sabahatku Yanuarius Bintang Handaru, Ignatius Dwi Setyo Pamungkas, Natalia Stafiany Devitasari, Maria aryatningtyas Prihastuti, Adi Anggoro, R.Yanuar Aditama, Ludwina Dearesthea Onevita, Wilfrid Nicholasiva Farrel Dhanesvara, Maickel Osean Sibuea, Geng SMP (Mateus danang, L. Agung P, Angela DWBU, Marcelia C, F.Trimartono), Pendidikan Ekonomi 2010 (Andreas adi S.N, Yasin firmansyah R.A, Fx. Deni Wantri H, Yohanes Setya Nugroho, Alexander Adi, Romi Agus Pratomo, Yohanes wien, Anna Prisma, Christina Dyah, Puspitaningtyas, Jeni Mawar, Veronika Wahyu Andriyani, Dwi Handayani, Milia Rizky N.A, Romawati dan semua teman-teman Pendidikan Ekonomi 2010), Para Romo terdekat (Rm.Erwin, Rm.Sukma, Rm.Roni, Rm.Agus, Rm.Yustinus, Rm.Bony, Rm.Drajad), EX BEMF 2012, Insadha 2010 kel 1 (Andreas Aditya Junianto, Vincentius Aditya, Fidelis Very, Andreas Patinkin, dan semuanya), Kos Sedah 126, Tucil Infisa 2011, Emak Kece (guida, gita, siska, ayu, mbem), Keluarga Pius Live in, The Big of papa, keluarga besar


(15)

(16)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Masalah ... 1

Batasan Masalah ... 4

Rumusan Masalah ... 4

Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

Teori Belajar ... 10

Perilaku Konsumen ... 11

Komunikasi ... 19


(17)

xv

Media Sosial ... 21

Televisi ... 22

Minat Baca ... 25

B. Kerangka Teoritik ... 27

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

D. Data Yang Dicari ... 31

1. Data Primer ... 31

2. Data Sekunder ... 31

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Instrument Penelitian ... 39

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 42

3. Uji Normalitas ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 44

1. Annova` ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46

A. Deskripsi Lokasi ... 46

B. Deskripsi Responden ... 47

1. Profil Responden ... 47

2. Keadaan Sosial Ekonomi ... 49


(18)

xvi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data ... 50

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 51

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 51

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ... 52

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Perkerjaan Ayah ... 53

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah ... 54

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Kepemilikan Gadget ... 54

B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 55

1. Deskripsi Akses Media Sosial Responden ... 55

2. Deskripsi Minat Baca Responden ... 56

3. Deskripsi Menonton Televisi Responden ... 57

4. Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 59

C. Analisis Data ... 60

D. Pembahasan ... 63

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan ... 73

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi-kisi Akses Media Sosial ... 38

Tabel III.2 Kisi-kisi Minat Baca ... 38

Tabel III.3 Kisi-kisi Intensitas Menonton Televisi ... 39

Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian ... 40

Tabel III.5 Hasil Pengujian Reliabelitas Variabel Penelitian... 41

Tabel V.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel V.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 51

Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 52

Tabel V.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 53

Tabel V.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah . 53 Tabel V.7 Deskripsi Penilaian Akses Media Sosial Responden ... 54

Tabel V.7.i Hasil Analisis Deskriptif Variabel Akses Media Sosial ... 56

Tabel V.8 Deskripsi Minat Baca Responden ... 56

Tabel V.8.i Hasil analisis deskriptif variabel Mintat Baca ... 57

Tabel V.9 Deskripsi Intensitas Menonton Televisi Responden ... 57

Tabel V.9.i Hasil analisis deskriptif variabel intensitas menonton televisi .. 58

Tabel V.10 Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 58

Tabel V.10.i Hasil analisis deskriptif variabel perilaku konsumsi ... 60

Tabel V.11 Hasil UjiAkses Media sosial dengan Minat Baca ... 60

Tabel V.12 Hasil Uji Akses Media Sosial Intensitas Menonton Televisi ... 61


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 74

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 76

Lampiran 3 Data Identitas Responden ... 77

Lampiran 4 Hasil Deskripsi Responden ... 78

Lampiran 5 Uji Coba Instrumen ... 79


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR


(22)

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sudah sangat maju atau sudah sangat canggih dan banyak masyarakat yang sangat memanfaatkan teknologi tersebut terutama di kalangan pelajar. Perkembangan teknologi terbaru misalnya media sosial yang sedang digandrungi oleh banyak orang. media sosial tidak hanya menjadi kebutuhan semata namun media sosial kini juga menjadi bagian lifestyle setiap orang, bahkan untuk kalangan menengah keatas bisa memiliki lebih dari dua ponsel dengan fitur yang bermacam-macam. Tak terkecuali remaja sekarang ini yang memiliki kebutuhan yang beragram dan keinginan yang tak terbatas. Dikalangan orang muda media sosial menjadi kebutuhan sehari-hari para remaja sekarang ini.

Para pengguna media sosial memilih media sosial dengan melihat keunggulan fitur yang dimiliki media sosial tersebut salah satu kriteria yang mereka inginkan yaitu media sosial dapat berfungsi untuk mengakses internet agar mereka dapat memaksimalkan pemanfaatan media sosial khususnya jejaring sosial. Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan banyak digandrungi remaja jaman sekarang adalah facebook, friendster, my space, twitter, path, instagram, kakaotalk, beetalk,


(24)

whatsApp, line, dll. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Tetapi sangat terlihat bahwa situs jejaring sosial mempunya dampak negatif dan positif bagi para penggunanya khususnya di kalangan para remaja.

Saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi semakin canggih dan meningkat dengan pesat. Salah satu bentuk teknologi misalnya dalam hal media elektronik yaitu televisi. Televisi merupakan salah satu media yang secar langsung maupun tidak langsung di gunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Program-program televisi pun mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan jaman. Program-program televisi tersebut salah satu fungsinya adalah untuk memuaskan manusia atau penonton program-program televisi tersebut.

Minat membaca bagi seseorang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena selain menambah pengetahuan maupun informasi, membaca sebagai salah satu bentuk cara penyadaran bagi sesorang untuk lebih berpikir analitis dan kreatif.

Tidak dapat di pungkiri semakin banyaknya acara televisi dengan berbagai program dan acara yang menarik membawa akibat bagi anak-anak, remaja juga anak muda karena acara atau beragam program televisi yang mudah di konsumsi anak seusia mereka. Menonton televisi bisa di jadikan sebagai sarana belajar, bermain dan


(25)

juga sebagai pengisi waktu luang. Tapi disisi lain, seharusnya anak bisa memilih program televisi yang tepat, lamanya waktu yang digunakan dalam menonton televisi secara tepat dan juga membatasi jumlah menonton televisi. Media televisi sebagai media elektronik yang mudah di dapatkan di masyarakat yang berbagai kalangan, entah itu miskin maupun kaya, untuk anak-anak maupun dewasa sehingga dalam kesehariannya masyarakat mampu menemukan televisi. Televisi bagi anak-anak sangat menarik ketimbang membaca buku, dengan acara-acara televisi yang menarik maka anak-anak tertarik pada sebuah acara televisi, anak-anak dapat menyaksikan televisi hingga berjam-jam sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan penting lainnya seperti membaca buku akan semakin minim sekali.

Paguyuban Orang Muda Katolik (OMK) St.Yohanes Rasul Pringwulung beranggotakan orang muda dan remaja yang mayoritas anggotanya mempunyai Gawai (Gadget) dan melakukan akses media sosial. Dalam berkomunikasi mereka menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi. Banyak hal yang mereka lakukan dengan media sosial yang mereka miliki. Dilihat dari keadaan tersebut maka

perlu di adakan penelitian tentang “Perbedaan Akses media sosial Berdasarkan Minat Baca, Intensitas Menonton Televisi, Perilaku Konsumsi anak muda di Paroki Pringwulung”


(26)

A. Batasan Masalah

OMK Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung beranggotakan orang muda katolik yang berdomisili di paroki tersebut, kegiatan OMK meliputi kegiatan Liturgis Gereja, pelayanan, dan juga aktifitas keakraban anak muda (out bound, hang out, dll), seiring perkembangan teknologi mereka juga tidak bisa lepas dari yang namanya Gawai (Gadget). Dalam setiap aktifitas mereka meluangkan waktu untuk mengakses media sosial. Dari situ peneliti ingin meneliti aktifitas OMK berkaitan dengan perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan minat baca anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial?

2. Apakah ada perbedaan intensitas menonton televisi anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial?

3. Apakah ada perbedaan perilaku konsumsi anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial?


(27)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Akses media sosial adalah durasi pemanfaatan media sosial. Indikator dari variabel pemanfaatan gawai terdiri atas:

- Frekuensi pemanfaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu 1 hari.

- Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu 1 kali akses.

- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses adalah banyaknya aplikasi media sosial yang dimiliki.

2. Minat baca adalah kegemaran siswa membaca buku (novel, fiksi dan komik). Indikator dari variabel minat baca terdiri atas:

- Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam jangka waktu satu hari.

- Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam jangka waktu satu hari.

- Jenis buku yang dibaca

- Jumlah buku yang dibaca per bulan

3. Intensitas menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran televisi sebagai media audio visual dengan tingkat perhatian tertentu. Indikator dari variabel menonton televise terdiri atas:


(28)

menonton televisi dalam jangka waktu satu hari.

- Durasi menonton televisi dalam sehari adalah berapa lama responden membaca buku dalam jangka waktu satu hari.

- Jenis acara televisi yang ditonton

4. Perilaku konsumsi adalah tindakan siswa dalam mengkonsumsi atau membeli suatu baranguntuk memuaskan kebutuhan mereka. Indikator untuk mengukur variabel perilaku konsumsi terdiri atas:

- Perilaku siswa dalam memilih tempat perbelanjaan

- Perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan dan minuman - Perilaku siswa dalam menggunakan uang saku

- Perilaku siswa dalam mengisi waktu luang

- Perilaku siswa dalam memilih barang-barang branded

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan minat baca anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial

2. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan intensitas menonton televisi anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial

3. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan perilaku konsumsi anak muda di paroki Pringwulung berdasarkan akses media sosial


(29)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Secara Teoretis

Untuk menambah referensi bagi penulis dan menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma tentang perbedaan akses sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi.

2. Secara Praktis

a. Bagai Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi mengenai perbedaan akses media sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi. Selain itu dapat menambah refrensi bacaan ilmiah

b. Bagi pembaca

Diharapkan setelah selesai penulisan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bagi setiap orang yang ingin melakukan penelitian yang lain.


(30)

c. Bagi Peneliti

Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan lewat dilakukannya penelitian ini.


(31)

9

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Penelitian mengenai media sosial pada umumnya mengacu dalam hal pengaruh sosial dan komunikasi dalam kehidupan. Semakin berkembangnya pemikiran manusia akan berdampak pula terhadap kehidupan sosial pada umumnya, karena apabila semakin banyak manusia yang ingin mengembangkan suatu hal tersebut, maka akan berdampak serta merasakan secara langsung terhadap masyarakat lainnya. Hal ini juga berlaku dalam teknologi, karena dengan semakin berkembang nya teknologi yang ada, maka masyarakat pun akan merasakan dampak baik ataupun buruk terhadap kemajuan teknologi ini. Apabila dilihat serta dikaitkan kemajuan teknologi ini dengan penunjang media-media yang ada, yang dalam hal ini akan sangat berkaitan erat dengan kegiatan ekonomi, maka bukan hal yang dapat dikesampingkan untuk kita tidak memikirkan adanya kaitan yang terjadi antara kemajuan teknologi, terhadap penunjang-penunjang media dan kegiatan ekonomi terhadap masyarakat luas.

Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya, yaitu budaya konsumsi. Bagi masyarakat konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi. Di rumah, kantor, di sekolah ataupun tempat-tempat lain masyarakat tidak henti-hentinya disajikan berbagai informasi yang menstimulasi konsumsi melalui iklan di tv, koran, ataupun majalah. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yang telah melanda sebagian besar wilayah dunia, saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat Indonesia, baik masyarakat


(32)

masyarakat Indonesia saat ini yang menyertai kemajuan ekonomi adalah berkembangnya budaya konsumsi yang ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.

Untuk itu penelitian ini mengambil beberapa variabel yang menghubungkan mengenai pendidikan dengan perbedaan akses media sosial berdasarkan menonton televisi, minat baca dan perilaku konsumsi.

Teori yang akan mendukung penelitian ini dan variabel yang menghubungkannya sebagai berikut :

1. Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus- stimulus lingkungan.

Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan. lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14) bahwa sebagian besar manusia


(33)

Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning).

Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model.

Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori-teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang


(34)

perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

2. Perilaku konsumen

a. Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), agar dapat memahami perilaku konsumen secara tepat dengan memperhatikan tindakan langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal yang mempengaruhinya.

Merujuk pada pendapat Hawkins dan Mothersbaugh, perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan memperhatikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat


(35)

dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu yang berhubungan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis serta dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Seorang ekonom yang bernama James S. Dusenberry (Andersson, 2006) menyebutkan bahwa konsumsi seseorang banyak dipengaruhi oleh konsumsi orang lain dalam hubungan sosialnya. Duesenberry menyebutnya sebagai konsep

Demonstration Effect. Demonstration Effects yang dimaksud di sini adalah efek peniruan oleh masyarakat dalam mengkonsumsi barang karena terpengaruh oleh pola konsumsi kelompok masyarakat lain yang lebih kaya atau berpenghasilan tinggi. Tak jarang masyarakat juga meniru pola konsumsi para bintang dunia. Bagaimana para bintang dunia itu berpenampilan, baik pakaian, sepatu, tas dan assesoris lainnya, kemudian kendaraan apa yang digunakan para bintang tersebut, akan ditiru oleh masyarakat.

b. Macam-macam perilaku konsumen

Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.


(36)

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut : (a) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagikonsumen (b) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen

(c) Mutu barang terjamin

(d) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen 2) Perilaku Konsumen Irasional

Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya yaitu :

(a) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik

(b) Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen (c) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon (d) Gengsi

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2006:159), faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

1) Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam pada perilaku konsumen.


(37)

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang atau faktor penentu paling pokok dari keinginan seseorang.

b) Sub Budaya

Tiap budaya mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama, yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor sosial

a) Kelompok Referensi

Perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil yang mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

b) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga pembeli dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli atau perilaku konsumsi.


(38)

Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, keluarga, klub maupun organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam segi peran dan status.

3) Faktor pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan bertambahnya usia.

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli.

c) Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk yang akan dibeli.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik kecenderungan merespon individu melintasi situasi yang serupa atau mirip. Setiap orang akan mempunyai karakteristik pribadi yang menyebabkan perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang


(39)

rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeliannya) 4) Fakor psikologis

a) Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakan perilaku dan memberi tujuan dan arah pada perilaku.

b) Persepsi

Persepsi yaitu proses yang digunakan oleh individu untuk memilih dan mengorganisasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran yang mempunyai arti.

c) Pembelajaran

Pembelajaran dapat mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman.

d) Kepercayaan dan Sikap

Melalui pembelajaran, seseorang akan mendapatkan suatu kepercayaan dan sikap. Pada akhirnya, kepercayaan dan sikap ini mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.

d. Tipe perilaku pembelian konsumen

Menurut Kotler (2006:177) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara merek sebagai berikut:


(40)

keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antarmerek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan pembelinya, seperti mobil, televisi, jam tangan, komputer pribadi, pakaian, dan lain-lain.

2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi/ ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behaviour)

Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antar merek.Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang mahal, tidak sering dilakukan, berisiko, dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat misalnya karpet, pipa PVC, keramik, dan lain-lain.Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3) Perilaku pembelian kebiasaan (Habitual Buying Behaviour)

Perilaku pembelian dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena konsumen tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut.


(41)

dalam kemasan, garam, deterjen, dan lain-lain.

4) Perilaku pembelian mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behaviour)

Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi dalam perilaku ini, merek bukan merupakan suatu yang mutlak.Perilaku pembeli yang mencari keragaman biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harganya murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

e. Komunikasi

Teori Konumikasi pada dasarnya sangat dibutuhkan dalam menerapkan suatu komunikasi baik komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, ataupun komunikasi massa karena kegunaan dari teori komunikasi sebagai penjelas dan pemberi suatu informasi terhadap objek-objek komunikasi dan agar supaya para komunikan bisa menyerap dengan sangat apa yang disampaikan oleh komunikator adapun yang sangat dibutuhkan dalam komuikasi termasuk dalam menerapkan teori komunikasi adalah komunikator, media, pesan, pemirsa dan umpan balik. Dan dari kesekian elemen komunikasi yang paling banyak mempunyai peran penting dalam proses berkomunikasi adalah seorang komunikator jika seorang komunikator handal maka umpan baliknya akan tercapai dengan sangat baik. paling penting dalam teori


(42)

dan jelas.

Teori komunikasi banyak yang menjelaskan dari berbagai kalangan terutama dari kalangan pakar-pakar ilmu komunikasi dan dari definsi-definisi di atas tersebut saya bias menyimpulkan bahwa teori komunikasi adalah relasi dari berbagai konsep-konsep komunikasi yang ada dan diterapkan secara keseluruhan atau sebagian oleh para komunikator yang ada kaitannya dengan proses komunikasi.

f. Media Masa

Media Massa (Mass Media) sering disingkat jadi “media” saja adalah channel, media, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.

Komunikasi media massa adalah sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain

Jenis-jenis media masa adalah:

1. Media Massa Cetak (Printed Media).

Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi koran atau suratkabar, tabloid , majalah, buku, newsletter, dan buletin. Isi


(43)

opini, dan feature.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia).

media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web). Misalnya path, instagram, twitter, facebook, WhatsApp, LINE dan

BeeTalk. g. Media Sosial

Layanan jejaring sosial adalah layanan dalam jaringan, platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial terdiri dari perwakilan masing-masing pengguna (biasanya berupa profil), hubungan sosialnya, dan berbagai layanan tambahan. Kebanyakan layanan ini berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui Internet, seperti surat elektronik dan pesan instan. Layanan komunitas dalam jaringan kadang dianggap sebagai layanan jejaring sosial, meski dalam artian yang lebih luas layanan jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sementara layanan komunitas daring bersifat terpusat pada grup. Situs-situs jejaring sosial memungkinkan pengguna berbagi ide, aktivitas, acara, dan ketertarikan di dalam jaringan individunya masing-masing.


(44)

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

h. Televisi

a. Pengertian Televisi

Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom

(hitam-putih) maupun berwarna.Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ( "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga

televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi)

Dalam Ensiklopedi Indonesia, televisi dimaksudkan sebagai sistem pengambilan, registrasi, penyimpanan, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.Gambar ditangkap dengan kamera televisi diubah menjadi sinyal listrik dan dikirim langsung lewat kawat kepada pesawat penerima.Lazimnya penyampaian gambar sekarang menggunakan gelombang elektromagnetis yang disiarkan statsiun pemancar televisi, pesawat penerima mengubah gelombang elektromagnetis menjadi gambar dan suara.

b. Manfaat Televisi

Mengkonsumsi televisi manurut cara-cara yang baik, akan menghasilkan manfaat bagi anak. (Buletin Perpustakaan UGM No.33, 2000 : 30)


(45)

anak-anak mempermudah mengenal huruf dan penampilan visual dalam bentuk benda yang belum mereka kenal.

b) Merupakan kacamata dunia sekitar

Anak-anak dalam memenuhi keingintahuan tentang segala sesuatu diseputar kehidupan baik yang dekat maupun yang jauh dapat tertolong.

c) Membukukan cakrawata kehidupan

Begitu rumitnya kehidupan sehingga tanpa bantuan orang lain rasanya sulit bagi anak untuk mencermati kehidupan sendiri.

d) Sebagai penunjang datam pelajaran sekolah khususnya dalam hal pengetahuan umum. Harus pandai-pandai memanfaatkan informasi yang diberikan televisi dari berbagai keberagaman muatan dan fungsi sebagai penunjang bagi pengetahuan yang diperoleh dari sekolah

c. Dampak Anak-Anak Menonton Televisi

Dampak yang timbul bagi anak-anak akibat menonton televisi menurut Nasution, 1997: 206 bisa dilihat dari:

a) Perilaku

Peniruan perbuatan kekerasan. Kekhawatiran para psikolog, pemimpin agama, bila anak-anak secara rutinitas melahap aneka ragam acara dalam berbagai bentuk format, terutama film kekerasan maka punya kemungkinan besar akan meniru dalam kesehariannya mereka.


(46)

Tidak dapat membedakan khayalan dengan kenyataan. Dapat dimaklumi anak-anak berpandangan mereka yang tampil dilayar televisi merupakan hal yang nyata. Hal ini disebabkan berpikirnya anak masih sederhana.

c) Pendidikan

Menghabiskan waktu. Banyak waktu yang dihabiskan anak hanya untuk rnenonton televisi, sehingga mengurangi aktivitas yang lain seperti bermain dengan sesamanya, membantu kedua orang tua, mengerjakan tugas belajar dan tugas rumah.

d) Mengurangi minat belajar e) Budaya dan agama

Dapat mengurangi identitas nasional dan kekaguman yang berlebihan kepada budaya barat. Segala sesuatu yang menjadi jati diri bangsa menjadi berkurang, namun jika timbul kekaguman terhadap apa saja yang tampil dilayar TV, hal-hal yang buruk yang ada haruslah dicegah. Mengaburkan nilai-nilai agama. Banyak sajian televisi yang tidak mengindahkan norma-norma keagamaan bahkan bertentangan dengan nilai sosial budaya yang baik.

i. Minat Baca

Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu.Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek yang menarik


(47)

untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.

Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan merupakan produk belajar menurut Sudarman dalam http://indiharsono.blogspot

(2008). Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :

a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.

b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebaga hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat menurut Sugono dalam http://indiharsono.blogspot(2009). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca antara lain :

a. Tingkat inteligensi b. Kemampuan berbahasa c. Sikap, minat, emosi d. Keadaan membaca e. Kebiasaan membaca

f. Pengetahuan tentang cara membaca


(48)

dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas kepada penguasaan teknik membaca saja, melainkan juga kepada pemilihan bahan bacaan. Anak-anak harus secara cepat dan tepat menentukan apakah bahan bacaan yang dia hadapi itu ada nilai untuk dibaca atau tidak.

Faktor -faktor yang menghambat pembinaan minat baca :

a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca buku yang baik yang dicontohkan oleh orang-orang tua termasuk guru-guru.

b. Tidak adanya atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat memuaskan dahaga anak-anak akan bacaan.

c. Tidak adanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik membaca disekolah.

d. Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian e. Daya beli bacaan masih sangat kurang

Minat baca usia remaja sering didominasi berbagai hal yang sifatnya menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka konsumsi adalah cerita-cerita hiburan, kemajuan teknologipun juga tidak kalah pentingnya dalam dominasi penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang lebih canggih dan menarik perhatian dan waktu luang mereka.


(49)

1. Perbedaan minat baca berdasarkan frekuensi akses media sosial

Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca usia remaja sering didominasi berbagai hal yang sifatnya menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka konsumsi adalah cerita-cerita hiburan, kemajuan teknologi pun juga tidak kalah pentingnya dalam dominasi penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang lebih canggih dan menarik perhatian dan waktu luang mereka.

2. Perbedaan menonton televisi berdasarkan frekuensi akses media sosial

Dengan menonton televisi remaja akan terpengaruh dengan iklan atau tawaran yang disediakan oleh televisi yang berkaitan dengan akses media sosial, misalnya tayangan televise tentang aplikasi media sosial yang baru dan menarik.

3. Perbedaan perilaku konsumsi berdasarkan frekuensi akses media sosial

Akses media sosial memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi. Dengan mengakses media sosial maka mereka melakukan tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal yang mempengaruhinya.


(50)

Gambar II.1 Bagan Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dan landasan teori di atas maka dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan minat baca anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan frekuensi akses media sosial

2. Ada perbedaan menonton televisi anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan frekuensi akses media sosial

3. Ada perbedaan perilaku konsumsi anak muda Paroki Pringwulung berdasarkan frekuensi akses media sosial

MINAT BACA

AKSES MEDIA SOSIAL

MENONTON TELEVISI


(51)

29

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji hubungan antar variable yang dihipotesiskan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah OMK di Paroki Pringwulung. Adapun alasan memilih subejek penelitian tersebut yaitu anak muda sebagai bagian dari masyarakat yang terbesar merupakan sasaran penggunakan gadget untuk pemenuhan konsumsi dan gaya hidup masyarakat modern. Masyarakat yang paling setia mengikuti trend perkembangan jaman adalah anak muda baik di kota maupun di desa. Dengan alasan karena gawai merupakan alat komunikasi maupun alat pencari informasi yang paling mudah, praktis dan cepat. 2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi dan perilaku konsumsi.


(52)

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Orang Muda Katolik (OMK) paroki Pringwulung. Berdasarkan ARDAS KAS (Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang) OMK adalah orang muda yang berumur 15-35 tahun dan yang berjumlah 80 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Cara menentukan ukuran sampel yang diambil dari populasi diketahui, maka rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = error level 10% (tingkat kesalahan sebesar 10%)

maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar:


(53)

untuk penelitian ini sebanyak 44 responden.

D. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam penelitian ini responden berasal dari anak muda di Paroki Pringwulung melalui daftar pertanyaan atau kuesioner mengenai:

a. akses media sosial b. minat baca

c. intensitas menonton televisi d. perilaku konsumsi

2. Data Sekunder

Data sekunder diperlukan bagi peneliti sebagai pendukung kelengkapan teori terhadap hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh dari anak muda di Paroki Pringwulung mengenai:

a. Keadaan geografis b. Keadaan demografis


(54)

1. Variabel Penelitian

Menurut Noor (2010), variabel merupakan suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah akses media sosial ditinjau dari minat baca, menonton televise dan perilaku konsumsi.

2. Definisi Operasional a. Akses Media sosial

Akses media sosial adalah durasi penggunaan media sosial. Indikator untuk mengukur variable pemanfaatan media sosial adalah:

- Frekuensi pemanfaatan media sosial

Frekuensi pemafaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan atau mengakses media sosial dalam jangka waktu satu hari. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) 5 kali atau lebih aplikasi diberi skor 5

(2) 3-4 kali diberi skor 4

(3) 1-2 kali diberi skor 2


(55)

- Durasi penggunaan media sosial

Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan atau mengakses media social dalam satu kali akses. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) 1 jam atau lebih diberi skor 5

(2) 45 menit diberi skor 4

(3) 30 menit diberi skor 2

(4) Kurang dari 15 menit diberi skor 1

- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses

Jumlah aplikasi media sosial adalah banyakanya aplikasi media sosial yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari:

(1) 5 aplikasi atau lebih diberi skor 5

(2) 3 aplikasi diberi skor 4

(3) 2 aplikasi diberi skor 2

(4) 1 aplikasi diberi skor 1

b. Minat Baca

Minat baca adalah kegemaran OMK membaca buku. Indikator untuk mengukur variable Minat Baca adalah:

- Frekuensi membaca buku

Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat dari:

(1) > 5 kali atau lebih diberi skor 4


(56)

(4) <2 diberi skor 1 - Durasi membaca buku

Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) 5 jam diberi skor 5

(2) 4 jam diberi skor 4

(3) 2 jam diberi skor 2

(4) < 1 jam diberi skor 1

- Jenis buku yang dibaca

Jenis buku yang dibaca adalah macam atau ragam buku yang dibaca per bulan. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) Buku pelajaran diberi skor 5

(2) Majalah atau koran diberi skor 4

(3) Novel diberi skor 2

(4) Komik diberi skor 1

- Jumlah buku yang dibaca

Jumlah buku yang dibaca adalah banyaknya buku yang dibaca per bulan. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) > 5 diberi skor 5

(2) 4 diberi skor 4

(3) 3 diberi skor 2


(57)

Menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran televisi sebagai media audio visual dengan tingkat perhatian tertentu. Indikator untuk mengukur variabel menonton televisi adalah:

- Frekuensi menonton televisi

Frekuensi menonton televisi adalah berapa kali responden menonton televisi dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) 5 kali diberi skor 5

(2) 4 kali diberi skor 4

(3) 3 kali diberi skor 2

(4) < 2 kali diberi skor 1

- Durasi menonton televisi dalam sehari

Durasi menonton televisi adalah berapa lama responden menonton televisi dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:

(1) 5 jam diberi skor 5

(2) 3 jam diberi skor 4

(3) 2 jam diberi skor 2

(4) 1 jam diberi skor 1

- Jenis acara televisi yang ditonton

jenis acara televisi yang ditoton adalah macam atau ragam acara televisi yang ditonton per hari. Hal ini dapat dilihat melalui:


(58)

(3) Talk show diberi skor 2 (4) Pertandingan sepak bola diberi skor 1 d. Perilaku Konsumsi

Perilaku konsumsi adalah tindakan OMK dalam mengkonsumsi atau membeli suatu barang (pakaian, tas, sepatu, makanan, minuman, dan lain-lain) untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan mereka. Indikator untuk mengukur variabel perilaku konsumsi adalah:

- Perilaku OMK dalam memilih tempat perbelanjaan

- Perilaku OMK dalam mengkonsumsi makanan dan minuman - Perilaku OMK dalam menggunakan uang saku

- Perilaku OMK dalam mengisi waktu luang

- Perilaku OMK dalam memilih barang-barang branded

Kategori perilaku konsumsi siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Perilaku konsumsi rasional

Perilaku konsumsi rasional dalam penelitian ini berarti siswa membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan. OMK yang mempunyai sifat yang rasional, yaitu OMK membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, OMK tidak memiliki kebiasaan berbelanja di mall atau department store, mutu atau kualitas barang baik atau dengan kata lain OMK tidak terlalu mementingkan merk pada barang tersebut, OMK membeli dengan harga yang sesuai kemampuan OMK. Oleh karena itu, OMK yang berada dalam kelompok ini memiliki perilaku


(59)

pengeluarannya.

2) Perilaku konsumsi cukup rasional

Perilaku konsumsi cukup rasional dalam penelitian ini berarti OMK membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan dan keinginan. OMK yang memiliki perilaku konsumsi cukup rasional, yaitu OMK terkadang membeli barang karena kebutuhannya namun terkadang membeli karena ada bursa obral, diskon, atau bonus-bonus. OMK tidak selalu berbelanja di mall atau

department store, OMK mengisi waktu luangnya untuk belajar dan mengunjungi pusat keramaian, OMK tidak harus selalu makan dengan harga yang mahal. Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumsi cukup rasional ini OMK tidak selalu bertindak rasional tetapi juga terkadang bertindak irasional.

3) Perilaku konsumsi kurang rasional

Perilaku konsumsi kurang rasional dalam penelitian ini berarti OMK tersebut mengkonsumsi atau membeli barang tanpa memikirkan kegunaanya terlebih dahulu. Perilaku konsumsi ini hanya memuaskan kepuasan atau keinginan semata, seperti OMK cenderung boros dalam menggunakan uangnya, OMK memiliki kebiasaan berbelanja di mall, OMK mengisi waktu luangnya dengan berkunjung ke tempat hiburan (mall, game center, cafe, dll), OMK membeli barang-barang branded padahal tidak terlalu membutuhkannya, OMK membeli barang yang kurang dapat memberikan kegunaan optimal. Oleh karena itu, OMK yang berada dalam kelompok ini memiliki perilaku konsumsi yang tidak


(60)

pengeluarannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau angket kepada responden dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi dan perilaku konsumsi OMK Pringwulung

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menyalin data yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh adalah data tentang gambaran umum yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari dokumentasi ini akan diperoleh data mengenai jumlah umat, letak geografis dan keadaan umat.

G. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah :


(61)

angket yang dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberikan jawaban pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Skala pengukuran angket pada variabel akses media sosial menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu (S), Sering (SR), Jarang (J) dan tidak pernah (TP), dengan masing-masing skor 5,4,2,1 untuk penyataan positif dan 1,2,4,5 untuk pernyataan negatif.

Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel III.1

Kisi kisi akses media sosial

No. Data yang dicari Jumlah

item

No.Item Kuesioner

Frekuensi akses media sosial 1 1

Durasi akases media sosial 1 2

Jumlah aplikasi 2 3,4

Tabel III.2 Kisi kisi minat baca

No. Data yang dicari Jumlah Item No.Item

Kuesioner

Frekuensi membaca buku 1 5

Durasi membaca buku 1 6

Jenis buku yang dibaca 1 7

Jumlah buku yang dibaca 1 8

Tabel III.3

Kisi kisi menonton televisi

No. Data yang dicari Jumlah Item No.Item

Kuesioner

Frekuensi menonton televisi 1 9

Durasi menonton televisi 2 10,11


(62)

1. Uji Validitas

Kevalidan alat ukur dengan menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikuntoro,2000:225).

Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang di kemukakan oleh Arikuntoro (1998) :

r = n∑XY –(∑X)( ∑Y) √[N∑X2–(∑X2] [N∑Y2–(∑Y2)2 Keterangan :

r = Keofisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n = Banyak sampel

X= Skor tiap item Y= Skor total variabel

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n – 2 dan taraf signifikasi 5%. Jika nanti r hitung lebih besar dari pada r tabel maka butir


(63)

Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian

Variabel No. Item r hitung r tabel Kesimpulan

akses media sosial

Item1 1,086 0,290 Valid

Item2 1,506 0,290 Valid

Item3 1,039 0,290 Valid

Item4 1,626 0,290 Valid

minat baca

Item5 1,685 0,290 Valid

Item6 1,443 0,290 Valid

Item7 1,487 0,290 Valid

Item8 1,480 0,290 Valid

menonton televisi

Item9 1,401 0,290 Valid

Item10 1,481 0,290 Valid

Item11 1,320 0,290 Valid

Item12 1,337 0,290 Valid

perilaku konsumsi

Item13 1,743 0,290 Valid

Item14 1,543 0,290 Valid

Item15 1,562 0,290 Valid

Item16 1,484 0,290 Valid

Item17 1,127 0,290 Valid

Item18 1,192 0,290 Valid

Item19 1,416 0,290 Valid

Item20 1,056 0,290 Valid

Item21 1,402 0,290 Valid

Item22 1,365 0,290 Valid

Sumber: Data Primer, diolah 2015

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Apha


(64)

  

 

 t

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varian butir/item

2

t

V = varian total

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

Tabel III.5

Hasil Pengujian Reliabilitas Variable Penelitian

Dimensi Nilai Cronbach’s

Alpha Keterangan

Akses media sosial 0,625 Reliabel

Minta baca 0,773 Reliabel

Menonton televisi 0,646 Reliabel

Perilaku konsumsi 0,675 Reliabel

Sumber : Data primer, diolah 2014

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat dilihat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha semua variabel di atas 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini reliabel.


(65)

disimpulkan bahwa angket sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan program SPSS. Dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan rumus

D = ( F0 (x) – Sn (x) )

Keterangan :

D = Deviasi Maksimum

F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif

Sn = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai asymp.sig. (2 tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal.


(66)

1. Analisis Varians (Anova)

Pengujian Statistik Deskriptif dimaksudkan untuk mendiskripsikan dan membandingkan data penelitian tentang perbedaan frekuensi akses media sosial berdasarkan minat baca, menonton televisi dan perilaku konsumsi anak muda diparoki pringwulung. Pendeskripsian data dilakukan berdasarkan perhitungan standar deviasi. Teknik analisis data menggunakan analisis varians (Anova) menurut Sugiyono (2010), merupakan salah satu teknik statistik parametris inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel secara serempak.

Pada analisis data ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:

a. Formulasi uji hipotesis H0 :1 ≠ 2

H1 :1 = 2

H0 :Tidak ada perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung

berdasarkan minat baca

H1 : Ada perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung

berdasarkan minat baca

H0 :Tidak ada perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung


(67)

berdasarkan intensitas menonton televisi

H0 : Tidak ada perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung

berdasarkan Perilaku konsumsi

H1 : Ada perbedaan akses media sosial anak muda di Paroki Pringwulung

berdasarkan Perilaku konsumsi

b. Tingkat Signifikansi yang digunakan 5% c. Kriteria pengujian hipotesis

- Jika nilai thitung< ttabel maka H0 diterima


(68)

46

BAB IV

GAMBARAN UMUM

PAROKI SANTO YOHANES RASUL PRINGWULUNG

A.Deskripsi Lokasi

Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung terletak di pinggiran kota Yogyakarta, di dusun Pringwulung desa Condongcatur kecamatan Depok kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Paroki Pringwulung, mempunyai wilayah kerja dengan luas teritorial 22,6 km2, sebagian kecil masuk wilayah Kodya Yogyakarta dan sebagian besar masuk wilayah Kabupaten Sleman, dengan batas-batas utara: Jalur lingkar/Ring Road Utara, berbatasan dengan Paroki Banteng dan Paroki Minomartani selatan: Jalan Solo/Urip Sumoharjo, kecuali Demangan, berbatasan dengan Paroki Baciro barat Membujur dari selatan ke utara, Sungai Belik Pace, Klebengan, Karanggayam dan Gandok, berbatasan dengan Paroki Banteng timur: Jalan ke Perumnas Condongcatur jadi Secara gerejawi, Paroki Yohanes Rasul masuk rayon kota dan rayon sleman, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keusukupan Agung Semarang. Paroki Pringwulung bisa dikategorikan sebagai wilayah desa-kota, karena lokasi gereja berada di ujung paling selatan kabupaten Sleman, bahkan beberapa lingkungan berada di wilayah kota. Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung, mulai tahun 2014 telah mengembangkan wilayah dari lima wilayah menjadi 7 (tujuh) Wilayah dan terbagi menjadi 22 Lingkungan. Di beberapa lingkungan memiliki pemukiman yang sangat padat, namun mempunyai


(69)

sarana jalan dan transportasi yang baik. Di Paroki Pringwulung terdapat beberapa kampus perguruan tinggi ternama, baik negeri maupun swasta dan juga ada sebuah percetakan, yaitu percetakan Kanisius. Mengingat letaknya yang sangat strategis, maka di wilayah Paroki Pringwulung sangat diminati untuk menjadi rumah komunitas religius sebagai tempat tinggal atau

rumah studi bagi para biarawan/wati dan hingga saat ini telah berdiri sebanyak 26 rumah komunitas religius. Selain itu, di setiap lingkungan juga banyak terdapat rumah kos pelajar dan mahasiswa katolik yang sedang melanjutkan studinya di pelbagai sekolah/ perguruan tinggi di Yogyakarta dan inilah yang menjadi kekhasan dan sekaligus tantangan dalam pengembangan pastoral kaum muda (pendatang).

B. Deskripsi Responden 1. Profil Responden

OMK Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung adalah orang muda yang di Babtis secara katolik, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentan umur 15-35 tahun (yang belum menikah) yang membentuk paguyuban. Paguyuban tersebut terdiri dari koor, lektor dan putra altar. Jumlah keseluruhan baik yang aktif dan non aktif berdasarkan kriteria dari keuskupan agung semarang berjumlah 583 orang muda, namun yang aktif hanya 80 orang, yang selanjutnya diambil sampel sejumlah 44 orang. OMK yang aktif dalam kegiatan kepemudaan yang ada di Gereja Santo Yohanes Rasul tidak hanya berasal dari pringwulung


(70)

melainkan OMK dari luar kota bahkan luar pulau yang sedang menjalani studi di Jogja yang terdaftar dan berdomisili di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung serta mau terlibat aktif dalam kegiatan kepemudaan di Gereja Pringwulung. dari data 583 yang aktif hanya 80 itu dikarenakan sebagian besar tidak mau terlibat aktif atau hanya mau ikut kegiatan tanpa mau terlibat dalam kepanitiaan, studi diluar negeri, studi diluar kota dsb. Dari sampel sejumlah 44 OMK 17 berjenis kelamin laki-laki dan 27 berjenis kelamin perempuan. Lalu dari segi usia mayoritas responden berusia antara 20-25 tahun yaitu sebanyak 19 orang, selanjutnya responden dengan usia kurang dari 20 tahun ada sebanyak 17 orang, dan responden dengan usia lebih dari 25 tahun sebanyak 8 orang. Lalu berdasarkan daerah asal responden dari Bandung, Bantul, Bekasi, Jambi, Jateng, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kediri, Madiun, Muntilan, Palembang, Pontianak, Purbalingga, Purwokerto, Sleman, Yogyakarta. mayoritas responden penelitian yang berada di OMK Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung berasal dari Yogyakarta yaitu sebanyak 25 orang. Mereka semua melakukan kegiatan disela sela aktifitas studi dan aktifitas yang lain. OMK yang mau terlibat aktif di Pringwulung sebagian besar adalah mereka yang aktif di paroki asalnya masing-masing.


(71)

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Kondisi Umat Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung jumlah rumah tangga yang termasuk ekonomi cukup sampai dengan bisa membantu= 91,58 %, yang berarti secara keuangan umat Paroki Pringwulung cukup mampu. Pada umumnya untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan Paroki selalu mendapat dukungan yang cukup dari umat, baik melalui kolekte maupun sumbangan–sumbangan khusus pada kegiatan/ aktivitas/kepanitiaan Gereja/Paroki. Ini juga nampak dari pekerjaan Ayah responden terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu OMK Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung ayahnya memiliki pekerjaan pegawai swasta, tidak hanya pegawai swasta tetapi juga PNS, pengawas sekolah, dosen, dokter, ahli hukum, guide, Guru, dsb. tentunya ini semua yang mendukun responden untuk mendapat fasilitas hidup yang sangat cukup.

3. Keadaan Pendidikan

Pendidikan terakhir responden adalah SMA sebanyak 26 orang, SMP sebanyak empat orang, S1 sebanyak 13 orang, dan S2 sebanyak 1 orang. Berdasarkan sensus pendidikan yang dilakukan oleh dewan paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Tahun 2014, paroki Pringwulung dinyatakan bebas dari Tuna Aksara. Umat sadar akan kebutuhan pendidikan yang layak untuk kehidupan dan masa depan yang layak pula.


(72)

50

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Peneliti melakukan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner terhadap anak muda di Paroki Pringwulung, yaitu sebanyak 44 kuisioner, selanjutnya data yang diperoleh dilakukan analisis data. Analisis data untuk mengetahui perbedaan akses media sosial terhadap minat baca, intensitas menonton televisi dan perilaku konsumsi. Berikut ini akan disajikan mengenai identitas dan deskripsi responden berdasarkan data penelitiannya.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan jenis kelamin responden:

Tabel V.1

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki – laki 17 38.6%

Perempuan 27 61.4%

Total 44 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2015

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 44 responden penelitian, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 27 orang (61,4%) dan sisanya adalah laki-laki yaitu sebanyak 17 orang (38,6%).


(73)

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan usia responden:

Tabel V.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

< 20 tahun 17 38.6%

20 - 25 tahun 19 43.2%

> 25 tahun 8 18.2%

Total 44 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2015

Hasil analisis distribusi frekuensi berdasarkan usia pada Tabel V.2 menunjukkan mayoritas responden berusia antara 20-25 tahun yaitu sebanyak 19 orang (43,2%), selanjutnya responden dengan usia kurang dari 20 tahun ada sebanyak 17 orang (38,6%), dan responden dengan usia lebih dari 25 tahun sebanyak 8 orang (18,2%).

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah asal

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan daerah asal responden:


(74)

Tabel V.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah asal

Daerah asal Frekuensi Persentase

Bandung 1 2.3%

Bantul 1 2.3%

Bekasi 1 2.3%

Jambi 1 2.3%

Jateng 1 2.3%

KalBar 4 9.1%

KalTeng 1 2.3%

Kediri 1 2.3%

Madiun 1 2.3%

Muntilan 1 2.3%

Palembang 2 4.5%

Pontianak 1 2.3%

Purbalingga 1 2.3%

Purwokerto 1 2.3%

Sleman 1 2.3%

Yogyakarta 25 56.8%

Total 44 100.0%

Bandung 1 2.3%

Sumber: Data Primer, diolah 2015

Berdasarkan tabel V.3 di atas terlihat bahwa mayoritas responden penelitian yang berada di Anak Muda di Paroki Pringwulung berasal dari Yogyakarta yaitu sebanyak 25 orang (56,8%).

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan pendidikan terakhir responden:


(75)

Tabel V.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase

SMP 4 9.1%

SMA 26 59.1%

S1 13 29.5%

S2 1 2.3%

SMP 4 9.1%

Sumber: Data Primer, diolah 2015

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pendidikan terakhir responden adalah SMA sebanyak 26 orang (59,1%), SMP sebanyak 4 orang (9,1%), S1 sebanyak 13 orang (29,5%), dan S2 sebanyak 1 orang (2,3%).

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ayah

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan pekerjaan ayah responden:

Tabel V.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ayah

Pekerjaan ayah Frekuensi Persentase

Guru 9 20.5%

Pengawas Sekolah 1 2.3%

Pensiunan 2 4.5%

Petani 2 4.5%

PNS 10 22.7%

Supir 1 2.3%

Swasta 15 34.1%

TNI 1 2.3%

Wiraswasta 3 6.8%

Total 44 100.0%


(1)

Descriptives

Descriptive Statistics

44 5.00 20.00 14.0682 3.67517 44 4.00 20.00 10.8409 4.70993 44 4.00 20.00 10.2500 3.86472 44 16.00 47.00 31.1136 7.08492 44

Media sosial Minat baca Menont on telev isi Perilaku konsumsi Valid N (list wise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion

Frequency Table

Media sosi al

5 11.4 11.4 11.4 20 45.5 45.5 56.8 10 22.7 22.7 79.5 9 20.5 20.5 100.0 44 100.0 100.0

Tidak pernah Jarang Sering Sangat sering Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent

Minat baca

8 18.2 18.2 18.2 15 34.1 34.1 52.3 13 29.5 29.5 81.8 8 18.2 18.2 100.0 44 100.0 100.0

Tidak pernah Jarang Sering Sangat sering Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent

Menonton televisi

7 15.9 15.9 15.9 21 47.7 47.7 63.6 9 20.5 20.5 84.1 7 15.9 15.9 100.0 44 100.0 100.0

Tidak pernah Jarang Sering Sangat sering Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent


(2)

Perilaku konsumsi

6 13.6 13.6 13.6 19 43.2 43.2 56.8 12 27.3 27.3 84.1 7 15.9 15.9 100.0 44 100.0 100.0

Kurang rasional Cukup rasional Rasional Sangat rasional Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent


(3)

Descriptives

Descriptive Statistics

44 1.00 5.00 4.2727 1.08614 44 1.00 5.00 2.9091 1.50686 44 1.00 5.00 4.1136 1.03914 44 1.00 5.00 2.7727 1.62629 44

MS1 MS2 MS3 MS4

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Descriptives

Descriptive Statistics

44 1.00 5.00 2.6364 1.68566 44 1.00 5.00 2.3182 1.44307 44 1.00 5.00 2.1364 1.48779 44 1.00 5.00 3.7500 1.48049 44

MB1 MB2 MB3 MB4

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Descriptives

Descriptive Statistics

44 1.00 5.00 2.1136 1.40126 44 1.00 5.00 2.6136 1.48192 44 1.00 5.00 2.5000 1.32068 44 1.00 5.00 3.0227 1.33797 44

MT1 MT2 MT3 MT4

Valid N (listwise)


(4)

Descriptives

Descriptive Statistics

44 1.00 5.00 3.2727 1.74361 44 1.00 5.00 2.3864 1.54342 44 1.00 5.00 3.5000 1.56265 44 1.00 5.00 3.2727 1.48424 44 1.00 5.00 2.5909 1.12721 44 1.00 5.00 3.2955 1.19260 44 1.00 5.00 3.2500 1.41627 44 1.00 5.00 4.0000 1.05654 44 1.00 5.00 3.1818 1.40220 44 1.00 5.00 2.3636 1.36554 44

PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10

Valid N (listwise)


(5)

No

Media sosial Minat Baca Menonton televisi Persepsi Konsumsi MS 1 MS 2 MS 3 MS 4 To t MB 1 MB 2 MB 3 MB 4 To t MT 1 MT 2 MT 3 MT 4 To t PK 1 PK 2 PK 3 PK 4 PK 5 PK 6 PK 7 PK 8 PK 9 PK1 0 To t 1 4 4 4 4 16 2 2 1 2 7 5 5 1 2 13 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 20 2 4 4 4 4 16 5 4 5 4 18 5 5 2 5 17 1 4 5 1 2 4 2 4 1 1 25 3 4 4 4 1 13 4 1 1 4 10 2 2 4 4 12 1 1 2 4 4 2 2 4 2 2 24 4 2 2 2 2 8 1 1 1 1 4 1 1 1 4 7 2 1 1 4 4 4 2 5 4 2 29 5 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 47 6 2 2 1 4 9 1 1 1 5 8 2 1 2 4 9 5 2 5 1 2 4 2 5 1 2 29 7 5 2 5 1 13 5 4 1 4 14 1 4 2 2 9 4 2 4 1 2 2 2 4 2 2 25 8 5 5 5 5 20 4 2 4 5 15 5 5 5 5 20 5 2 1 4 4 2 4 4 2 2 30 9 5 4 4 5 18 1 2 2 5 10 1 1 1 1 4 5 4 4 4 4 2 5 2 1 4 35 10 4 1 5 1 11 5 2 2 5 14 1 5 2 5 13 5 2 5 4 2 5 4 5 2 2 36 11 5 1 5 2 13 5 2 2 5 14 1 1 2 4 8 5 2 4 2 2 2 5 2 2 2 28 12 5 2 5 1 13 5 2 4 5 16 1 2 1 5 9 5 2 2 2 2 2 4 5 4 2 30 13 2 1 2 1 6 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 5 1 2 1 2 4 1 4 1 1 22 14 2 4 4 1 11 1 2 1 5 9 4 2 2 5 13 4 1 2 4 1 4 4 5 2 2 29 15 5 4 5 5 19 2 2 2 5 11 2 2 2 2 8 4 4 5 4 2 4 5 4 5 2 39 16 4 5 4 2 15 2 1 2 5 10 4 4 1 4 13 4 4 5 5 2 4 4 5 2 4 39 17 5 5 5 5 20 5 4 1 5 15 5 5 5 4 19 5 4 4 5 2 5 5 4 5 2 41 18 5 1 4 1 11 1 4 1 1 7 1 2 2 4 9 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 16 19 5 2 5 2 14 2 1 2 4 9 1 1 2 2 6 2 1 4 4 4 4 5 4 4 4 36 20 5 4 4 4 17 1 1 1 4 7 4 4 5 5 18 4 5 5 4 2 4 2 5 2 5 38 21 5 4 5 5 19 5 4 5 4 18 2 2 2 2 8 5 5 5 5 2 4 4 4 4 1 39 22 4 1 4 1 10 2 1 1 5 9 1 1 2 2 6 5 1 1 1 1 2 1 4 5 2 23 23 4 4 4 4 16 1 1 2 4 8 2 2 2 2 8 1 2 5 4 5 2 4 1 4 1 29


(6)

24 5 1 4 2 12 1 2 4 5 12 1 1 2 2 6 1 1 1 4 4 4 4 4 5 5 33 25 4 1 5 2 12 1 1 1 4 7 1 2 2 4 9 2 1 5 4 2 2 2 5 4 4 31 26 4 2 4 1 11 2 2 1 4 9 1 1 1 4 7 1 1 5 4 2 4 4 5 4 2 32 27 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 4 2 14 1 4 5 5 2 4 5 4 2 4 36 28 5 2 5 2 14 1 1 1 2 5 1 4 5 5 15 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 43 29 5 1 4 5 15 1 1 1 1 4 1 1 1 4 7 1 1 2 2 2 4 5 4 2 1 24 30 5 4 5 5 19 2 5 5 5 17 2 2 4 1 9 4 5 5 5 5 2 2 2 5 1 36 31 4 4 4 4 16 2 4 1 4 11 4 5 4 2 15 5 1 5 4 1 1 4 4 4 2 31 32 5 2 4 1 12 5 2 1 4 12 1 2 1 2 6 5 1 4 1 2 5 1 4 4 1 28 33 5 1 5 1 12 1 1 1 2 5 2 2 2 4 10 1 1 4 2 2 5 4 4 4 2 29 34 1 1 1 2 5 1 1 2 1 5 1 5 1 4 11 2 1 1 2 2 4 2 4 1 2 21 35 4 4 4 4 16 2 2 1 5 10 2 2 2 2 8 5 2 2 1 2 4 1 5 2 1 25 36 5 4 4 1 14 1 1 1 1 4 1 4 4 2 11 4 5 5 1 2 2 4 5 4 5 37 37 2 5 2 4 13 2 5 2 5 14 1 1 2 2 6 5 1 1 5 4 4 2 4 4 1 31 38 5 4 5 4 18 5 5 5 4 19 4 4 4 1 13 5 5 4 5 4 2 5 5 5 4 44 39 5 4 4 1 14 1 1 1 1 4 1 1 4 4 10 1 1 1 5 2 2 2 4 2 2 22 40 5 2 4 1 12 5 5 5 5 20 1 4 2 2 9 1 2 2 2 2 2 2 5 5 1 24 41 5 1 5 1 12 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 5 5 5 4 2 2 2 4 2 2 33 42 4 4 4 4 16 5 1 1 5 12 1 1 2 2 6 1 2 5 2 2 4 2 2 4 1 25 43 5 1 4 2 12 2 4 4 4 14 2 2 2 2 8 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 44 5 5 5 5 20 4 2 2 4 12 2 2 5 1 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37


Dokumen yang terkait

Hubungan Lama Menonton Televisi Dengan Perilaku Agresif Remaja

9 82 67

Efektifitas Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional tentang Hubungan Efektifitas Pembawa Acara Talkshow Tukul Arwana dengan Minat Menonton Tayangan Sejenis di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 45 135

INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA SOSIAL INTERNET DENGAN PERILAKU Intensitas menonton tayangan kekerasan di media sosial internet dengan perilaku agresif anak sekolah di SD Negeri 1 Tirtomoyo.

1 3 22

INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA SOSIAL INTERNET DENGAN PERILAKU Intensitas menonton tayangan kekerasan di media sosial internet dengan perilaku agresif anak sekolah di SD Negeri 1 Tirtomoyo.

0 2 17

PENGARUH MINAT ANAK DALAM MENONTON ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL Pengaruh Minat Anak Dalam Menonton Acara Televisi Terhadap Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK PGRI Doplang.

0 3 11

PENGARUH MINAT ANAK DALAM MENONTON ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B Pengaruh Minat Anak Dalam Menonton Acara Televisi Terhadap Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK PGRI Doplang.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Minat Anak Dalam Menonton Acara Televisi Terhadap Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK PGRI Doplang.

0 5 4

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 2 14

Hubungan akses media sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Boro.

4 21 116