Analisis Keuntungan Analisis Produksi dan Keuntungan 1. Analisis Produksi

51 X 3 : Jumlah pakan Kg X 4 : Jumlah pupuk Kg X 5 : Jumlah pestisida Liter X 6 : Jumlah penggunaan solar atau bensin Liter Dm 1 : Variabel Dummy untuk Kelompok Sumber Modal Sendiri KSM I m 1 Dm 2 : Variabel Dummy untuk Kelompok Sumber Modal Ponggawa KSM II m 2 Dm 3 : Variabel Dummy untuk kombinasi Kelompok Sumber Modal Bank dan Modal Sendiri KSM III m 3 a i : Koefisien Regresi 1 : Variabel Stokhastik Secara ilmu ukur, ilustrasi persamaan 4. 10 dapat diasumsikan tanda parameter dugaannya adalah a 1 , a 2 , a 3 , a 4 , a 5 , a 6 0, dan diharapkan m 1 ,m 2 , m 3 0. Koefisien dummy tersebut mendalilkan bahwa fungsi KSM I, II dan III dalam hubungannya dengan variabel input lain mempunyai kemiringan yang sama tetapi intersep yang berbeda. Dengan perkataan lain, diasumsikan bahwa tingkat rata- rata masing-masing sumber modal berbeda tetapi tingkat perubahan rata-rata produksi yang diakibatkan oleh input produksi lain adalah sama untuk ketiga jenis sumber modal pembiayaan.

2. Analisis Keuntungan

Perhitungan keuntungan masing-masing petambak diestimasi menggunakan rumus umum keuntungan, yaitu pendapatan dikurangi total biaya yang dikeluarkan. Secara usahatani perhitungan keuntungan mencakup biaya 52 dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan, sehingga formulasi rumus umum keuntungannya ialah: = TR – TC .................................................................................. 4. 6 atau: = V y . f X i ; Z j - i m i i X Vx =1 - FC ............................................. 4. 7 dimana: : Keuntungan Rp TR : Total Revenue Rp TC : Total Cost Rp V y : Harga output udang Rp V xi : Harga variabel input Rp X i : Input variabel i = tenaga kerja, benur, pakan, pupuk, pestisida, dan bahan bakar solar atau bensin FC : Fixed Cost atau biaya tetap Rp Berdasarkan persamaan keuntungan 4.7 dapat diperoleh persamaan keuntungan jangka pendek short run profit yakni dengan menganggap hanya input variabel saja yang mempengaruhi keuntungan, maksudnya luas lahan tidak mempengaruhi besarnya keuntungan karena petanipetambak dapat meningkatkan keuntungan dengan memanipulasi harga dari variabel masukan produksi saja. Input tetap dianggap sebagai “sunk-cost”, yaitu biaya yang telah dikeluarkan sebelum keputusan untuk menjalankan produksi. Dengan demikian, maka persamaan 4.7 dapat dituliskan sebagai berikut: jp = V y . f X i ; Z j - i m i i X Vx =1 .................................................... 4. 8 53 dimana: jp : Keuntungan jangka pendek Rp Perhitungan keuntungan pada persamaan 4. 8, memakai konsep dasar fungsi Cobb-Douglas karena dipakai variabel input secara fisik. Hal ini, akan terjadinya multicollinearity antar variabel-variabel penjelas sangat mungkin sehingga untuk menghindarinya, Mc. Fadden 1971 mengembangkan konsep produksi Cobb-Douglas kedalam “fungsi keuntungan”, yaitu dipakainya harga- harga input variabel dibagi dengan harga output. Fungsi keuntungan Cobb- Douglas dipergunakan untuk mengetahui hubungan antar input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga dari input produksi Soekartawi, 2003. Berdasarkan prinsip untuk memperoleh keuntungan maksimum, yaitu Marginal Value Product MVP sama dengan Marginal Factor Cost MFC, maka turunan parsial dari persamaan keuntungan 4. 13 dapat diperoleh: V y . i i i i Vx X Z X f = ∂ ∂ , ................................................................ 4. 9 Dengan mendefinisikan vi’ = Vy Vx i yaitu suatu harga input variabel yang dinormalkan dibagi dengan harga output, maka akan digunakan untuk menentukan model persamaan dari fungsi keuntungan. Model persamaan dari fungsi keuntungan dalam bentuk logaritma natural untuk keuntungan jangka pendek tersebut, ialah: Ln = ln C + c 1 ln v 1 ’ + c 2 ln v 2 ’ + c 3 ln v 3 ’ + c 4 ln v 4 ’ + c 5 ln v 5 ’ + c 6 ln v 6 ’ + m 1 Dm 1 + m 2 Dm 2 + m 3 Dm 3 54 + 2 µ ............................................................................... 4. 10 dimana: : Keuntungan yang telah dinormalisasikan dengan harga output per unit UOP C : Intersep V 1 ’ : Upah untuk penyediaan tenaga kerja yang telah dinormalisasikan RpJam V 2 ’ : Harga benur yang telah dinormalisasikan RpEkor V 3 ’ : Harga pakan yang telah dinormalisasikan RpKg V 4 ’ : Harga pupuk yang telah dinormalisasikan RpKg V 5 ’ : Harga pestisida yang telah dinormalisasikan RpLiter V 6 ’ : Harga solar atau bensin yang telah dinormalisasikan RpLiter Dm 1 : Variabel Dummy untuk Kelompok Sumber Modal Sendiri KSM I m 1 Dm 2 : Variabel Dummy untuk Kelompok Sumber Modal Ponggawa KSM II m 2 Dm 3 : Variabel Dummy untuk kombinasi Kelompok Sumber Modal Bank dan Modal Sendiri KSM III m 3 ci : Koefisien Regresi 2 : Variabel Stokhastik Koefisien dummy diasumsikan lebih dari nol, ini mendalilkan bahwa fungsi KSM II, III dan IV dalam hubungannya dengan variabel input lain mempunyai kemiringan yang sama tetapi intersep yang berbeda. Dengan perkataan lain, diasumsikan bahwa tingkat rata-rata masing-masing kelompok 55 sumber modal berbeda tetapi tingkat perubahan rata-rata keuntungan yang diakibatkan oleh biaya input produksi lain adalah sama untuk keempat KSM. Adapun dummy indikatornya dari kelompok sumber modal bergulir, diduga berpengaruh secara nyata terhadap KSM lainnya. Aplikasi dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas pada persamaan 4.10 adalah bahwa harga variabel faktor produksi tenaga kerja, benur, pakan, pupuk, pestisida, solar atau bensin mempunyai hubungan negatif dengan keuntungan, sedangkan faktor produksi tetap luas lahan mempunyai hubungan positif. Ini artinya, makin tinggi harga yang dikeluarkan untuk membeli input produksi, maka keuntungan yang akan diterima semakin kecil. Sebaliknya bila luas lahan garapan menaik, maka keuntungan semakin tinggi.

3. Penggunaan Input Optimal