dan kesimpulan
yang menunjukkan
hubungan fakta konsep teori dari dua
sumber atau lebih yang tidak bertentangan;mengembangka
n interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan
dari konsep teori pendapat yang berbeda dari berbagai
jenis sumber.
Mengkomunika sikan
menyajikan laporan
dalam bentuk bagan, diagram, atau
grafik; menyusun
laporan tertulis;
dan menyajikan
laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
menyajikan hasil kajian dari mengamati sampai menalar
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media
dan lain-lain .
2.1.2 Interaksi Interpersonal
Pembelajaran merupakan dialog interaktif antara guru dan siswa melalui proses organik dan konstruktif Suprijono, 2010. Dialog interaktif ini terjadi
karena adanya suatu komunikasi. Menurut Iriantara 2014, dalam konteks pembelajaran, komunikasi yang efektif itu dapat dimaknai sebagai terbangunnya
pemahaman. Komunikasi bukanlah soal apa yang dikatakan secara verbal dan nonverbal, melainkan soal apa yang dipahami. Tujuan komunikasi pembelajaran
bukan hanya membangun pemahaman pada diri siswa, tetapi dapat juga bersifat
inspirasional, motivasional, dan dapat pula persuasif.
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Tanpa adanya komunikasi antara guru dan siswa yang baik, maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai. Komunikasi merupakan proses interaksi antara guru dan siswa di dalam menyampaikan informasi dan pesan yang dapat berupa
informasi baru, tanggapan, pertanyaan atas jawaban ataupun umpan balik. Tanpa komunikasi yang baik antara guru dan murid proses mengajar belajar tidak akan
berjalan dengan efektif Nasution, 2011.
Proses berbagi informasi akan berlangsung dengan baik bila antara guru dan siswa atau siswa satu dengan siswa lain ada keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima dengan penuh perhatian, rasa hormat, sikap positif, pengakuan dan pembagian fungsi komunikasi yang berimbang. Pemberian umpan
balik berupa tanggapan yang deskriptif bukan evaluasi. Tanggapan ini tidak bersifat menghakimi, memberi stimulus dan pengalaman belajar yang dapat
menimbulkan rasa nyaman, terbebas dari rasa takut membuat kesalahan akan meningkatkan motivasi belajar bagi siswa dan motivasi mengajar bagi guru Lily
Napitupulu, 2013. Myers Martin 2006 meringkaskan kesimpulan hasil-hasil penelitian
berkenaan dengan interaksi interpersonal dan kredibilitas guru yang menunjukkan guru yang dipersepsi memiliki interaksi interpersonal dan kredibilitas tinggi akan
dipersepsi sebagai guru efektif. Selain itu, siswa yang mempersepsi gurunya memiliki interaksi interpersonal dan kredibilitas tinggi akan lebih termotivasi
untuk belajar dibandingkan siswa yang mempersepsi gurunya memiliki interaksi interpersonal dan kredibilitas rendah. Dari segi hasil pembelajaran, siswa yang
mempersepsi gurunya memiliki interaksi interpersonal dan kredibilitas tinggi lebih tinggi hasil pembelajarannya secara kognitif dan afektif dibandingkan siswa
yang memersepsi gurunya memiliki interaksi interpersonal dan kredibilitas rendah. Siswa yang memersepsi gurunya baik juga kemungkinan besar akan
menyarankan teman-temannya untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan guru tersebut, dibandingkan siswa yang memersepsi gurunya memiliki interaksi
interpersonal dan kredibilitas. Siswa tersebut juga akan lebih berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas dibandingkan siswa yang memersepsi gurunya memiliki
interaksi interpersonal dan kredibilitas rendah. Menurut Khine Atputhsahamy dalam Cetin et al. 2014, interaksi
antara guru dan siswa secara alami dan persepsi keduanya merupakan faktor penting yang mempengaruhi banyak aspek dalam lingkungan pembelajaran.
Interaksi antara guru dan siswa dianggap sebagai penengah dalam hubungan antara karakteristik pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa. Faktor yang
ikut mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu soal hubungan antara guru dan siswa. Hubungan antara guru dan siswa di dalam proses pembelajaran merupakan faktor
yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru
dan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka tidak akan mencapai suatu hasil yang diinginkan Sardiman, 2005. Dengan menekankan pada hasil
belajar, yang pada dasarnya merupakan tujuan pembelajaran, maka fokus untuk memperbaiki komunikasi kemudian bertumpu pada diri guru sebagai komunikator
utama dan bahan ajar sebagai isi dalam komunikasi pembelajaran Iriantara, 2014.
Karakteristik beberapa siswa, kelas dan guru diasosiasikan dengan pandangan siswa terhadap guru mereka. Diantaranya adalah jenis kelamin guru
dan siswa, status sosial ekonomi siswa, perilaku di sekolah dan prestasi, umur, pengalaman guru, mata pelajaran yang diajarkan Fisher et al., 2006. Pandangan
siswa terhadap guru mereka inilah yang memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan lingkungan belajar dengan iklim positif untuk meningkatkan hasil
belajar siswanya. Selain itu, interaksi yang terjalin antara guru dan siswa juga berhubungan dengan perilaku siswa dan pencapaian siswa di sekolah Brok et al.,
2010. Oleh karena itu, guru dalam hal ini dituntut harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Pola komunikasi antara guru dan siswa adalah pola
komunikasi yang terjadi antar pribadi atau interpersonal communication. Interaksi interpersonal antara guru dan siswa secara luas dapat dipelajari
dengan model interaksi interpersonal guru Model of Interpersonal Teacher BehaviorMITB. Model ini dikembangkan oleh Wubbles pada tahun 1985. MITB
ini dikembangkan berdasar penelitian yang dilakukan Timothy Leary 1957 tentang diagnosis kepribadian interpersonal. Karakter interaksi interpersonal dapat
digambarkan dengan diagram yang terdiri dari delapan kuadran yang dipetakan dalam dua dimensi yaitu dimensi proximity kedekatan mengacu pada kedekatan
dan kebersahabatan guru dan dimensi influence pengaruh yang mewakili penguasaan dan pengaturan guru terhadap siswa Opdenakker et al., 2011.
Setiap kuadran dari struktur koordinat mewakili setiap segmen karakter. Kuadran-kuadran tersebut digambarkan dalam Gambar Diagram 2.1 berikut.
Dari diagram model yang terdapat pada Gambar 2.1 juga dapat dijelaskan penjelasan masing-masing dari delapan karakter. Sebagai contoh adalah dua
sektor pada kuadran pertama Dominance-Cooperation yang disebut leadership DC-mengindikasikan karakter guru yang menguasai kelas dan cukup kooperatif
dan helpingfriendly CD- mengindikasikan bahwa tingkat kooperatif tinggi dan cukup menguasai kelas. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing
karakter beserta contoh karakternya yang terdapat di dalam Tabel 2.2 berikut. Gambar 2.1 Model of Interpersonal Teacher BehaviorMITB
Wubbels Brekelmans, 2005
Tabel 2.2 Delapan Karakter Guru Berdasarkan Sektor-sektor dari MITB
Label Karakter
Contoh karakter
DC Leadership
pemimpin Pandai mengatur, memberi petunjuk, mengatur
tugas-tugas, menentukan prosedur, mengetahui apa
yang terjadi,
menyediakan struktur,
menjelaskan, menyampaikan tujuan dengan jelas, menguasai kelas.
CD Helpfullfriendly
bersahabat Dapat menjadi teman,menunjukkan ketertarikan
perhatian, mampu
membuat candaan,
memberikan inspirasi dan dapat dipercaya. CS
Understanding pengertian
Mendengarkan dengan perhatian, menunjukkan empati, sabar, dapat dipercaya, terbuka dan
toleran, mencari jalan untuk menyelesaikan perbedaan.
SC Student
freedom memberi
kebebasan siswa Membebaskan kerja sendiri, toleran, membiarkan
murid untuk mendapatkan yang selayaknya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanggungjawab terhadap aktivitasnya sendiri.
SO Uncertain
berubah-ubah Ragu-ragu dan malu-malu, pemaaf.
OS Dissatisfied
tidak memuaskan Menentang, kritis, terlihat tidak bahagia dan suka
murung.
OD Admonishing
penegur Mudah marah, tajam, menjengkelkan, suka
melarang, menegur, menghukum. DO
Strict disiplin Sering mengekang, mengecek, menghakimi,
menuntut diam, membuat peraturan, memberikan tes yang berat.
Berdasar pada Model of Interpersonal Teacher BehaviorMITB, Wubbels et al., 1985 mengembangkan Questionnaire on Teacher Interaction QTI untuk
memetakan pandangan siswa dan guru terhadap karakter interpersonal guru. Menggunakan data dari kelas di Belanda dan Amerika, terdapat delapan tipe
berbeda dari profil guru yaitu memerintah, berwenang, toleranberwenang, tidak yakintoleran, tidak yakinagresif, membanting, dan menekan Cetin, et al., 2014.
Tipe pemimpin, bersahabat, dan pengertian adalah karakter sewajarnya dominan
bertujuan untuk mengontrol, pengaruh tinggi pada karakter guru tetapi berbeda dari guru yang berwenang pada derajat dominansinya. Yang paling sedikit adalah
sektor kooperatif yaitu represifmenekan dan tidak yakin-represif, dan guru yang menekan menjadi paling dominan dari semua delapan tipe Wei et al., 2009.
Suka memerintah, suka berwenang, toleran, dan toleran-suka berwenang adalah tipe yang biasanya paling banyak ditemukan pada profil para guru Maulana et al.,
2011. Questionnaire on Teacher Interaction QTI didesain berdasarkan model
dua dimensi Leari dan delapan sektor untuk memetakan hubungan antara guru dan siswa. Versi asli dikembangkan di Belanda pada tahun 1980an dengan 77 item.
Kemudian ada sebuah versi Amerika yang dikembangkan dengan 68 item. Berkembang pula QTI versi Australia dengan 48 item sehingga lebih praktis dan
ekonomis. Semua item di QTI dibagi menjadi delapan yang didasarkan pada delapan karakter guru. Instrumen ini juga telah diterjemahkan dalam berbagai
bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis, Swedia, Norwegia, Sapanyol, Mandarin, Cina Singapura, dan Indonesia Wubbels Brekelmans, 2005. Pada penelitian
ini menggunakan QTI versi Australia yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. QTI tipe Australia yang terdiri dari 48 pertanyaan memiliki lima skala
respon. Lima skala dalam tiap pertanyaan untuk menjawab pertanyaan dengan skala respon tidak pernah 1, hampir tidak pernah 2, netral 3, hampir selalu
4, dan selalu 5 Fisher et al., 1995.
2.1.3 Hasil Belajar