Kajian Penelitian Yang Relevan Kerangka Berpikir

Volume sebuah balok . Jika panjang balok dan lebar balok , tentukan tinggi balok tersebut Nuharini, 2008: 215. Penyelesaian : Diketahui: Panjang balok = , lebar balok = , dan Volume balok . Ditanya: Tinggi balok. Penyelesaian: tinggi balok = Volume balok = = = = Jadi, tinggi balok tersebut adalah .

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian oleh Fitriyani 2011 yang berjudul “Keefektifan Model Creative Problem Solving CPS dan Model Discovery Learning Berbantuan Media Compact DiskCd Pembelajaran serta Lembar Kerja Siswa Lks terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Fungsi Kuadrat Kelas X Semester I SMA YASIHA GUBUG Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 20112012” diperoleh hasil rata-rata kelas yang menerapkan Discovery Learning = 76,475 sedangkan rata-rata kelas kontrol = 69,43. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Discovery Learning lebih efektif dibandingkan dengan konvensional. Hasil penelitian Hendra Erik Rudyanto 2013 tentang Model Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik Bermuatan Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Kesimpulan yang diperoleh bahwa pembelajaran model discovery learning dengan pendekatan saintifik bermuatan karakter dinyatakan efektif, karena adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian Liya Susanti 2012 tentang Pembelajaran berbasis Origami untuk Meningkatkan Visualisasi Spasial dan Kemampuan Geometri Siswa SMP diperoleh hasil rata-rata siswa pada paper folding test mengalami peningkatan yaitu pada yang pada awalnya 71 menjadi 76. Dan hasil rata-rata siswa pada assessment tool mengalami peningkatan yang awalnya 42,92 menjadi 78,54. Sehingga didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis origami dapat meningkatkan visualisasi spasial dan kemampuan geometri siswa. Berdasarkan referensi penelitian yang sudah dilakukan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang keefektifan model Discovery Learning berbantuan prakarya origami terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII. Penelitian ini bermaksud untuk membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa selama mengikuti pembelajaran matematika.

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah hasil belajar kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII yang masih kurang maksimal pada materi bangun ruang sisi datar. Sebagian besar kemampuan pemecahan masalah siswa dalam suatu kelas belum dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal. Hal itu dikarenakan materi bangun ruang sisi datar menuntut pendalaman yang kuat dari siswa untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. Selain itu, alasan lain yang menjadi penyebab masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa adalah pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat. Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah siswa cenderung pasif, mengutamakan drill dan mekanistik, berpusat pada guru teacher oriented, chalk and talk. Guru sebagai salah satu pusat dalam proses pembelajaran di kelas masih memandang bahwa belajar adalah suatu proses transfer ilmu pengetahuan transfer of knowledge dari pengajar kepada siswa. untuk mendukung berjalannya proses transfer ilmu pengetahuan diperlukan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas jadi segar dan kondusif yang dikarenakan siswa dapat melibarkan kemampuannya semaksimal mungkin. Dalam hal ini, pemilihan model pembelajaran sangat penting selama proses pembelajaran. Model yang dapat dijadikan alternatif untuk kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII materi bangun ruang sisi datar adalah model Discovery Learning. Model Discovery Learning dapat mengasah kemampuan pemecahan masalah karena siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar untuk menemukan ide-ide sendiri dan menurunkan konsep oleh mereka sendiri, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Di samping penerapan model pembelajaran yang sesuai, dukungan media pembelajaran juga diperlukan. Salah satu media pembelajaran yang dapat mendukung pembelajaran adalah media fisik berupa origami. Media ini dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep-konsep dalam materi yang akan diajarkan. Dalam penerapan model Discovery Learning peneliti menggunakan media origami agar dapat mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi untuk belajar lebih giat. Pembelajaran matematika dengan penerapan model Discovery Learning juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif secara visual, oral, listening, writing, drawing, motor, mental, dan emotional, serta lebih memahami konsep-konsep dalam bangun ruang sisi datar, sehingga siswa dapat memahami dan mudah untuk mengerjakan soal-soal pemecahan masalah yang mengakibatkan ketuntasan belajar secara klasikal. Prakarya origami berguna untuk membantu siswa memeberikan gambaran visual dari konsep bangun ruang. Selain itu, prakarya origami melatih motorik siswa dan melalui prakarya origami siswa juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya, dan membentuk model dimana siswa dapat merasakan pengalaman sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih memahami konsep yang didapat serta dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya.

2.4 Hipotesis