Penghulu Sebagai Simbol Kerajaan Islam

2. Penghulu Sebagai Simbol Kerajaan Islam

Sebagian besar komunitas keraton sebagai penganut agama Islam, namun bersifat sinkretik denagn istilah agami Jawi atau Kejawen. 18 Agama Islam

sinkretik merupakan agama Islam yang bercampur dengan keyakinan dari konsep- konsep Hindu-Budha yang cenderung kearah mistik, serta unsurr-unsur yang

berasal dari zaman pra Hindu. 19

Ciri kerajaan Islam dapat dilihat dari adanya jabatan Penghulu dan Abdi Dalem Ulama dalam birokrasi kerajaan. Namun pada perilaku dan sikap keagamaan masyarakatnya menampakkan sifat Islam sinkretik, dimana kehidupan keagamaan masyarakat keraton tidak lepas dari pengaruh budaya dan kepercayaan pra Islam.

17 Sahid Wibowo Apriyanto, “Peradilan Kriminal di Surakarta Masa Revolusi Fisik 1945- 1949”, Skripsi, (Surakarta, UNS Press, 2009). Hlm. 25-26.

18 Darsiti Soeratman, Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939, (Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia, 2000), hlm. 337.

19 Nur Lufika Muhiba, “Peranan Penghulu Mangkunegaran Pada Masa

Pemerintahan Mangkunegara VII Tahun 1916-1944 ”, Skripsi, (Surakarta, UNS Press, 2008), hlm. 59.

commit to user

Ulama datang ke masjid di dalam kedaton untuk membaca Al- Qur‟an. 20 Pada

awalnya lembaga pengadilan kerajaan dijalankan di serambi masjid pada hari tertentu. Pengadilan ini mempunyai hak mengadili semua perkara sipil (perdata) dan perkara pidana. Pemimpin dari pengadilan ini yakni penghulu yang

mempunyai gelar Kanjeng Kyai Mas Penghulu Tafsir Anom Adiningrat . 21 Penghulu keraton merupakan golongan rohaniawan yang membantu raja dalam mengambil keputusan di Pengadilan Surambi 22 . Jumlah Penghulu dan

anggotanya ini diangkat dan ditentukan sendiri oleh Sunan. Lain halnya dengan pejabat-pejabat istana yang lain. Namun secara umum para pejabat di lembaga pemerintahan Kasunanan Surakarta, termasuk para pejabat di pengadilan Surambi harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Tedhakan Pranatan Dalem Pranatan Dalem tuwin Serat Warna-warni Tumrap Nagari Surakarta sebagai berikut:

1. Berkepandaian cukup;

2. Berwajah menarik;

3. Baik budi pekertinya;

4. Tekun dalam bekerja;

5. Tidak senang berjudi;

6. Tidak senang nyeret (tidak memakai candu);

20 Darsiti Soeratman, Op.cit hlm 340.

21 Pada tahun 1903 gelar pemimpin pengadilan ini diganti dengan Abdi Dalem Wadana yang gelarnya lebih rendah dari penghulu.

22 Pengadilan Surambi : pengadilan yang dilaksanakan di serambi Masjid Agung setiap hari Senin dan Kamis.

commit to user

8. Tidak senang minum-minuman keras dan

9. Tidak cacat jasmani dan rohani. Syarat-syarat khusus pengangkatan pejabat pemerintah kraton Kasunanan Surakarta sangat bergantung pada pertimbangan-pertimbangan pribadi para

penguasa yang berwenang. 23 Sedangkan syarat-syarat khusus lainnya dan yang

paling menentukan datang dari pihak Kumpeni. Syarat untuk menjadi pejabat pemerintah di Kasunanan Surakarta, meskipun bukan untuk menjadi pegawai Kumpeni, orang tersebut harus mempunyai loyalitas terhadap Kumpeni. Data pribadi calon pejabat-pejabat pemerintah Kasunanan Surakarta harus diserahkan dulu kepada Residen untuk mendapatkan persetujuan. Apabila Residen setuju terhadap calon yang diajukan, maka orang tersebut dapat diangkat menjadi pejabat pemerintahan, tapi sebaliknya Residen tidak menyetujuinya, maka harus dibatalkan.

Tradisi Jawa membagi dua tahap untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan di Kasunanan Surakarta. Dengan konsep Ascribed status, seseorang

dapat melakukan nyuwita dan magang 24 . Nyuwita merupakan suatu usaha untuk

mendapatkan pendidikan dengan cara mengabdi dengan salah satu keluarga yang kedudukannya lebih tinggi (bangsawan). Sedangkan magang adalah membantu di lembaga pemerintahan untuk mendapatkan keterampilan professional. Setelah

23 Soemarsaid moertono, Negara dan Usaha Bina Negara di Jawa Masa Lampau, Studi Tentang Masa Mataram II, Abad XVI Sampai XIX, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm.129.

24 Ibid, hlm.111.

commit to user

dicalonkan untuk menjadi pejabat di lembaga pemerintahan. Abdi Dalem Penghulu Hakim sebagai pemimpin pengadilan Pradhatadalem di Kasunanan berkewajiban menikahkan serta mengurus perkara nikah, perceraian, wasiyat dan perkara yang naik banding ke pengadilan Surambi. Dalam menyelesaikan perkara-perkara tersebut, Penghulu Hakim dibantu oleh Ketib. Dalam menjatuhkan vonis harus mendapat persetujuan Kanjeng Adipati dan Residen. Abdi Dalem Penghulu Hakim wajib menikahkan langsung para putra Sentana dan juga Abdi Dalem Bupati Wedana Kaliwon. Jika yang menikah adalah anak dari Sentana Dalem maka dinikahkan di dalam keraton, sedangkan para cucu dari Sentana Dalem dinikahkan di rumah orang tua mereka masing-masing atau sesuai dengan perintah raja, untuk Abdi Dalem Boepati-Wedana Kaliwon dan Abdi Dalem Militer dinikahkan di rumah mereka masing-masing.

Abdi Dalem Penghulu Naib bertugas seperti Penghulu Hakim, bedanya Penghulu Naib tidak menjadi pemimpin dalam pengadilan dan tidak mengurusi perkara rujuk, dan perkara yang tidak dapat diselesaikan dilaporkan ke

pengadilandhalem Surambi dan dilaporkan tiap satu bulan sekali. 25 Jalannya mekanisme perceraian bagi Abdi Dalem Rangga serta bawahannya sampai Abdi Dalem Jajar dan para masyarakat serta Abdi Dalem Onder-Ajudan dan bawahannya jika ingin menceraikan isterinya tidak harus menggunakan surat cerai yang ditanda tangani atau dicap serta diperiksa oleh Abdi Dalem Polisi, tetapi mereka harus bertemu langsung dengan Penghulu atau

25 Bundel Tentang Kenaiban, Koleksi Reksapustaka.

commit to user

perceraian, sedangkan untuk Putra Sentana, Bupati Wedana Kaliwon sampai dengan Demang, dan para petinggi militer sampai Letnan Dua itu tidak perlu datang sendiri ke Penghulu atau Naib, mereka bisa menyuruh bawahan untuk menyerahkan surat perceraian guna ditanda tangani atau dicap oleh Abdi Dalem

Penghulu atau Naib. 26

Abdi Dalem Penghulu atau Naib bila menikahkan atau menceraikan sama halnya seperti Chatin dan Chatinah dalam menyunati, ditulis dalam buku laporan yang dijadikan satu.

Kerajaan yang bercorak Islam di tandai dengan pendirian masjid-masjid keraton, membuka sekolah-sekolah agama dan madrasah, melakukan kegiatan- kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah, menjalankan rukun Islsm, melakukan upacara-upacara tradisi keagamaan yang bercampur dengan tradisi keraton.

Seorang ulama tidak hanya di pandang sebagai orang yang memiliki pengetahuan tentang agama saja, ataupun hanya seorang penghulu yang bertugas dalam menjalankan urusan tentang agama baik di lingkungan pemerintahan ataupun di masjid saja, tetapi ulama juga dipercaya sebagai pemimpin masyarakat.