Emisi Gas Rumah Kaca Pada Lahan Gambut

dan sebagian berbentuk plato dataran luas di pegunungan dan sebagian berbentuk perbukitan dan di beberapa tempat terdapat cekungan-cekungan yang membentuk danau-danau dan lahan gambut. Wilayah yang berupa cekungan baik berupa danau, persawahan dan lahan gambut berfungsi sebagai penyimpan air. Oleh karena itu wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi sebagian hulu- hulu sungai besar.

3.4 Kondisi Biotik Wilayah

Sebagian besar penutupan vegetasi berupa kawasan hutan 68 baik berupa hutan produksi dan hutan lindung, belum termasuk hutan rakyat. Jenis utama pohon baik secara alam maupun hasil penanaman adalah jenis Pinus merkusii. Jenis ini memang jenis asli Sumatera dan kadang-kadang dijumpai pada ketinggian 1000-1600 m dpl. Batang pohon ini di habitat alamnya dapat mencapai diameter satu meter, lebih besar dari pohon-pohon hasil penanaman. Di sekitar Danau Toba pohon ini ditanam pada tahun 1927 Alphen de Veer. 1953. Sedangkan jenis pohon yang sekarang banyak ditanam baik kawasan hutan produksi maupun hutan rakyat melalui sistem PIR adalah jenis Eucalyptus alba. Jenis pohon berumur pendek ini ditanam untuk keperluan industri pulp dan kertas PT. TPL. Jenis tumbuhan semak yang telah lama dipelajari oleh Janzen 1973 di daerah pegunungan Sumatera dalam kaitannya dengan kabakaran hutan adalah jenis Vaccinium dan Hypericum. Jenis semak Vaccinium merupakan jenis yang dominan pula di lahan gambut Kabupaten Humbang Hasundutan. Setelah kebakaran tunas-tunas dari kedua jenis tersebut terus tumbuh pada pangkal batang tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Secara rata-rata tunas-tunas ini tumbuh kurang dari 50 cm selama tiga tahun. Tiga tahun setelah kebakaran batang kayu tidak menunjukkan membusuk. Hal ini disebabkan karena suhu yang rendah, sedikitnya pengurai dan tingginya kelembaban tanah yang tidak pernah manjadi cukup panas untuk mendukung kehidupan mikroorganisme pengurai. Pada sub-sektor kehutanan, berdasarkan fungsi kawasan hutan, kawasan hutan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2004 tercatat seluas 159.392 ha atau mencapai 68 dari luas Kabupaten Humbang Hasundutan, yang terdiri dari hutan produksi seluas 84.540 ha dan hutan lindung seluas 74.852 ha. Berdasarkan penyebarannya kawasan hutan tersebut terdapat di sembilan kecamatan dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan yang tidak mempunyai hutan adalah Kecamatan Tarabintang. Kecamatan yang mempunyai kawasan hutan terluas adalah Kecamatan Parlilitan seluas 61.490 ha 37.590 ha hutan produksi dan 23.900 ha hutan lindung. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Peternakan dart Perikanan Kebupaten Humbang Hasundutan 2004 produksi hasil hutan terdiri dari : log kayu Eucalyptus alba PT. TPL 17.403,25 m 3 ; log kayu rakyat campuran 82.370,05 m 3 ; kayu pinus hutan rakyat 45.366,58 m 3 dan hasil hutan ikutan berupa rotan 100 ton dan getah pinus 66,50 ton.

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lingkungan IPB, analisis bahan bakar dilakukan di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan IPB, serta analisis karbon dilakukan di Laboratorium Terpadu IPB.

4.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompas, GPS Global Positioning System Garmin 60CSx, bor gambut, ring contoh, phi band, paranggolok, meteran, timbangan, timbangan analitik, kamera serta perlengkapan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel tanaman, tanah gambut, tali rafia, kertas koran, ring sampel, alkohol 70, kantong plastik 2 kg, kertas label, amplop, sealed plastic untuk menyimpan sampel, serta tally sheet.

4.3 Jenis Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer : data yang diperoleh langsung dari kegiatan di lapangan yaitu jenis dan potensi vegetasi pada lahan gambut bekas terbakar, sifat fisik dan kimia tanah serta kandungan karbon. b. Data sekunder : kondisi umum lokasi penelitian meliputi luas dan lokasi, aksesibilitas, kondisi fisik, cuaca suhu, kelembaban dan curah hujan, biotik wilayah, serta kejadian kebakaran.

4.4 Survey Lokasi Penelitian

Survey pendahuluan lokasi penelitian dilakukan pada Bulan April 2010, yang bertujuan untuk menentukan lokasi pembuatan petak contoh dan pengambilan sampel penelitian. Pada kegiatan tersebut dilakukan pengamatan terhadap kondisi vegetasi pada lahan gambut bekas terbakar.

4.5 Pengukuran Luas Lahan

Penentuan luas lahan dilakukan dengan menggunakan GPS Global Positioning System dan pita meteran melalui perekaman titik deliniasi sesuai dengan bentuk bentang lahan yang ada di lapangan.

4.6 Pembuatan Petak Contoh

Petak yang digunakan untuk penelitian adalah petak lahan gambut bekas pembakaran dan galian. Pembuatan petak ini sesuai dengan prosedur analisis vegetasi Soerianegara dan Indrawan. 2008 yaitu dilakukan dengan metode jalur berpetak. Jalur yang dibuat sebanyak 5 jalur dengan jumlah plot sebanyak 45 plot. Pengukuran dilakukan pada petak ukuran 2 m x 2 m Gambar 4. Pemilihan petak berukuran 2 m x 2 m dikarenakan pada lokasi penelitian didominasi oleh tumbuhan bawah. Arah Kompas 20 m Gambar 4. Desain petak penelitian Keterangan : a. Sub-petak ukuran 2 m x 2 m untuk analisis vegetasi tumbuhan bawah,serasah dan nekromasa b. Sub-petak ukuran 5 m x 5 m untuk analisis vegetasi tingkat pancang c. Sub-petak ukuran 10 m x 10 m untuk analisis vegetasi tingkat tiang d. Petak ukuran 20 m x 20 m d 20 m c b a