Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa komposit karet alammonmorillonite dengan PEG 0,01 mol memiliki nilai modulus young yang optimum yaitu 0,46 MPa.
Sedangkan pada komposit tanpa filler, komposit filler MMT dan komposit filler MMT dengan PEG 0,03 mol memiliki nilai modulus young sebesar 0,30; 0,35;
0,35 MPa. Hal tersebut menunjukkan bahwa komposit filler MMT dengan PEG 0,01 mol merupakan komposit yang baik karena memiliki nilai modulus young
yang optimum. Tabel 4.4 Kekuatan Tarik, Modulus Young, dan Perpanjangan Pada Saat Putus
dari Komposit Karet AlamOrganomontmorillonit Dengan PEG
4.5 Analisis Degradasi Termal dengan TGA
Analisis degradasi termal dilakukan dengan menggunakn instrumen TGA SDT Q600 Seri 0600-1473, dengan kecepatan aliran gas nitrogen sebesar 100 mlmenit
dan kenaikan temperatur 20
o
Cmenit. Hasil analisis degradasi termal menggunakan TGA untuk komposit karet alamorganomonmorillonite dengan
PEG pemodifikasi permukaan dapat dilihat padaGambar 4.6 dan tabel 4.5. Stress
MPa Strain at Break
Modulus Young MPa
Komposit Tanpa Filler
4,36 37,47
0,30 Komposit
MMT 5,84
32,99 0,35
Komposit MMT+PEG
0,01 mol 3,82
23,08 0,46
Komposit MMT+PEG
0,03 mol 2,48
22,64 0,35
Gambar 4.6 Kurva Suhu vs Massa dari Komposit Karet AlamOrganomonmorillonite 0,01; 0,03 mol; dan karet alam
tanpa filler
Tabel 4.5 Hasil Analisis TGA dari Komposit Karet AlamOrganomonmorillonite dengan PEG Pemodifikasi Organik
Temperatur Awal
Degradasi
o
C Temperatur
Puncak Degradasi
o
C Persen Residu
Komosit MMT+PEG 0,01 mol
35,83 367,85
10,31 Komposit MMT+PEG
0,03 mol 35,84
365,22 11,33
Komposit tanpa filler 35,29
368,36 7,31
Pada hasil kurva tersebut dapat terlihat bahwa karet alam dapat terdegradasi pada suhu 600
o
C. Pada komposit karet alam 0,01 mol memiliki kurva TGA yang hampir mendekati dengan kurva 0,03 mol, sedangkan pada komposit karet alam
tanpa filler memiliki nilai kurva yang rendah. Hal ini terlihat pada residu yang didapatkan pada komposit karet alam tanpa filler sebesar 7,31 lebih kecil
dibandingkan residu komposit karet alam 0,01 dan 0,03 mol yaitu sebesar 10,31 dan 11,33 .
4.6 Analisis Sifat Morfologi Menggunakan SEM
Analisis morfologi dengan SEM dilakukan untuk mengamati permukaan dari komposit karet alamorganomontmorillonite dengan PEG. Gambar 4.7 berikut
merupakan hasil analisis SEM terhadap komposit karet alamorganomontmorillonite dengan PEG 0,01 mol sebagai hasil uji tarik paling
optimum, sedangkan gambar 4.8 merupakan hasil analisis SEM terhadap komposit karet alam tanpa filler.
Gambar 4.7 Hasil Analisis SEM Karet AlamOrganomonmorillonite dengan PEG 0.01 mol.
Pada gambar 4.7 menunjukkan permukaannya rata dan tidak ada rongga di permukaan, hal ini mengindikasikan bahwa antara campuran bahan yang
digunakan untuk membuat komposit karet alamorganomontmorillonite dengan PEG 0,01 mol dapat berinteraksi dengan baik dan menghasilkan campuran yang
homogen.
Gambar 4.8 Hasil Analisis SEM Karet Alam Tanpa Filler Pada gambar 4.8 menunjukkan permukaan dari komposit karet alam yang tidak
rata dan adanya rongga di permukaan, hal ini mengindikasikan bahwa karet alam tanpa filler tidak dapat berinteraksi dengan baik.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN