pelaksanaannya, diantaranya
perencanaan, penerapan
dan evaluasirefleksi.
2.4.6 Pendekatan Ilmiah Scientific Appoach
Kurikulum 2013 sangat identik dengan pendekatan ilmiah scientific appoach. Kemendikbud 2013, mengemukakan pendekatan
ilmiah scientific appoach merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Lebih lanjut Kemendikbud
2013: 4 menyatakan bahwa:
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan
ilmiah scientific
appoach dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah
ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ilmiah scientific approach merupakan suatu
pendekatan yang mengarahkan pembelajaran pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang didasarkan pada tahapan mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
2.4.7 Penilaian Autentik
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pembelajaran adalah penilaian autentik. Dalam kurikulum 2013 penilaian yang
dipakai adalah penilaian autentik. Nurgiyantoro 2011: 23 menyatakan
bahwa penilaian autentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya
di dunia nyata dan di sekolah. Selanjutnya Kemendikbud 2013: 240 mengemukakan bahwa asesmen autentik adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Menurut Komalasari 2010: 148 menambahkan bahwa dalam suatu proses pembelajaran, penilaian autentik mengukur, memonitor,
dan menilai semua aspek hasil belajar yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor, baik yang tampak sebagai hasil akhir
dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas dan perolehan belajar. Menurut Kunandar
2010: 38 terdapat beberapa ciri-ciri dari penilaian autentik, diantaranya sebagai berikut:
a. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan
hasil atau produk. b.
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
c. Menggunakan berbagai cara.
d. Tes hanya salah satu alat pengumpul hasil penilaian.
e. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa setiap hari. f.
Penilaian harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan
kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi yang dimilikinya di dunia nyata yang meliputi penilaian
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.