Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1.
viii
ABSTRAK
Hadikusuma, Parmaditya Surya. 2015. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 1. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Yang menjadi latar belakang dari penelitian ini adalah minat siswa dalam mempelajari ilmu matematika tergolong kurang berminat. Ini ditunjukkan dengan hasil kuisioner yang dianalisis peneliti. Angka minat siswa menunjukkan pada angka 1,7 dengan persentase siswa yang masuk dalam katergori minimal cukup berminat sebesar 16,6%. Minat pada pembelajaran matematika juga mempengaruhin hasil prestasi yang diperoleh siswa. Siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran matematika hanya sebanyak 19,04% dengan rata-rata nilai 60,47. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan minat dan Prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 dalam menyelesaikan masalah yang yang berhubungan dengan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subyek dari penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar kuisioner untuk mengetahui minat siswa. Sedangkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup berminat mengalami peningkatan dari kondisi awal 16,6% menjadi 86,6%. Begitu pula dengan peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan perolehan siswa yang mencapai KKM sebesar 86,6% dari kondisi awal 19,04% dengan rata-rata nilai 60,47.
(2)
ix ABSTRACT
Hadikusuma, Parmaditya Surya. 2015. The increase of Interest and Learning Achievement Using PMRI Approach at Mathematics Subjects For the fifth grade students of Negeri Plaosan 1 Elementary School.
Thesis. Yogyakarta: The study program of Primary School Teacher Education University of Sanata Dharma.
The background of this research was the students’ less interest in studying mathematics. It was shown by the questionnaires analyzed by the researcher. The number of students’ interest showed 1.7 in number, with 16.6% percentage of students who included in the category of minimum quite interested. The interest in learning mathematics also affects the results of student achievement. Students who achieved KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) on mathematics learning just as much as 19.04% with an average value of 60.47. The aim of this study was to investigate the use of Indonesian Realistic Mathematics Education approach/ pendekan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) to encourage and increase the achievement of the fifth grade students of Negeri Plaosan 1 elementary school in solving problems related to geometry in everyday life. . This type of research was a classroom action research/penelitian tindakan kelas (PTK) using the model of Kemmis and Taggart. The subjects of this research were 30 students of fifth grade students of SD Negeri Plaosan 1. The Instrument used by the researcher was questionnaire to determined students' interest. Whereas, to determined students’ achievement, the instrument used was evaluation task.
The Results of research conducted in these two cycles showed an increase of students’ interest and achievement. This is indicated by the number of students included in the sufficient interest criteria increased from the initial conditions 16.6% to 86.6%. Similarly, the improvement of learning achievement showed by the students' acquisition which reaching the target of 86.6% from the 19.04% in initial conditions with an average value of 60.47.
(3)
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Parmaditya Surya Hadikusuma 121134147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Parmaditya Surya Hadikusuma 121134147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
senantiasa menjadi pembimbing dalam setiap langkah hidupku
Untuk Bapak, Mama, Adik, Seluruh keluarga yang selalu menyayangi dan
memberi semangat
Untuk seseorang yang kelak menjadi pendampingku
Untuk seluruh keluarga LAMRUS
Untuk teman-teman kelas D
Untuk teman-teman M’bah Kost
(8)
v MOTTO
Belajarlah dari mereka yang diatasmu,
Nikmati hidup dengan mereka yang ada disampingmu, Jangan remehkan yang di bawahmu.
-Bocahe
Tuhan-Ketika kamu jatuh 7 kali, Kamu mampu bangkit 8 kali.
-Kristian
Adelmund-Jadilah guru yang bukan menggurui, Namun jadilah guru yang mampu menjadi teman belajar
yang baik bagi anak. Hidup bukan hanya untuk prestasi, Namun tanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang jauh lebih
penting untuk dunia saat ini.
(9)
-Christo-vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Januari 2016 Penulis,
(10)
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Parmaditya Surya Hadikusuma
Nomor Mahasiswa : 121134147
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada
Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 1”
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2016
Yang menyatakan,
(11)
viii ABSTRAK
Hadikusuma, Parmaditya Surya. 2015. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 1. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Yang menjadi latar belakang dari penelitian ini adalah minat siswa dalam mempelajari ilmu matematika tergolong kurang berminat. Ini ditunjukkan dengan hasil kuisioner yang dianalisis peneliti. Angka minat siswa menunjukkan pada angka 1,7 dengan persentase siswa yang masuk dalam katergori minimal cukup berminat sebesar 16,6%. Minat pada pembelajaran matematika juga mempengaruhin hasil prestasi yang diperoleh siswa. Siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran matematika hanya sebanyak 19,04% dengan rata-rata nilai 60,47. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan minat dan Prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 dalam menyelesaikan masalah yang yang berhubungan dengan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subyek dari penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar kuisioner untuk mengetahui minat siswa. Sedangkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup berminat mengalami peningkatan dari kondisi awal 16,6% menjadi 86,6%. Begitu pula dengan peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan perolehan siswa yang mencapai KKM sebesar 86,6% dari kondisi awal 19,04% dengan rata-rata nilai 60,47.
(12)
ix ABSTRACT
Hadikusuma, Parmaditya Surya. 2015. The increase of Interest and Learning Achievement Using PMRI Approach at Mathematics Subjects For the fifth grade students of Negeri Plaosan 1 Elementary School.
Thesis. Yogyakarta: The study program of Primary School Teacher Education University of Sanata Dharma.
The background of this research was the students’ less interest in studying mathematics. It was shown by the questionnaires analyzed by the researcher. The number of students’ interest showed 1.7 in number, with 16.6% percentage of students who included in the category of minimum quite interested. The interest in learning mathematics also affects the results of student achievement. Students who achieved KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) on mathematics learning just as much as 19.04% with an average value of 60.47. The aim of this study was to investigate the use of Indonesian Realistic Mathematics Education approach/ pendekan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) to encourage and increase the achievement of the fifth grade students of Negeri Plaosan 1 elementary school in solving problems related to geometry in everyday life. . This type of research was a classroom action research/penelitian tindakan kelas (PTK) using the model of Kemmis and Taggart. The subjects of this research were 30 students of fifth grade students of SD Negeri Plaosan 1. The Instrument used by the researcher was questionnaire to determined students' interest. Whereas, to determined students’ achievement, the instrument used was evaluation task.
The Results of research conducted in these two cycles showed an increase of students’ interest and achievement. This is indicated by the number of students included in the sufficient interest criteria increased from the initial conditions 16.6% to 86.6%. Similarly, the improvement of learning achievement showed by the students' acquisition which reaching the target of 86.6% from the 19.04% in initial conditions with an average value of 60.47.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 1” dengan
baik dan lancar.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain hal
tersebut, penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan terutama pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam penulisan skripsi ini, penulisan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penuli mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Drs. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam
(14)
xi
4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pembimbing II sekaligus
selaku dosen pembimbing akademik yang juga dengan sabar dan tulus telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu selaku dosen penguji III
6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik serta membagi ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
7. Bapak Sumarjoko. S.Ag., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1 yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan banyak
bantuan bagi penulis.
8. Bapak Junedi. S.Pd., selaku guru wali kelas V SD Negeri Plaosan 1 yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian di kelas V.
9. Siswa siswa kelas V SDN Plaosan 1 tahun ajaran 2015/2016.
10. Orang tua yang tercinta, Anton Parmo dan Agatha Ni Wayan Suryani yang
selalu memberikan doa, semangat, perhatian dan segala kebutuhan yang saya
butuhkan selama merantau menempuh pendidikan dan untuk adikku
Parmamita Suryaningrum yang memberi doa dan semangat.
11. Keluarga besar Bali dan Sragen yang selalu memberikan doa dan dukungan.
12. Keluarga besar Lamrus, Edo, Sambu, Aris, Adhi, Berli, Rai, Melan, Adel,
Stepani, Iis, Siska yang selalu memberikan tawa dan hiburan.
13. Teman-teman payung, Yosafat, Dika, Ade, Fani, Didit, Deni, Mira, Isnaeny,
Epri, Debora, Defirra yang mau berjuang bersama-sama.
14. Teman-teman kelas D PGSD 2012 yang tetap dan selalu menjaga hubungan
(15)
xii
15. Teman-teman M’bah Kost yang selalu memberi hiburan disaat suntuk.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan
saran agar tulisan ini menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pembaca.
Yogyakarta, 4 Januari 2016
Penulis,
(16)
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………...………… iv
HALAMAN MOTTO ………...… v
PERNYATAAN KEASILIAN KARYA ………. vi
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……… vii
ABSTRAK ………. viii
ABSTRACT……….………... ix
KATA PENGANTAR ……….……….. x
DAFTAR ISI ………. xiii
DAFTAR TABEL ………....……….… xv
DAFTAR GAMBAR ……… xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……….… xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..………. 1
B. Batasan Masalah ………...………… 5
C. Rumusan Masalah ………..…………6
D. Tujuan Penelitian ……… 6
E. Batasan Pengertian ……….…….. 7
F. Pemecahan Masalah ……….……… 8
G. Manfaat Penelitian ………...………. 8
BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ………...…………. 10
B. Penelitian yang Relevan ………. 27
C. Kerangka Berpikir ……….…. 30
D. Hipotesis Tindakan ………..….. 31
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….………… 33
(17)
xiv
B. Setting Penelitian ………...………... 36
C. Desain Penelitian ………..…… 37
D. Indikator Keberhasilan ……….. 47
E. Teknik Pengumpulan Data ………..…. 48
F. Instrumen Penelitian ……….…… 50
G. Validitas, Realibilitas dan Indeks Kesukaran Soal ..… 57
H. Teknik Analisis data ……….…… 76
I. Jadwal Penelitian ………...… 80
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ……… 81
B. Hasil Penelitian ………....……. 88
C. Pembahasan ………...……… 98
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ………...……. 114
B. Keterbatasan ……….. 116
C. Saran ……….. ….. 117
DAFTAR REFERENSI ……… 118
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator keberhasilan prestasi belajar dan minat…………... 47
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal tes akhir siklus I ………... 51
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes akhir siklus II ……….. 52
Tabel 3.4 Kisi-kisi kuisioner minat ………..………… 54
Tabel 3.5 Kisi-kisi wawancara ………..……… 55
Tabel 3.6 Tabel instrument penelitian ………..……… 56
Tabel 3.7 Kriteria penskoran validasi instrumen ……...…………... 58
Tabel 3.8 Hasil validasi silabus ………..……….………….. 59
Tabel 3.9 Hasil validasi RPP ………..……….. 62
Tabel 3.10 Hasil validasi LKS ………...….…………... 63
Tabel 3.11 Hasil validasi materi ajar ………...………. 64
Tabel 3.12 Hasil validasi soal evaluasi …..……….………. 66
Tabel 3.13 Hasil validasi kuisioner minat ..……….…………. 67
Tabel 3.14 Validasi soal tes evaluasi siklus I ………..…………. 68
Tabel 3.15 Kisi-kisi soal tes akhir siklus I setelah validasi …….…… 69
Tabel 3.16 Validasi soal tes evaluasi siklus II ………..…… 70
Tabel 3.17 Kisi-kisi soal tes akhir siklus II setelah validasi ………… 71
Tabel 3.18 Kriteria korelasi ………. 72
Tabel 3.19 Hasil uji realibilitas soal evaluasi siklus I ……….. 73
Tabel 3.20 Hasil uji realibilitas soal evaluasi siklus II ………. 73
Tabel 3.21 Kriteria indeks kesukaran soal ……… 74
(19)
xvi
Tabel 3.23 Hasil perhitungan kesukaran soal evaluasi siklus II ……… 76
Tabel 3.24 Kriteria skor minat siswa ………...……… 79
Tabel 3.25 Jadwal penelitian tindakan kelas ………. 80
Tabel 4.1 Perhitungan PAP minat siklus II ……….. 89
Tabel 4.2 Hasil pengukuran minat siswa siklus I ……… 90
Tabel 4.3 Perhitungan PAP minat siklus II ……… 91
Tabel 4.4 Hasil pengukuran minat siswa siklus II ……….. 92
Tabel 4.5 Ketuntasa belajar siswa siklus I ……… 94
Tabel 4.6 Analisis data ketuntasan belajar siswa siklus I ……… 94
Tabel 4.7 Ketuntasan belajar siswa siklus II ………. 96
(20)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penelitian yang relevan ……… 30
Gambar 3.1 Tahap Penelitian menurut Kemmis dan Mc. taggart …… 34
Gambar 4.1 Grafik peningkatan minat siswa siklus I ……….. 91
Gambar 4.2 Grafik peningkatan minat siswa siklus II ……… 93
Gambar 4.3 Grafik peningkatan prestasi belajar siswa siklus I …… 95
Gambar 4.4 Grafik peningkatan prestasi belajar siswa siklus II ……. 97
Gambar 4.5 Penggunaan model untuk matematisasi progresif ……… 101
Gambar 4.6 Penggunaan model untuk matematisasi progresif …….. 104
Gambar 4.7 Pemanfaatan hasil konstruksi siswa ……… 108
Gambar 4.8 Interaktifitas dalam kegiatan presentasi siswa …………. 108
Gambar 4.9 Penggunaan konteks sebagai karakteristik PMRI …….. 110
Gambar 4.10 Grafik peningkatan minat siswa ……….. 112
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian ……… 120
Lampiran 2 : Silabus ……… 123
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……… 142
Lampiran 4 : Lembar Kuisioner Minat ……… 200
Lampiran 5 : Daftar Kondisi Awal ……….. 203
Lampiran 6 : Hasil Validasi Instrumen Penelitian ……….. 206
Lampiran 7 : Validasi Soal Evaluasi I dan II ……….. 232
Lampiran 8 : Realibilitas Soal Evaluasi I dan II ………. 235
Lampiran 9 : Contoh Hasil Pekerjaan LKS ……… 237
Lampiran 10 : Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi I dan II …. 265
Lampiran 11 : Contoh Hasil Kuisioner Akhir Siklus I dan II …… 287
Lampiran 12 : Pengolahan Data Minat Kondisi Awal …………... 300
Lampiran 13 : Data Hasil Kuisioner Minat Akhir Siklus I dan II .. 304
Lampiran 14 : Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan II ………... 309
Lampiran 15 : Hasil Wawancara ……… 312
(22)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di
dunia pendidikan. Matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Salah
satunya pada jenjang Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika pada jenjang
Sekolah Dasar merupakan modal atau dasar bagi siswa untuk melanjutkan
pengetahuan ke tingkat berikutnya. Mata pelajaran matematika mengajarkan
kita untuk dapat mengenal angka dan mengoperasikannya. Disamping itu,
mata pelajaran matematika berkaitan dengan dunia sekitar kita. Kita mampu
mengukur benda yang ada di sekitar kita dengan matemaika. Bangun ruang
merupakan salah satu materi pokok matematikan yang diajarkan sejak kelas
IV hingga kelas VI di jenjang sekolah dasar. Bangun ruang tersebut menjadi
sangat penting untuk dipelajari oleh siswa karena bangun ruang sangat
berkaitan erat dengan kehidupan anak sehari-hari.
Benda yang dapat dilihat mengandung gambaran mengenai bangun
ruang. Oleh sebab itu, maka pemahaman terhadap materi bangun ruang harus
mampu secara tuntas dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya
banyak siswa kelas V yang belum mampu memahami secara baik materi
mengenai bangun ruang. Dalam penerapan pembelajarannya sendiri terdapat
banyak kekurangan, kekeliruan bahkan kesalahan yang dilakukan oleh guru
maupun siswa itu sendiri, sehingga menjadikan pencapaian tertinggi yang
ingin dicapai masih belum dapat terpenuhi. Nurhidayati (2013: 42)
(23)
tetapi kita harus menyediakan tenaga yang lebih untuk memahami definisi,
rumus, berlatih soal, berlatih kemampuan analisis, dan sebagainya. Disamping
itu, untuk mencapai hasil pencapaian terbaik, tentunya harus ada proses
pembelajaran yang berkualitas. Proses yang dimaksudkan adalah timbal balik
antara guru dan siswa. Banyak siswa yang kurang bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Salah satu hal yang mempengaruhi semangat
siswa adalah minat siswa akan penyajian materi yang disampaikan. Terkadang
guru hanya ingin mengajar secara instan tanpa memperhatikan proses
pembelajaran itu sendiri. Henry (dalam Stone 78: 200) mengungkapkan bahwa
dengan mengajak siswa menulis apa yang telah dipelajari dan menyataka
pengetahuan tersebut dengan kata-kata mereka sendiri, akan membantu kita
untuk mengenali kesalah pahaman dan kesulitan yang ditemui oleh siswa
sebelum kita melanjutkan menuju kegiatan atau pelajaran yang selanjutnya.
Jadi, sebisa mungkin guru harus dapat menumbuhkan dan membangkitkan
minat belajar dalam diri siswa.
Standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) diperlukan untuk
mengetahui seberapa jauh hasil prestasi belajar siswa. KKM pada mata
pelajaran matematika adalah 70. Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru wali kelas V pada tanggal 26 Mei 2015, peneliti
mendapatkan informasi bahwa sekitar 80,96% dari siswa di kelas V tidak
tuntas dalam pencapaian KKM yang sudah ditetapkan. Pernyataan ini
diperkuat dengan ditunjukkannya dokumen yang berisikan nilai ulangan
harian siswa materi bangun ruang. Dokumen tersebut menunjukkan kebenaran
(24)
menyebutkan bahwa yang menjadi permasalahan siswa untuk memahami
materi bangun ruang adalah siswa belum mampu berfikir secara abstrak
mengenai bentuk dan pemecahan masalah pada bangun ruang tersebut. Ini
disebabkan karena ketika penyampaian materi memerlukan benda konkret.
Sedangkan guru hanya memberikan gambar pada papan ataupun menampilkan
gambar benda tersebut. Hal ini yang menyebabkan minat siswa untuk
mempelajari materi yang disampaikan menjadi sangat kurang, sedangkan
minat belajar siswa merupakan faktor internal yang berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa dalam pembelajaran tersebut (Hermawati: 2012).
Hasil dari observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29
Juli 2015, peneliti mencatat beberapa kegiatan siswa yang menunjukkan
tingkat minat siswa pada pembelajaran matematika ini. Dari 30 orang siswa di
kelas V SD Negeri Plaosan 1 yang diamati, terdapat 8 orang anak atau 26,6%
anak yang mau atau berani bertanya kepada guru. Siswa yang berani
mengacungkan tangan ada 7 orang anak atau sekitar 23,3% siswa. Adapun
siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru hanya 9 orang anak atau
bila hitung dalam persen sekitar 30% siswa. Hanya sekitar 20% atau 6 orang
siswa yang berani menuliskan jawaban mereka pada papan tulis di depan
kelas. Hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah siswa yang tidak
memperhatikan pembelajaran. Hal yang siswa-siswi lakukan diantara seperti
bermalas-malasan di kelas, bermain dan ribut antar siswa. Siswa yang tidak
memperhatikan ini mencapai 22 siswa, atau sekitar 73,3% dari keseluruhan
jumlah siswa. Ini menunjukkan betapa rendahnya minat yang ada pada siswa
(25)
Selain wawancara, dokumen dan observasi, peneliti juga
menyebarkankan angket pada tanggal 30 Juli 2015, Angket ini bertujuan
untuk semakin memperkuat data kondisi awal siswa berkaitan dengan minat
siswa. Peneliti menyusun angket berdasarkan ciri-ciri minat siswa. Dari angket
yang telah diedarkan oleh peneliti, data yang didapat menunjukkan bahwa
rata-rata siswa yang menunjukkan perasaan senang berada pada angka 1,82
dari skala angka 1 sampai 5. Lalu, siswa yang berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran menunjukkan angka 1,72. Siswa yang tertarik pada materi
pembelajaran menunjukkan angka 1,82. Sedangkan siswa yang menunjukkan
keikut sertaan dalam pembelajaran menunjukkan angka 1,71. Berdasarkan
data keempat indikator minat tersebut, semakin memperkuat bahwa kurangnya
minat siswa dalam belajar matematika. Sedangkan bila dilihat dari jumlah
siswa yang mencapai kriteria cukup berminat berjumlah 5 orang siswa dari 30
siswa, atau bila dipersentasikan sekitar 16,6%.
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian kelas yang telah
dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan minat belajar
siswa, dibutuhkan sebuah pendekatan yang menarik dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran sebaiknya menyenangkan karena yang menjadi
obyeknya adalah anak-anak. Wyborney (dalam Stone 2009:28)
mengungkapkan bahwa penting untuk kita bahwa dalam memandu
perkembangan siswa dengan sepenuhnya menghargai kreativitas, pengalaman
dan potensi belajar bagi setiap anak. Dunia anak masih merupakan dunia
bermain. Mereka butuh pembelajaran yang menyenangkan yang mampu
(26)
dari bagaimana kita dapat mendekatkan diri dengan siswa agar dapat
menyampaikan materi dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa. Dalam
upaya meningkatkan minat belajar siswa, kita dapat menggunakan pendekatan
yang dapat membantu dan memudahkan kita dalam menyampaikan suatu
pelajaran atau informasi kepada anak. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan sebagai usaha untuk menumbuhkan minat dan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika adalah dengan menggunakan contoh
kongkret yang ada di sekitar lingkungan siswa serta siswa dapat mengaitkan
proses pembelajaran dengan masalah yang dihadapi atau ditemui oleh siswa.
Maka pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat
digunakan untuk membantu guru pada proses pembelajaran matematika agar
dapat diterima dengan mudah oleh siswa.
Dengan demikian, peneliti akan menggunakan Pendekatan PMRI
untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika bagi siswa kalas V SD Negeri Plaosan 1. Dengan menggunakan
Pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika dalam kompetensi dasar
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok,
diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar bagi siswa kelas V
SD Negeri Plaosan 1.
B. Batasan Masalah
Penerapan pendekatan PMRI dalam penelitian ini dibatasi pada
Standar Kompetensi Menghitung volume kubus dan balok dan
(27)
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan volume pada siswa kelas V SD
Negeri Plaosan 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1?
2. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar
pada siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1?
3. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi
belajar pada siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI
dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas V
SD Negeri Plaosan 1.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan minat pada siswa kelas V SD
Negeri Plaosan 1 melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PMRI.
3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada siswa
kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui pembelajaran dengan menggunakan
(28)
E. Batasan Pengertian
Untuk tidak menimbulkan pertanyaan tentang suatu istilah yang
dikemukakakan, maka perlu adanya batasan pengertian. Berikut ini
merupakan batasan pengertian yang diambil oleh peneliti, yaitu sebagai
berikut:
1. Minat merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang dimana individu
tersebut memiliki ketertarikan pada suatu hal yang ditunjukan pada
dirinya. Minat berasal dari dalam diri sendiri dan dapat dipengaruhi atau
dirangsang oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri individu
tersebut.
2. Prestasi belajar merupakan adalah capaian akhir yang didapatkan setelah
belajar (melakukan kegiatan mendapatkan ilmu atau kepandaian). Prestasi
juga dapat diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang telah dikuasai
oleh penerima pelajaran setelah melakukan aktivitas belajar.
3. Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pada pelajaran matematika
dengan menggunakan dunia nyata sebagai sumber pengetahuan dalam
pembelajaran dan sebagai kegiatan pembelajaran yang menekankan siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri.
4. Media konkret volume merupakan benda nyata yang dapat digunakan
oleh guru dan siswa untuk membantu pemahaman dan penguasaan materi
(29)
F. Pemecahan Masalah
Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Plaosan pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume akan diatasi dengan menggunakan Pendekatan PMRI.
G. Manfaat Penelitian
Hasil kegiatan proses pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut.
1. Teoritis
Memberikan informasi-informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai penerapan Pendekatan PMRI untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
2. Praktis
a) Bagi guru
Dapat memberikan inspirasi dan menambah pengetahuan serta
wawasan guru mengenai pendekatan PMRI, dan juga memberikan
informasi mengenai bagaimana penerapan pendekatan PMRI.
b) Bagi siswa
Siswa dapat memperoleh pengalaman baru dalam mempelajari
matematika pada kompetensi dasar Menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan volume dengan menggunakan Pendekatan PMRI.
(30)
Menambah bahan bacaan terkait dengan penelitian tindakan kelas
(31)
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Minat Belajar
a. Pengertian minat belajar
Dalam KBBI (1990: 583) minat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap objek atau sesuatu. Minat
merupakan sifat yang menetap pada diri individu. Surya (2003: 67)
mengungkapkan bahwa minat dapat diartikan sebagai perasaan
senang atau tidak dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya
adalah motivasi seseorang cenderung meningkat apabila seseorang
tersebut memiliki minat yang besar untuk melakukan tindakannya.
Hurlock (1993: 114) dalam bukunya menyebutkan bahwa
minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Slameto (2012: 8) mendiskripsikan bahwa minat merupakan rasa
lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal ataupun aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh. Andi (1982: 62) memaparkan bahwa minat
merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran
perasaan, harapan, pendirian prasangka rasa takut ataupun
kecenderungan-kencenderungan lain yang mengarahkan seorang
individu pada suatu pilihan tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
(32)
hal atau objek yang menarik yang bersifat menetap pada diri
individu.
b. Ciri-ciri minat belajar
Menurut Hurlock (dalam Susanto 2013: 115) mengungkapkan
beberapa ciri-ciri minat yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental.
Pada dasarnya minat dapat berubah-berubah selama masih
terjadi perubahan fisik dan perubahan mental. Oleh karena itu
maka perkembangan fisik dan mental pada setiap siswa akan
tumbuh secara bersamaan dengan minatnya.
2) Minat bergantung pada kesiapan belajar.
Ada ataupun tidak adanya minat dalam setiap pembelajaran
bergantung pada kesiapan mental dan fisik siswa untuk belajar.
3) Minat bergantung pada kesempatan belajar
Lingkungan dan minat memiliki pengaruh yang besar pada
kesempatan siswa untuk belajar. Dengan bertambah luasnya
interaksi sosial yang mereka lakukan, maka akan tertarik pada
minat orang lain yang baru di kenal. Jadi bisa disampaikan
bahwa minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi
(33)
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
Kurang baiknya fisik dan mental akan membatasi minat
anak. Anak yang mempunyai fisik yang normal memiliki
perbedaan minat dengan anak yang memiliki cacat fisik.
5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Minat akan tergantung pada lingkup budaya yang mereka
tekuni dengan baik.
6) Minat berbobot emosional
Emosi yang tidak menyenagkan akan mengahambat atau
melemahkan minat dari siswa.
7) Minat itu egosentrism
Minat akan menuntun seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Minat memiliki sifat sangat pribadi.
Dari ciri-ciri minat menurut dari tokoh tersebut dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri minat adalah sebagai berikut:
1) Timbul perasaan senang
Setiap orang yang berminat akan menumbuhkan perasaan
senangya terlebih dahulu. Ketika seseorang senang akan hal yang
dilakukan ataupun diterimanya, maka minat dari orang tersebut
akan tumbuh dan akan memunculkan hal-hal baru yang dapat
dihasilkan dari perasaan senangnya tersebut.
2) Sangat terfokus dalam proses pembelajaran.
Orang yang dikatakan berminat akan menjadi terfokus pada
(34)
memberikan perhatian yang penuh kepada apa yang diamatinya,
seolah orang tersebut ingin mengetahui tentang keseluruhan yang
ada pada hal yang diamatinya tersebut.
3) Tertarik pada materi pembelajaran.
Ketika orang telah berminat pada suatu hal, orang tersebut
akan memberikan seluruh perhatiannya pada hal yang
diamatinya, meskipun hal yang diamatinya tersebut adalah hal
yang sulit, termasuk pada materi pembelajaran yang sulit.
Seorang individu akan menunjukkan minatnya pada hal yang
sulit ketika individu menemukan hal yang menarik yang
diperolehnya.
4) Keikutsertaan dalam pembelajaran.
Minat mendorong seorang individu akan menjadi aktif pada
saat mengikuti proses pembelajaran. Mulai dari aktif dalam
bertanya, menjawab, melakukan aktivitas gerak. Keaktifan ini
berunjuk pada rasa ingin tahu akan hal apa yang dipelajarinya
selama mengikuti proses pembelajaran.
c. Cara meningkatkan minat belajar
Menurut Sardiman (1988: 93) ada beberapa cara untuk
meningkatkan minat, yaitu:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk siswa.
2) Menghubungkan pengalaman siswa dengan permasalahan pada
(35)
3) Menggunakan bermacam-macam cara mengajar agar siswa tidak
merasa bosan dalam pembelajaran.
4) Memberi kesempatan pada siswa untuk berlomba mendapatkan
nilai atau hasil yang lebih baik.
d. Indikator untuk mengukur minat belajar
Banyak hal yang dapat kita amati untuk dapat mengetahui
seberapa besar dan seberapa baik hal yang kita amati tersebut. Begitu
pula dengan minat seseorang. Minat seseorang dapat kita ukur
melalui pengamatan. Setiap pengamatan membutuhkan indikator
untuk menyesuaikan pencapaiannya. Adapun beberapara indikator
yang digunakan untuk mengukur minat adalah :
1) Tidak mudah untuk bosan. Yang dimaksud dengan tidak mudah
bosan adalah siswa ketika berada pada proses belajar merasa
senang dan tertarik.
2) Terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya
atau bernilainya sebuah pelajaran. Yang dimaksud dengan
terlibat pada sebuah kegiatan karena menyadari pentingnya
atau bernilainya pelajaran adalah siswa dapat memahami
tentang manfaat dari hal apa yang telah dipelajarinya sehingga
menjadikan siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
3) Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Yang dimaksud dengan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah siswa
(36)
namun karena siswa merasa tertarik oleh apa yang
dikerjakan. Sebagai contoh adalah ketika siswa belajar, mereka
mencatat hal-hal yang penting tanpa ada yang suruhan, lalu
siswa menerapkan ilmu yang mereka peroleh karena rasa ingin
tahu mereka, siswa mencari sendiri informasi yang mereka
butuhkan dari berbagai sumber, dan siswa membahas kembali
materi apa yang mereka pelajari.
4) Sikap ketertarikan. Yang dimaksud dengan Sikap ketertarikan
adalah sebuah perasaan senang siswa saat belajar dan siswa
memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mempelajari dan
mengetahui lebih dalam hal yang mereka belum ketahui.
5) Perhatian untuk melakukan suatu hal dengan tekun. Yang
dimaksud dengan perhatian untuk melakukan suatu hal dengan
tekun adalah sikap dimana siswa memperhatikan ataupun
menyimak tentang apa yang diajarkan oleh guru dan sikap
siswa untuk berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya
tugas yang diberikan oleh guru.
6) Berkonsentrasi. Yang dimaksud dengan berkonsentrasi adalah
siswa mampu berfokus dalam mengikuti pembelajaran
sehingga materi yang diajarkan oleh guru dapat diterima dengan
baik oleh siswa.
2. Prestasi Belajar
(37)
Pada KBBI (2008: 1101), prestasi memiliki pengertian “hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan)”. Menurut
Djamarah (1994: 19) menjelaskan bahwa menurutnya prestasi
merupakan hasil dari suatu kegiatan yang teklah dikerjakan dan
diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Winkel (2014:
61), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penyempurnaan atau
pengembangan dari suatu kemampuan yang dimiliki. Widido (1991:
130), menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar diri individu (faktor eksternal).
Djamarah (1994: 21) mengutarakan bahwa prestasi belajar
merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil kerja, hasil yang
menyenangkan hati dan diperoleh dangan jalan keletan kerja. Dilihat
dari sisi guru, proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak dari proses belajar. Bagi siswa, prestasi belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki setelah siswa menerima
pengalaman belajarnya yang berbentukpengetahuan sikap dan
keterampilan yang dapat diukur.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar merupakan pencapaian ataupun hasil akhir
yang didapatkan oleh seseorang setelah menyelesaikan suatu hal
(38)
sebagai perubahan kecakapan dan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Ahmadi (1991: 130-139), megemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai seseorang
adalah hasil dari interkasi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat
dari dalam diri individu (faktor internal) ataupun faktor luar dari
inividu tersebut (faktor eksternal). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor utama atau faktor yang
datangnya dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa
yang menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa sangat besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa yang akan dicapai.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datangnya dari luar diri
siswa atau dapat dikatakan faktor lingkungan. Lingkungan juga
mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa karena apabila
kondisi lingkungan mendukung untuk berlangsungnya proses
pembelajaran dalam diri anak, maka akan membantu siswa itu
(39)
3. Pendekatan PMRI
a. Pengertian pendekatan PMRI
Suryanto (2010: 37) mengungkapkan bahwa Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan sebuah
pendidikan matematika yang dihasilkan dari adaptasi Realistic
Mathematic Education yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan
budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Wijaya (2012: 20) memiliki pendapat bahwa pengertian dari
PMRI merupakan sebuah pendekatan pembelajaran matematika
yang harus selalu menggunakan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan kata “realistik" berasal dari bahasa Belanda “zich
realiseren” yang artinya "untuk dibayangkan". Penggunaan kata
"realistic" tersebut tidak hanya nutuk menunjukkan adanya sebuah
hubungan dengan dunia nyata, akan tetapi mengacu pada fokus
Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan
penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan secara nyata
oleh siswa.
Soedjadi (2001: 2) mengemukakakn bahwa pembelajaran
marematika dengan menggunakan pendekatan realistik pada dasarnya
adalah penggunaan realita atau kenyataan dan juga lingkungan sekitar
yang dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar dan
mempermudah proses pembelajaran marematika sehingga tercapainya
tujuan pendidikan yang lebih baik. Disamping itu, Soedjadi
(40)
yang bersifat konkret yang dapat diamati dan dapat dipahami oleh
siswa dengan cara membayangkan.
Dasar yang digunakan dalam PMRI adalah kontruktivisme,
yaitu untuk memahami suatu konsep dalam matematika, siswa
diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri
pemahamannya. Karakteristik dari pendekatan PMRI ini adalah
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
membangun pemahaman tentang konsep yang telah dipelajarinya.
Dapat disimpulkan secara sederhan bahwa pendekatan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan sebuah
pendekatan dalam mata pelajaran matematika yang menghubungkan
pembelajaran dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Pendekatan ini menekankan siswa untuk dapat berfikir
secara nyata serta siswa dapat membayangkan hal yang dipelajari.
b. Karakteristik pendekatan PMRI
Treffers (dalam Wijaya, 2012: 21-23) merumuskan ada lima
point karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu sebagai
berikut:
1) Penggunaan Konteks (The use of context)
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai
titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidaklah harus
berupa permasalahan yang ada di dunia nyata namun dapat
dalam bentuk lain seperti permainan, penggunaan alat peraga,
(41)
bermakna dan dapat dibayangkan oleh pemikiran siswa. Dengan
menggunaan konteks, siswa diajak untuk terlibat secara aktif
untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan.
Tujuan dari hasil eksplorasi siswa ini bukan hanya sekedar
untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang
dihadapi, namun juga diarahkan untuk mengembangkan
berbagai strategi penyelesaian masalah yang digunakan. Selain
itu, penggunaan konteks bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran
matematika. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun
ataupun menemukan kembali suatu konsep matematika melalui
proses matematisasi. Proses matematisasi sendiri dapat diartikan
sebagai proses menerjemahkan suatu konsep menjadi konsep
matematika.
2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif (The use of
medels)
Pendidikan Matematika Realistik, model digunakan
sebagai jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat
konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Model
disini tidak merujuk pada alat peraga, namun model merupakan
sebuah tahapan dari proses transisi level informal menuju level
(42)
3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa (Student contribution)
Siswa mempunyai kebebasan untuk mengembangkan
strategi pemecaahn masalah sehingga diharapkan dapat
diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi
siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan
konsep matematika. Karakteristik ketiga dari Pendidikan
Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam
membantu siswa dalam memahami konsep matematika, tetapi
juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa.
Dalam pembelajaran matematika, pengembangan kreativitas
siswa akan menjadi bagian penting. Sudah seharusnya
menempatkan kreativitas sebagai salah satu tujuan pembelajaran
karena kemampuan berfikir kreatif dan inovatif serta
kemampuan memecahkan masalah merupakan keterampilan
yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan mendatang.
4) Interaktivitas (Interactivity)
Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika
bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan
afektif siswa secara simultan. Kata "pendidikan" memiliki
implikasi bahwa proses yang berlangsung tidak hanya
mengajarkan pengetahuan yang bersifat kognitif, tetapi juga
mengajarkan nilai-nilai untuk mengembangkan potensi alamiah
afektid siswa. Interaksi sosial yang terjadi diantara siswa ketika
(43)
dalam mempresentasikan suatu hasil penyelesaian matematis
dilandasi oleh norma yang berkembang dalam komunikasi, yaitu
norma sosial dan norma sistematik.
5) Keterkaitan (Interviewning)
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial,
namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan.
Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan
pada siswa kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu
sama lain. Pendidikan Matematik Realistik menempatkan
keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus
dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Melalui
keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa
mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matmatika
secara bersamaan.
c. Prinsip-prinsip PMRI
Menurut Heuvel-Panhuizen dikutip dari Kemendiknas (2010:
10) prinsip Realistic Mathematic Education (RME) adalah sebagai
berikut:
1) Prinsip aktivitas, matematika merupakan sebuah aktivitas dari
manusia. Pada pembelajaran matematika, pembelajar (guru dan
siswa) harus aktif secara mental maupun fisik.
2) Prinsip realitas, pembelajaran haruslah dimulai dari
(44)
oleh siswa.
3) Prinsip berjenjang, pada pembelajaran matematika siswa melalui
berbagai jenjang pemahaman, mulai dari dapat menemukan
solusi pada sebuah masalah realistik secara informal, melalui
perencanaan diperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang
mendasar hingga siswa dapat menemukan solusi sebuah masalah
matematis secara formal.
4) Prinsip jalinan, berbagai aspek didalam matematika jangan
dilihat atau dipelajari sebagai bagian yang terpisah, namun saling
terjalin antara satu dengan yang lain sehingga siswa mampu
melihat hubungan antar materi dengan lebih baik.
5) Prinsip interaksi, matematika dilihat sebagai sebuah aktivitas
sosial. Siswa seharusnya diberi kesempatan dalam mengutarakan
atau menyampaikan strateginya untuk menyelesaikan suatu
masalah kepada siswa yang lain untuk ditanggapai dan
menyimak strategi yang ditemukan oleh siswa yang lain serta
menanggapinya. Prinsip bimbingan, artinya siswa harus diberi
kesempatan untuk menemukan pengetahuan matematika secara
terbimbing.
d. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Nurhayati (2011: 34) mengutarakan berlandaskan pertahapan
Piaget, perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar berada
pada tahap operasional konkret. Istilah operasi konkret
(45)
nyata. Anak-anak usia Sekolah Dasar dapat membentuk konsep,
melihat hubungan, dan memecahkan perasalahan, namun
hanya pada saat mereka melibatkan objek-objek dan situasi yang
mereka kenal. Anak-anak usia ini mengembangkan keterampilan
penalaran logis karena telah menguasai konsep reversilibilatas
sepanjang berhadapan dengan dunia mereka kenal. Nurhayati juga
menambahkan anak-anak pada kelas sekolah dasar bergerak
dari pemikiran egisentris ke desentris, atau dari pemikiran
subjektif ke pemikiran objektif. Pemikiran desentris
memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain dapat memiliki
persepsi atau pola pikir berbeda dari mereka.
4. Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang
mempunyai sifat khas jika dibandingkan dengan disiplin ilmu yang
lain. Matematika adalah disiplin ilmu yang didasari oleh perhitungan
angka. Ketepatan dalam menentukan cara sangat berpengaruh pada hasil.
Oleh karena itu, maka kegiatan belajar matematika tidak dapat
disamakan dengan disiplin ilmu yang lain.
Menurut Hudojo (1998: 2) Matematika didefinisikan sebagai
sebuah ilmu yang mengenai kuantitas berupa angka-angka atau
bilangan-bilangan serta operasi-operasinya. Dalam arti lain secara
singkat dijelaskan bahwa matematika juga berkenaan dengan
ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan
(46)
Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan
konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada
masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika
belajar dan berusaha memecahkannya (Uno, 2007). Bagi para
siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis,
dan kreatif. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:
143) “Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempumyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan suatu mata pelajaran ilmu pasti yang harus dikuasi atau
dipelajari oleh setia orang yang berkaitan dengan penalaran yang
mendasari perkembangan teknologi modern dan berperan penting
memajukan daya pikir manusia.
5. Bangun Ruang
Menurut Marks dkk (1988: 138) bangun ruang adalah himpunan
titik-titik yang tidak semuanya terletak pada satu bidang yang sama.
Marks juga mengatakan bahwa bangun ruang merupakan bagian ruang
yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh
permukaan bangun tersebut. Permukaan pada bangun ruang disebut sisi.
Sisi bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang terdapat pada
permukaan atau yang membatasi suatu bangun ruang tersebut. Sejalan
(47)
mengatakan bahwa bangun ruang adalah sesuatu yang berkenaan
dengan titik, ruas garis, sudut, garis (garis lurus), segitiga,
segiempat, lingkaran, bidangempat, dan sebagainya pada bidang dan
ruang. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti
merumuskan bahwa bangun ruang adalah sebuah bangun yang
dibatasi oleh himpunan titik-titik serta memiliki ruang dan dibatasi
oleh beberapa sisi. Bangun ruang yang akan dibahas pada penelitian ini
meliputi 2 bidang bangun ruang, yaitu kubus dan balok.
a. Kubus
Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibatasi
oleh 6 persegi tidak berongga atau berongga yang kongruen.
Kubus memiliki rumus volume r x r x r dimana r merupakan
panjang rusuk dari kubus tersebut.
b. Balok
Balok merupakan bangun ruang yang memiliki 6 sisi
berbentuk persegi panjang, dimana sisi-sisi yang saling berhadapan
(48)
p x l x t, yang mana p merupakan panjang atau rusuk terpanjang dari
bidang alas bangun, l merupakan panjang rusuk pada bidang alas
yang saling tegak lurus dengan rusuk panjang. Sedangkan t
merupakan tinggi dari bangun balok, t merupakan rusuk yang yang
tegak vertikal pada bangun balok.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama adalah peniltian yang dilakukan oleh
Rismawati (2008) yang melakukan penelitian mengenai peningkatan
prestasi belajar menggunakan PMRI dalam menyelesaikan soal cerita
pada peserta didik kelas V SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran
2010/2011. Dari penelitian tersebut, didapat hasil bahwa pendekatan PMRI
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SDK Kalasan
tahun pelajaran 2010/2011. Peneliti mendapatkan kondidsi awal sebelum
dilakukan penelitian dengan nilai rata-rata adalah 58 atau sekitar 56%
dibawah standar KKM. Namun, setelah diadakan penelitian dengan
memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI, presatasi
belajar siswa mengalami peningkatan sehingga menjadi 71,74 atau 58,82%
pada siklus I, dan akhirnya mencapai nilai 79,42 atau 81,41% pada siklus II.
Penelitian yang kedua merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh Rani (2011) dengan judul "Aktifitas dan Minat Belajar Siswa
Kelas V dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SD Gambiranom Yogyakarta". Subyek penelitian dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
(49)
kelas V-B SD Gambiranom Yogyakarta dengan jumlah 18 siswa. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa: a) Siswa mampu melakukan aktivitas
berbicara menjawab pertanyaan, menyampaikan serta menjelaskan secara
rinci pemecahan masalah, menyampaikan pendapat, mengajukan
pertanyaan, serta menanggapi penyelesaian masalah dan komentar teman
sekelas; b) Siswa mampu melakukan aktivitas motorik (berpikir) membuat
model bangun ruang berbentuk bebas, balok, dan kubus, kemudian membuat
sketsanya, serta melakukan pengukuran rusuk atau panjang, lebar, dan
tinggi benda berbentuk balok/kubus sebagai dasar pengukuran volume;
c) Siswa mampu melakukan aktivitas mental memahami pertanyaan,
memahami instruksi, mencari hubungan, mengambil kesimpulan,
menemukan rumus volume balok/kubus, membandingkan hasil kerja
dengan hasil kerja siswa lain, serta menemukan penerapan matematika
dalam hidup sehari-hari; serta d) siswa memiliki minat yang terhadap
pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.
Penelitian yang dilakukan oleh Agus Herwanto (2015) dengan judul
“Peningkatan Kerasama dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas III A Sd Negeri
Denggung” menunjukan bahwa: 1) upkah-langaya peningkatan kerjasama dan
prestasi belajar IPS Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
telah dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
menyampaikan tujuan dan pentingnya kerjasama, pembagian kelompok,
presentasi guru , kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis, dan
(50)
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama. Hal ini dapat dilihat
dari kondisi awal rata-rata skor kerjasama siswa sebesar 50,54 (sangat kurang)
pada siklus I meningkat kan 61,41 (cukup baik) kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 76,40 (baik); (3) penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 65,54 dengan
presentase pencapaian KKM 55,72%, pada siklus I menjadi 69,18 dengan
presentase pencapaian KKM 67,86%, kemudian pada siklus II menjadi 78,04
dengan presentase pencapaian KKM 78,57%
Ketiga penelitian yang terdahulu tersebut memiliki hubungan
persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hubungan
persamaan tersebut terletak pada variabel yang akan ditingkatkan yaitu
variabel minat dan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Persamaan lain
yang saling berhubungan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini
adalah penggunaan pendekatan PMRI sebagai cara untuk meningkatkan minat
(51)
Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar yang dapat dicapai oleh seorang siswa sangat
dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam dari siswa tersebut. Siswa
membutuhkan ketertarikan atau minat untuk dapat menerima pelajaran
ataupun indormasi. Seberapa jauh dan seberapa dalam materi yang dapat
diterima oleh siswa berpengaruh akan hasil atau prestasi belajar yang akan
diraih oleh siswa. Selain faktor dalam dari siswa tersebut, faktor luar dari
siswa juga mempengaruhi.
Cara yang digunakan dalam menyampaikan atau memberikan
pembelajaran haruslah sesuai dengan materi ajar dan keadaan siswa. Cara Rismawati
(2008) Aktifitas dan Minat Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SD Gambiranom Yogyakarta.
Rani (2011) Aktifitas dan Minat Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SD Gambiranom Yogyakarta. Agus (2015) Peningkatan Kerasama dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas III A Sd Negeri Denggung.
Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SD
(52)
yang dapat kita gunakan adalah dengan memilih pendekatan yang sesuai untuk
menyampaikan pembelajaran pada siswa. Tujuan dari pemilihan pendekatan
yang tepat tersebut agar pembelajaran yang disampaikan dapat mudah untuk
diterima dan dinalar oleh siswa. Pendekatan PMRI sebagai salah satu
pendekatan dalam bidang matematika merupakan pendekatan yang tepat
karena menggunakan hal-hal nyata yang memang dekat dengan sekitar siswa.
Sesuai dengan kajian teori yang telah dijelaskan pada karakteristik
PMRI dan penggunaan pendekatan PMRI, diharapkan siswa dapat
menciptakan atau menemukan pemecahan suatu permasalahan dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya mata pelajaran matematika dengan materi bilangan dan bangun
ruang kubus dan balok.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, peneliti merumuskan hipoesis tindakan
sebagai berikut:
1. Penggunaan karakteristik pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan
minat dan prestasi pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD
Negeri Plaosan 1 dengan menggunaan 5 karakteristik PMRI yaitu
Penggunaan konteks, Penggunaan model untuk matematisasi progresif,
Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, Interaktivitas, dan Keterkaitan.
2. Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat pada mata
(53)
3. Pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran
(54)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian
tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran
di kelasnya melalui suatu tindakan(treatment)tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan
adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru
berperan melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat
yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat
hasil temuan. Selain itu, dalam penelitian ini juga saling bekerja sama dalam
melakukan evaluasi terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan
revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc.
Taggart. Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah
suatu siklus diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan
yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan perencanaan ulang untuk
(55)
gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart Keempat langka penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti
berikut ini (Sukardi 2003: 213-215)
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan haruslah berorientasi
kedepan. Perencana haruslah menyadari dari awal bahwa tindakan sosial
pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi atau diduga serta memiliki
resiko. Perencanaan yang dikembangkan haruslah fleksibel untuk
mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang
tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih
menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan
yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang
sebenarnya.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
(56)
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas haruslah berhati-hati
dan merupakan kegiatan yang praktis terencana. Hal ini dapat terjadi
apabila tindakan tersebut dibantu dan mengacu pada rencan yang rasional
dan terukur.
3. Pengamatan / Observasi
Pengamatan pada penelitian tindakan mempunyai fungsi
dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi
yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat
mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan ataupun yang tidak
diharapkan oleh peneliti.
4. Refleksi
Refleksi merupakan saran untuk melakukan pengkajian kembali
tindakan yang telah dilakukan terhadap subyek penelitian dan telah dicatat
dalam observasi. Langkah reflektif ini berusahha untuk mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, permasalahan, isu dan
hambatan yang muncul dalam tindakan strategic. Hasil refleksi sangatlah
penting untuk melakukan kemungkinan terhadap sebuah tindakan; yaitu
diberhentikan, momodifikasi tindakan atau melanjutkan ke tingkatan
selanjutnya.
Peneliti menggunakan model ini karena sebagai saran apabila
dalam pelaksanaannya rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti
mengalami kegagalan. Dengan model ini, maka kesalahan-kesalahan
(57)
dilanjutkan perencanaan tindakan kedua dan seterusnya hingga tercapailah
tujuan perencanaan tindakan kedua dan seterusnya hingga tercapai tujuan
dari penelitian yaitu mengetahui ketepatan penggunaan pendekatan PMRI
dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran
matematika untuk siswa kelas V SDN Plaosan 1.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Plaosan 1 yang terletak
di desa Tlogoadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian (jumlah siswa)
Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Plaosan 1 Tahun
2015/2016 siswa kelas V yang berjumlah 30 orang peserta didik.
3. Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar peserta didik di
SD Negeri Plaosan 1 pada pelajaran matematika penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI.
4. Waktu Penelitian dan tahun Pelajaran
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus Tahun Pembelajaran
(58)
C. Desain Penelitian 1. Persiapan
Hal pertama yang dilakukan peneliti sebelum penelitian
yaitu meminta izin pada Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1.
Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, maka peneliti akan
meminta izin pada guru kelas V, yang mana dalam kelas ini akan
dilakukan penelitian. Apabila mendapatkan izin, maka peneliti akan
meminta jadwal pelajaran kelas V agar peneliti dapat menyesuaikan
waktu penelitian yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian.
Perencanaan selanjutnya yaitu melakukan observasi
dan wawancara guna untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran
dan karakteristik tiap siswa. Setelah mengetahui permasalahan yang
ada di kelas V, kemudian peneliti mengkaji standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan materi pokok pembelajaran yang menjadi masalah
tersebut.
Setelah menemukan permasalahan maka peneliti akan menyiapkan
instrumen pembelajaran seperti RPP dan LKS. Selain itu instrumen yang
juga diperlukan yaitu media pembelajaran sebagai pendukung
pembelajaran tersebut. Setelah peneliti menyusun instrumen pembelajaran,
peneliti akan menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk meneliti tingkat kerjasama siswa yaitu berupa lembar
observasi dan lembar kuesioner. Sedangkan instrumen penelitian yang
digunakan untuk menilai prestasi siswa yaitu dengan lembar evaluasi dan
(59)
2. Perencanaan
Pada bagian siklus Kemmis dan Taggart, siklus ini terdiri dari 4
tahap inti yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap
perencanaan, peneliti merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang
memenuhi 2 prinsip, yaitu perencanaan tindakan hendaknya membantu
peneliti dalam mengatasi kendala pembelajaran di kelas, bertindak secara
lebih tepat guna dalam kelas, dan meningkatkan keberhasilan
pembelajaran di dalam kelas, dan meningkatkan keberhasilan
pembelajaran didalam kelas. Prinsip yang kedua adalah perencanaan
tindakan hendaknya membantu peneliti meyadari potensi baru untuk
melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam
perencanaan ini peneliti menyiapkan instrument pembelajaran yang
diperlukan untuk penelitian tindakan kelas. Instrumen pembelajaran yang
disusun oleh peneliti yaitu RPP, Bahan ajar, LKS, media RPP yang
disusun berdasarkan standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan
peneliti sebagai objek penelitian. Media yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah media nyata yang mana digunakan untuk
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah nyata.
3. Pelaksanaan
a) Siklus I
1) Perencanaan
Sebelum melakukan atau memulai penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan persiapan seperti: Mempersiapkan
(60)
menyiapkan lembar kuisioner dan mempersiapkan soal tes akhir
siklus I. Pada siklus I, peneliti melakukan penelitian yang
berfokus pada menyelesaikan volume kubus.
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1.Guru menanyakan kabar siswa
2.Guru melakukan presensi
3.Guru menyampaikan tujuan pelajaran (Karakteristik PMRI
1)
b. Kegiatan Inti
1. Guru menanyakan pengetahuan siswa mengenai bangun
kubus.
Eksplorasi
1. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus yang
telah disediakan oleh guru dan mengutarakan hasil
identifikasi kepada teman-teman kelompoknya.
(Karakteristik PMRI 2)
Elaborasi
1. Siswa mencoba menemukan rumus volume kubus dengan
berdasarkan sifat dan bentuk bangun kubus. (Karakteristik
PMRI 3)
2. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada
(61)
Konfirmasi
1. Guru memberikan soal latihan bagi siswa untuk melihat
pemahaman materi yang dipelajari.
2. Guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan
perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. (Karakteristik PMRI 5)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan kedua
a. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan presensi
2. Guru memberikan kontrak belajar
3. Guru menyampaikan tujuan pelajaran (Karakteristik PMRI
1)
b. Kegiatan Inti
1. Guru menanyakan kembali materi volume kubus yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
1. Siswa membahas kembali mengenai rumus volume kubus
(62)
Elaborasi
1. Siswa mencoba mengerjakan soal-soal yang berkaitan
dengan volume kubus di dalam kelompok.
2. Guru mengajak siswa untuk menemukan contoh
benda-benda di sekitar lingkungan yang berbentuk kubus.
3. Guru memberikan beberapa contoh benda kongkret yang
berbentuk kubus. (Karakteristik PMRI 2)
4. Siswa mencari volume dari bangun kubus yang telah
diberikan oleh guru. (Karakteristik PMRI 3)
Konfirmasi
1. Setelah menemukan volume benda, guru mengarahkan
siswa untuk kembali pada posisi individu.
2. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka kepada
teman-temannya di depan kelas. (Karakteristik PMRI 4)
3. Guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan
perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa.
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. (Karakteristik PMRI 5)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
3) Observasi
Observasi ini dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk
(63)
di kelas. Yang diamati oleh peneliti adalah minat siswa selama
mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan melakukan observasi,
peneliti mendapatkan bahan untuk melakukan kegiatan refleksi.
4) Refleksi
Setelah melakukan kegiatan observasi, peneliti
melakukan refleksi siklus I. Hasil dari siklus I lalu dibandingkan
dengan kondisi awal. Setelah dibandingkan, barulah peneliti
dapat menentukan kegiatan selanjutnya, apakah penelitian
dilanjutkan ke siklus II.
b) Siklus II
1) Perencanaan
Sebelum melakukan atau memulai penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan persiapan seperti: Mempersiapkan
silabus dan RPP, menyiapkan media, menyiapkan LKS,
menyiapkan lembar kuisioner dan mempersiapkan soal tes akhir
siklus I. Pada siklus I, peneliti melakukan penelitian yang
berfokus pada menyelesaikan volume kubus.
2) Pelaksanaan
Pertemuan pertama
a. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan presensi
2. Guru memberikan kontrak belajar
3. Guru menyampaikan tujuan pelajaran (Karakteristik PMRI
(64)
b. Kegiatan Inti
2. Guru menanyakan pengetahuan siswa mengenai bangun
balok.
3. Guru menghubungkan pengetahuan siswa mengenai
volume bangun kubus dengan volume bangun balok yang
akan dipelajari.
Eksplorasi
1. Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok yang
telah disediakan oleh guru dan mengutarakan hasil
identifikasi kepada teman-teman kelompoknya.
(Karakteristik PMRI 2)
Elaborasi
1. Guru membagikan beberapa buah bangun kubus pada
setiap kelompok.
2. Siswa mencoba menyusun bangun kubus menjadi bangun
balok.
3. Siswa mencoba menemukan rumus volume balok
berdasarkan pengamatan dari sifat dan bentuk bangun balok
yang telah disusun. (Karakteristik PMRI 3)
Konfirmasi
1. Guru dan siswa melakukan perbaikan konsep mengenai
volume balok.
2. Guru memberikan soal latihan bagi siswa mengenai volume
(65)
3. Guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan
perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa.
(Karakteristik PMRI 4)
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. (Karakteristik PMRI 5)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
Pertemuan kedua
a. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan presensi
2. Guru memberikan kontrak belajar
3. Guru menyampaikan tujuan pelajaran (Karakteristik PMRI
1)
b. Kegiatan Inti
1. Guru menanyakan kembali materi volume balok yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
1. Siswa membahas kembali mengenai rumus volume balok di
dalam kelompok.
Elaborasi
1. Guru mengajak siswa untuk menemukan contoh
benda-benda di sekitar lingkungan yang berbentuk kubus.
(66)
2. Masing-masing siswa mencari volume dari bangun yang
mereka bawa pada lebar kertas yang dibagikan oleh guru.
(Karakteristik PMRI 3)
Konfirmasi
1. Setelah menemukan volume benda, Siswa
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka kepada
teman-temannya di depan kelas.
2. Guru dan siswa bersama-sama melakukan konfirmasi dan
perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa.
(Karakteristik PMRI 4)
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. (Karakteristik PMRI 5)
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai proses
pembelajaran yang telah berlangsung.
3) Observasi
Observasi ini dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk
mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi selama pembelajaran
di kelas. Yang diamati oleh peneliti adalah minat siswa selama
mengikuti pembelajaran di kelas yang berlangsung selama siklus
II. Dengan melakukan observasi, peneliti mendapatkan bahan
(67)
4) Refleksi
Setelah melakukan kegiatan observasi, peneliti melakukan
refleksi siklus II. Hasil dari siklus II lalu dibandingkan dengan
kondisi awal dan hasil dari siklus I. Setelah dibandingkan, barulah
peneliti dapat menentukan kegiatan selanjutnya, apakah penelitian
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
4. Pengamatan / Observasi
Pada tahap pengamatan ini, peneliti mengamati kegiatan siswa
dan mencatat kegiatan-kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan
tahap tindakan. Hal yang diamati oleh peneliti adalah hasil atau
dampak dari pelaksanaan tindakan yaitu, meliputi: minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika sesuai dengan indikator minat,
dan interaksi siswa dalam kegiatan belajar siswa di dalam kelas.
Peneliti menuliskan hasil pengamatan secara anekdot. Selain itu,
peneliti juga menggunakan kamera untuk dijadikan bukti bahwa
peneliti telah melakukan penelitian. Pengamatan dilakukan dengan
bantuan guru dan teman peneliti.
5) Refleksi
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah refleksi. Pada tahap
ini, dilaksanakan analisis dan penyimpulan hasil observasi terhadap
proses dan hasil pembelajaran. Refleksi digunakan untuk
mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan keberhasilan siswa dalam
(68)
tentang prestasi belajar siswa dan minat siswa dalam mengerjakan soal
yang berkaitan dengan volume bangun ruang kemudian merancang
atau memodifikasi tindakan berikutnya sebagai dasar perbaikan pada
siklus selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari tes, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Uraian teknik pengumpulan
data yaitu:
1. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran (Taniredja & Mustafidah, 2011: 50). Tes diberikan kepada
siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika materi
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume pada siklus 1 dan
2. Pemberian tes yang berupa butir soal sejumlah 20 butir dilakukan pada
akhir siklus. Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah data kuantitatif
karena berupa nilai angka.
2. Non Tes
a) Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
(69)
atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi
dengan masalah (Wiratmaja, 2007: 117). Teknik wawancara dibagi
menjadi 2 bagian yaitu wawancara langsung dan tidak langsung.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung. Wawancara
langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara
pewawancara dan orang yang diwawancarai tanpa melalui perantara.
Peneliti menggunakan teknik wawancara langsung karena peneliti
berhadapan dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
narasumber. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara
langsung.
b) Kuisioner
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya adalah kuisioner.
Sugiyono (2010:199) Kuisioner merupakan teknik pengumpulandata
yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti
menyebar kuisioner untuk memperoleh hasil minat siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Kuisioner ini terdapat 40 pernyataan
yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan apa yang siswa alami
dengan melingkari salah satu angka antara 1 hingga 5.
c) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
denagn alat observasi tentang hal-hal yang akan damati dan diteliti
(1)
menyampaikan pendapat dalam diskusi? mau menyampaikan
pendapat ketika diberi tugas diskusi.
17 Apakah siswa mau membantu teman lain yang mengalami kesulitan belajar?
Mereka mau membantu, namun terkadang masih sering ada kekeliruan. 18 Bagaimanakah siswa bekerjasama
dengan kelompok?
Didalam kelompok lebih sering ramai dan kurang berfokus pada tujuan diskusi. 19 Bagaimanakah ketika siswa maju ke
depan mengerjakan tugas?
Awalnya tidak mau, dan harus dipaksa dulu supaya mau maju.
20 Bagaimana siswa dalam mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari guru?
Mereka sering nyeletuk, dan kadang guru juga kurang memahami maksud yang ditanyakan.
(2)
Lampiran 16
Foto-foto
Pelaksanaan
Penelitian
(3)
(4)
(5)
(6)
CURRICULUM VITAE
Parmaditya Surya Hadikusuma lahir di Tangeb, 3 Maret
1994. Putra dari pasangan suami istri Antonius Parmo dan
Agata Ni Wayan Suryani. Tahun 1998 – 1999 menempuh
pendidikan Taman Kanak – kanak di TKK Thomas
Aquino. Tahun 1999 – 2006 menempuh pendidikan
Sekolah Dasar di SDK Thomas Aquino. Tahun 2006 –
2009 menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPK Thomas
Aquino. Tahun 2009 – 2012 melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAK
Thomas Aquino. Pada tahun 2012 Melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan
di Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,