1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam jenjang pendidikan sekolah dasar yang harus di kuasai oleh siswa. Melalui
mata pelajaran matematika siswa diharapkan untuk dapat melakukan operasi hitung. Oleh sebab itu, pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika
harus benar sehingga siswa mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru di kelas.
Banyak hal yang dapat menghambat siswa memahami dengan baik matematika. Salah satunya adalah hilangnya minat belajar siswa. Oleh karena
itu, peran guru menjadi sangat penting dalam menjaga minat belajar siswa agar tetap tinggi sehingga siswa dapat memaksimalkan kemampuannya dalam
belajar. Dibutuhkan berbagai model mengajar untuk membuat siswa tetap semangat belajar. Akan tetapi, saat ini masih banyak guru yang melaksanakan
proses kegiatan belajar mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah. Itu disebabkan karena saat ini banyak guru yang mengajar hanya
sekedar menyelesaikan materi, tanpa melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Siswa hanya disuruh untuk mendengarkan, mencatat,
dan mengerjakan soal-soal. Guru tidak mengetahui apakah siswanya memahami materi yang diajarkan atau tidak. Hal tersebut tentu membuat
siswa menjadi bosan, mengatuk dan kehilangan semangat belajar. Salah satu materi yang dibahas di kelas V SD pada kompetensi dasar
5.2 yaitu menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Pokok bahasan ini menuntut siswa untuk dapat berhitung secara sistematis. Pada
materi ini hasil belajar siswa banyak yang nilainya tidak mencapai batas
2
kriteria ketuntasan minimal KKM yang ditentukan yaitu 61. Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V SDN 1 Glagahombo, kondisi ini dikarenakan
daya tangkap siswa terhadap materi yang rendah serta metode yang digunakan kurang inovatif yaitu ceramah.
Tolok ukur keberhasilan belajar yaitu telah mencapai atau melebihi kriteria ketuntasan minimal KKM. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai
ulangan siswa dalam buku daftar nilai, jika diamati maka terlihat deretan prestasi siswa yang sudah atau yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal KKM. Kriteria ketuntasan minimal KKM yang ideal adalah 100 sedangkan batas nilai minimal disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
peserta didiknya. Di SDN 1 Glagahombo, sebanyak 64,5 siswanya belum mencapai KKM.
Berdasarkan kondisi diatas, perlu usaha untuk mengatasi masalah dengan teknik pembelajaran pendidikan matematika realistik Indonesia.
Teknik ini dipilih dengan alasan lebih mengembangkan kemampuan siswa, baik secara akademik maupun non akademik.
B. Pembatasan Masalah